「intro」

8.3K 601 406
                                    

"Lucu ya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Lucu ya?."

"Kamu yang berulah, tapi aku yang merasa paling salah dan paling berdosa."

"Kamu egois."

"Kamu licik."

"Kamu serakah."

Jemari tremor itu bergerak menuju foto di dalam album fushia dalam pangkuan. Mengagumi paras figuratif yang terpampang apik di dalam foto tersebut.

Baritonnya parau, sebab terlalu lama menahan diri untuk tidak meraung.

"Puas kamu?"

"Kamu sengaja, kan? Sengaja ngelakuin ini supaya aku ngerasain sakit yang sama."

"Kamu mau bunuh aku perlahan?"






Dedahan tangis menguar setelahnya. Tangisan pilu sesosok jiwa yang terus meronta disisi nestapa.

Melviano Juanda.

Jejaka yang kehilangan rumah, dipaksa bertahan ditengah hiruk-pikuk perasaan.

Di usapnya lembaran foto perlahan, seakan takut jika usapan yang ia lakoni dapat memicu goresan diatas wajah ayu gadisnya.

Atensinya beralih terpaku pada vas bunga yang telah bersemayam apik tiga batang bunga Marigold didalamnya. Namun, puspa itu seakan memantik sebuah kobaran intuisi bersarang ribang. Sehingga, menjadi pemicu munculnya amarah dan sesal yang mampu menginvasi diri seketika.




Seharusnya lima tahun mampu membuatnya berpaling, tidak melulu terkungkung pada selongsong peristiwa pilu yang berpusat pada sang gadis.

Seharusnya dari dulu ia menyimpan dan mengagungkan kaktus saja.

Marigold, bunga yang paling disukai oleh gadisnya.

Karena gadis itu telah berujar jika jiwanya berada disana, ia dan Marigold adalah dua hal yang takkan pernah di pisahkan. Terlalu klise namun berkapabilitas menjadi melankolis.








Kita sudah menjumpa di bulan oktober tahun kelima tanpa sosok wanodya yang ia kasihi. Gadis itu berhasil jika ingin membuat Melvin untuk tidak pernah melupakan dosa yang pernah ia perbuat.

Kunci terberatnya hanya pada penyesalan.

Melvin tidak lagi sanggup, ia mencapai batasnya dalam menjalani kehidupan dengan bayang-bayang yang penuh dengan rasa sesal.

Bunga Oktober.

Tapi ... di bulan Oktober menjadi hari yang paling ia syukuri karena sang wanita telah lahir di dunia.

Oktober pula yang menjadikan pertemuan pertama dengan gadisnya.

Oktober pula yang menjadikan kebiasaannya untuk meniup lilin tiap lima tahun belakangan seorang diri.

Dan Oktober pula yang menjadi bulan terakhir pertemuan dengan gadisnya.

Bulan Oktober,

Lima tahun yang lalu.

Can I? - Mark Lee✓Where stories live. Discover now