OTY 45. Arti Herjuno Bagi Yerisha

Start from the beginning
                                    

Kening Luke mengernyit, kepalanya terlampau di penuhi beberapa pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahunya.

"Silahkan, Yer."

"Lu, apa kamu menyukaiku?"

Pertanyaan to the point Yerisha membuat detak jantung Luke lebih cepat dari beberapa menit lalu. Tak menyangka mendapat pertanyaan semacam itu, Luke meraih gelas berisi  es lemon teanya untuk meredakan kegugupannya.

Yerisha memandang Luke, menunggu jawaban cowok itu, menunggunya menjawab pertanyaan yang sebenarnya sulit untuk ia tanyakan. Karena Yerisha takut jawabannya adalah—iya.

"Iya. Aku suka sama kamu, Yer. Boleh kan?"

Jawaban yang paling ditakutkan oleh Yerisha keluar dari bibir Luke, membuat tatapannya menyendu seketika. "Aku nggak berhak melarang orang suka sama aku, Lu."

Garis bibir Luke melengkung ke atas. Jawaban Yerisha membuat detak jantungnya kian tak karuan.

"Tapi, aku nggak bisa membalas perasaanmu, Lu. Maaf—" Yerisha tak berhasil menyelesaikan kalimatnya, terlalu sulit melanjutkan ucapannya. Dia takut menyakiti Luke lebih dalam, penolakan saja sudah cukup sakit, apalagi bila ia menjelaskan alasannya.

Luke adalah temannya sejak kecil, menyakiti pemuda itu hanya akan menghancurkan pertemanan yang sudah terjalin bertahun-tahun.

"Yer, aku sebenarnya nggak mengharapkan balasan perasaan darimu karena aku merasa memang tak memiliki harapan untuk dibalas." Senyum Luke masih mengembang, menyembunyikan perih di hatinya. Walau sudah tahu jawaban Yerisha, tapi tetap saja menyakitkan.

"Aku sadar, Yer. Perasaanku nggak mungkin berbalas. Karena perasaanmu untuk orang lain."

"Bukan begitu, Lu," ucap Yerisha. "Ini bukan masalah perasaanku untuk orang lain. Aku nggak menyukai orang lain. Aku—"

"Herjuno? Bagaimana dengan Herjuno?"

Ketika nama Ode disebut, Yerisha langsung bungkam.

"Sungguh kamu tak memiliki perasaan padanya?"

Yerisha ingin mengelak dengan memberi alasan mereka kakak-adik tapi—bukankah dirinya sendiri yang menolak mengakui Ode sebagai kakaknya.

"Kamu ingin bilang tidak tapi hatimu menolaknya. Bukankah begitu, Yer?" Luke mengajukan pertanyaan yang kian membungkam Yerisha.

"Saat Ode berbicara padaku, memintaku menjadi lelaki yang senantiasa di sisimu, aku sadar diri, Yer sebenarnya aku tak memiliki kesempatan bersamamu. Lelaki yang kamu butuhkan untuk senantiasa di sisimu bukan aku tapi Herjuno."

Pernyataan Luke membuat mata Yerisha terbelalak.

"Sebenarnya kalian saling membutuhkan."

Yerisha tak ada niatan mengelak karena ucapan Luke entah mengapa sangat sesuai. Dia membutuhkan Ode, itu memang benar.

"Orang yang paling kamu butuhkan yang akan menjagamu hanya Herjuno seorang, Yer. Mungkin kalian terlihat saling membutuhkan karena hubungan  rumit kalian sebagai kakak beradik itu tapi aku malah merasa lain."

"Yer, kalau aku boleh memberi saran, coba tanya hatimu. Apa arti Herjuno bagi Yerisha?"

***

Yerisha dikejutkan oleh keberadaan om Andra, papa Ode yang tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Beliau terlihat ragu untuk memencet bel yang berada di pintu gerbang. Yerisha yang selesai membayar ongkos taksi, menghampiri om Andra.

"Om Andra?"

"Hei, Yerisha." Om Andra menyapanya dengan ramah.

"Om nyari Ode ya?" tebak Yerisha.

Om Andra menganggukkan kepala.

"Ode sedang koas di kabupaten lain om. Kebetulan koas di Stase kali ini dia mendapatkan tempat di kabupaten lain."

"Eum kapan dia kembali?"

"Tiap weekend, dia pulang kok, Om."

Entah untuk Minggu ini. Yerisha sendiri sebenarnya nggak yakin Ode akan pulang Minggu ini.

"Oh begitu. Kalau Herjuno pulang, bisa kah om minta tolong kamu untuk memberitahu om?"

Yerisha mengangguk. Dia memang membenci lelaki itu tapi ada urusan yang harus dituntaskan antara lelaki itu dengan Ode.

"Terimakasih, Yerisha. Om pulang dulu."

"Eum om, boleh aku minta tolong juga."

"Ya?"

"Om jangan sakiti Ode ya. Aku mohon. Luka Ode sudah terlalu banyak, tak adil rasanya hatinya terus dilukai seperti itu."

Om Andra terlihat kaget mendengar permintaan Yerisha. Namun beliau dengan cepat menguasai diri lalu mengangguk.

"Yerisha kamu sungguh peduli pada Herjuno ya. Herjuno beruntung memilikimu di sisinya."

"Maksud, om?"

"Herjuno sangat berarti untukmu. Karena itu kamu meminta om untuk tak melukainya lagi. Benarkan Yerisha?"

"Aku tak mengerti maksud om?"

Om Andra buru-buru menggeleng. "Tidak-tidak. Jangan dipikirkan ucapan om barusan."

"Tapi—"

"Tetap berada di sisi Herjuno ya Yerisha... Juno butuh kamu."

Ode membutuhkannya??? Apa maksud om Andra sebenarnya?

Yerisha ingin bertanya lebih lanjut tapi om Andra bergegas masuk ke mobilnya dan meninggalkan dirinya dengan berbagai pertanyaan yang masih mengganjal.

Apa maksud om Andra?

Yerisha bergegas masuk ke dalam rumah sambil memikirkan ucapan om Andra barusan.

Papa dan mamanya pasti masih kerja, hanya ada ART di rumah, beruntung Yerisha membawa kunci cadangan sehingga tak perlu memencet bel untuk meminta bi Lastri membujaksn pintu. Yerisha memutar kunci pintu, lalu mendorong pintu perlahan.

Dia hampir berteriak saat melihat seseorang berada di balik pintu.






"Ode!!!!" pekik Yerisha kaget sekaligus heran Ode berada di rumah. Bukannya harusnya cowok itu sedang di RS di kabupaten lain? Mengapa bisa ada di rumah?

Ode terkekeh. Nampak senang membuat Yerisha kaget, nyaris copot jantungnya.

"Kamu kenapa bisa di sini sih?"

"Nungguin kamu, Yer."

"Hah apa?"

"Aku nungguin kamu, Yerisha."

"Bukannya harusnya kamu di rumah sakit?"

"Iya tapi aku rindu kamu."





Sialnya jantung Yerisha berdetak kencang karena pernyataan Ode barusan.

Ucapan Luke kembali terngiang dalam benaknya.

"Yer, kalau aku boleh memberi saran, coba tanya hatimu. Apa arti Herjuno bagi Yerisha?"

-tbc-

Hanya mau bilang siap-siap aja ^^

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now