OTY 48. Can We....?

Start from the beginning
                                    

"Ngomong-ngomong, boleh kutanya sesuatu."

"Iya, kak."

Januar meletakkan laptop di pangkuannya ke atas meja lalu menatap Yerisha.

"Apa keinginan terbesarmu?"

"Sebenarnya aku ingin karyaku dibaca banyak orang. Tapi ada hal lain yang kuinginkan."

"Apa itu?" Januar terlihat tertarik mendengar pernyataan Yerisha.

"Aku ingin berkeliling dunia lalu menuliskan kisah perjalanan dalam sebuah buku."

"Wah bagaimana kita bisa sehati, Yer?" Mata Januar berbinar. Tak menyangka selain dengan mudah nyambung saat mengobrol dengan Yerisha, rupanya mereka memiliki cita-cita yang sama.

"Kakak juga pengen keliling dunia dan menuliskan perjalanan kakak dalam sebuah buku?" Yerisha sama terkejutnya dengan Januar.

"Ya. Sudah lama aku merencanakannya. Semenjak SMA."

"Hah? Kok sama." Yerisha ingat betul saat ia menonton acara di televisi, ia ingin sekali suatu saat bisa mengunjungi tempat-tempat itu.

"Really? Wah kita sehati rupanya."

"Sepertinya begitu, kak."

Januar terkekeh, merasa semakin nyaman berada di dekat Yerisha. "Apa mungkin kita juga berjodoh ya, Yerisha?"

Kalimat yang diucapkan Januar membuat tubuh Yerisha kaku, di dalam hati dia sibuk berperang dengan perasaannya.

Okay, mungkin ucapan Januar hanya candaan. Pasti itu.



"Yerisha, bagaimana kalau kita keliling dunia berdua? As a couple?"



Wait? Apa? Sebagai pasangan? Mungkin maksud Januar sebagai teman perjalanan. Pasti itu.


"Maksud kak Januar..."











***

"Siapa dia?" tanya Saelin yang bertemu dengan Januar Wijaya ketika pemuda itu berpamitan di depan rumah dengan Yerisha dan mamanya.

"Kak Januar, kakak kelasku dulu."

"Ohhhhhh," gumam Saelin menyerahkan sekotak martabak kesukaan Yerisha yang diterima dengan senang hati oleh gadis itu.

"Kak Januar bantuin aku ngereview naskah terbaruku. Dan banyak mengoreksi kesalahan yang kubuat. Ah kak Januar juga memberi tips menulis yang menurutku tak ternilai dengan apapun." Yerisha terlihat sangat senang dan berbinar ceria tiap menceritakan soal Januar Wijaya.

"Hmmmmm hanya membantu? Nggak ada niat lain?"

"Saelin, apa maksudmu sih?"

"Enggak, cuma bagaimana ya—" Saelin tak menemukan kata yang tepat untuk menunjukkan isi hatinya. Kalau dia bilang tatapan Januar pada Yerisha bukan sekedar tatapan senior pada juniornya, lebih dari itu.

Setelah Luke terbitlah Januar. Hhhh, apa kak Ode dan Yerisha tak ditakdirkan bersama ya?

"Heh, Saelin kamu belum jawab pertanyaanku."

Saelin menggeleng dengan cepat. "Enggak. Lupakan saja omonganku barusan. Jadi kita mau nonton drama apa nih?" Saelin sengaja bertanya untuk mengalihkan pembicaraan. Kedatangannya ke tempat Yerisha adalah untuk menonton drama bersama, membantu Yerisha menulis cerita romance dengan apik.

"Hmmm apa ya? Descendants of the sun?" Yerisha menyecrol artikel rekomendasi drama Korea romantis yang disukai semua orang.

"Oke deh."

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now