VIII

114 13 3
                                    

Dzaky segera masuk ke dalam kamar, tujuannya untuk memanggil Alan.

"Lan"

"Hmmm"

"Keluar woi"

"Bentaaaar"

"Cepetan"

Alan membuka pintu kamar mandi.

"Apaan sih?"

"Sini"

Dzaky menarik tangan Alan menuju balkon, tempat mereka duduk beberapa saat yang lalu.

"Apa sih?"

"Itu siapa?" Dzaky menunjuk kebawah.

"Mana?"

"Eh?"

Alan kehilangan wanita itu, Qiara.

"Itu mama gue. Lupa ingatan lo? Kampret emang. Udah ngabisin banyak makanan malah lupa sama yang kasih makan"

"Gue muntahin nih"

"Ayo. Gue mau lihat"

"Yaelah bro. Santuy. Becanda. Nanti kalau laper lagi gimana?"

Alan tak menjawab. Dia masuk ke kamarnya. Dzaky mengikuti dari belakang.

"Lo lihat siapa sih dibawah?"

"Nanti deh. Kalau lihat lagi gue kasih tahu"

"Eh. Si Raya gimana?"

"Belum ada ngabarin gue. Bingung gue"

"Makanya jomblo aja kayak gue. Tenang"

"Elo mah jomblo bukan karena mau tenang, tapi karena gak laku aja"

"Enak aja lo"

Alan melempar bantal kearah Dzaky.

Dzaky menyambut bantal tersebut, lalu mengambil posisi untuk tidur.

"Udah ah Lan. Gue mau tidur dulu"

"Cupu. Baru jam 11"

"Ck. Seraah"

"Beneran mau tidur ni?"

"Hmm"

__

Pagi ini sedikit mendung, udara terasa lebih dingin. Keadaan ini sangat mendukung untuk tetap melanjutkan tidur saja dibanding berkegiatan.

Jika saja Arni- mama Alan tak menggedor heboh pintu kamar anak tunggalnya itu, mungkin Dzaky dan juga Alan masih menutup rapat kedua matanya.

Seusai bersiap, mereka berdua menuju meja makan untuk menyantap sarapan. Setelahnya, menuju ke mobil Alan.

"Dzak, lo yang bawa deh. Masih ngantuk gue"

"Gue juga. Suruh mobilnya jalan sendiri aja"

"Ck. Buruan. Ntar telat"

"Iya iya. Yang numpang nurut aja"

"Gak usah baper-baperan gitu lo"

"Gue ngambek ni"

"Gak peduli"

Pada akhirnya, Dzaky menuruti keinginan Alan, mengingat tadi malam dirinya memejamkan mata terlebih dahulu.

__

Sementara ditempat lain diwaktu yang lebih pagi, Qiara yang telah sangat terbiasa hidup teratur bangun pagi seperti biasanya, kemudian melakukan kegiatan yang juga dilakukannya di pagi-pagi lainnya. Memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumahnya. Qiara memang sosok yang bisa terbilang cukup rajin dan mandiri tentunya, kecuali menyingkirkan dedaunan gugur di pekarangan rumahnya.

PetrichorWhere stories live. Discover now