6.

2K 205 163
                                    

"Kemana Tenn pergi, ini tidak seperti biasanya" Gaku melangkahkan kakinya tanpa henti, dengan irama yang sama "Ryuu. Tenn hanya ingin pergi ketempat Kujou-san kan? " lelaki berambut abu-abu pucat itu melirik pada lelaki lainnya yang duduk dengan gelisah di ruangan yang sama dengannya.

"Ya. Tidak biasanya Tenn pergi lama tanpa memberitahukan salah satu dari kita" Ryuu menatap layar ponselnya yang tidak memiliki notif apapun, sesekali memutar bola matanya kembali kearah pintu masuk apartemen mereka.

Ryuu tidak mengerti.

Perasaannya tidak enak.

Gaku pun merasakan hal yang sama.

"Gaku. Bisa kau duduk? " Tanya Ryuu kembali mengalihkan perhatiannya.

"Aku tidak bisa, Ryuu. Perasaanku sangat tidak enak" Gaku masih terus menerus melangkah ditempat yang sama, seperti jika ia berhenti rasa gelisahnya akan meningkat dan pikiran negatif kembali muncul pada kepalanya.

"Bukan begitu, Gaku. Bisakah kau temani aku? " Pertanyaan Ryuu membuat Gaku berdiam sesaat dan meliriknya, dilihatnya lelaki yang lebih tua setahun darinya itu memegangi dadanya "Jantungku. Sedari tadi.. Berpacu dengan sangat cepat. Cemasku bertambah.. Kumohon" Pintanya memohon pada Gaku.

Gaku yang sedikit terkejut akan permintaan member satunya grup itu, menatapnya beberapa saat sebelum ia duduk seperti yang Ryuu mau.

"Terima kasih, Gaku" Ryuu tersenyum kecil, walau kecemasan belum terhapus dari wajahnya. "Gaku" Panggilnya kembali saat ia melihat Gaku tetap menggerakan kakinya meski ia duduk. "Kujou-san.. Tidak melakukan sesuatu pada Tenn kan? "
Tubuh Gaku tersentak sedikit "Aku akan menghajarnya jika ia berani. Tenn sudah cukup menderita karenanya dan ia ingin menambahnya lagi? " Gaku melempar ponselnya dari saku celananya ke meja di depannya. Ponselnya menjadi penghalang dirinya untuk duduk nyaman di sofa.

Ryuu menganggukan kepala pelan "Kau benar. Kita akan melindungi Tenn" Ia lalu terlihat memikirkan hal lain. Gaku menghela nafas "Apa yang kau pikirkan, Ryuu. Katakanlah"

"Hum? " Ryuu mengangkat kepalanya yang tertunduk "Apa menurutmu, harusnya kita memberitahu Riku-kun apa yang terjadi? "

"Ryuu..." Gaku berdecak pelan "Tujuan Tenn menjauhkan Nanase adalah untuk melindunginya. Jika kita memberitahu Nanase, bukankah akan menyia-nyiakan usaha Tenn? " Gaku menjelaskan sembari menyandarkan kepalanya di sofa "Dan.. Kau pikir Nanase adalah orang yang akan berdiam diri jika tahu kakaknya diperlakukan seperti itu? "

Ryuu memijat ujung pelipisnya yang sedikit berdenyut " Kau benar" Ia lalu ikut menyandarkan kepalanya pada sofa "Aku merasa keadaan ini tidak adil untuk mereka"

Gaku menolehkan kepala kearahnya "Aku tahu. Kita bahkan dapat merasakan penderitaan mereka dan aku yakin, member Idolish7 dapat merasakannya juga. Ingat ketika mereka memohon pada kita untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi?" Ryuu menganggukan kepala.

"Aku hampir memberitahu mereka. Wajah mereka penuh akan rasa cemas sama seperti kita. Rasanya tidak enak. Dadamu terasa tertekan dan seakan ada sesuatu dalam perutmu yang membuatmu tidak nyaman" Gaku mengelus perutnya yang terasa seperti itu saat ini.

"Kita hanya dapat mendukung dan menguatkan mereka" Ryuu menepuk bahu Gaku pelan. "Kau benar. Meski mereka jauh. Aku yakin mereka dapat melewatinya"

Are They Twins? ✔Where stories live. Discover now