#14: Hancur

10.4K 1.9K 106
                                    

⚠️ mention of bruises, fight, accident

Gianjing

vin.
ppppp.
p.
GAVINNN.
ppppppppppp.
p.

p = setan.

YANG BENER, ANJING.
GAWAT INI.

apaan sih?

jangan bucin mulu makanya.
cepet ke sini.
[send a location]

mupeng.

YA ALLAH.
DOSA APA GUE PUNYA TEMEN BEGINI.
CEPETAN KE SINI ASU BUNTUNG.

mau ngapain sih?
gue sibuk.
nggak ada kerjaan banget lo.
pasti mau ngajak gue tongkrongan, 'kan?
nggak mau gue.

cepetan, brengsek.

Gavin mengernyit kebingungan. Dari awal pesan yang dikirimkan Gian padanya, laki-laki itu terlihat aneh dan mencurigakan. Tidak biasanya bersikap seperti demikian. Lantas Gavin bangkit dari sofa dan pergi ke kamarnya. Mengambil jaket kulit berwarna hitam yang seringkali ia pakai saat naik motor. Hampir saja ia lupa kalau kemarin Nata pulang ke kostannya dan belum kembali hingga sekarang. Katanya semalam Haidar meneleponnya berkali-kali sambil menangis. Nata yang merasa tidak tega pun memutuskan untuk menemani Haidar.

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Mungkin Nata masih tidur jadi ia tidak ingin menganggu laki-laki itu. Akhirnya ia melangkah menuju kamar Calvin yang terletak di lantai dua rumahnya, "Cal, gue cabut dulu, ya."

"Nugas lagi?" tanya Calvin.

Gavin menggeleng, "Nggak. Ada urusan bentar. Kalo Jihan bangun langsung kasih susu aja. Udah gue siapin di meja makan tinggal dituang air panasnya sama botolnya jangan lupa dikocok biar susunya nggak ngegumpel di bawah botol. Ntar siangan kayaknya Nata kesini." jawabnya.

Calvin mengangguk, "Ya udah sono. Kalo mampir beliin gue McD dong, hehe."

"Iye," Gavin lalu melangkah pergi ke bagasi rumahnya dan mengemudi motor besar miliknya ke luar dari komplek rumah. Lokasi yang Gian kirimkan padanya cukup jauh dari daerah tempat ia tinggal dan juga terletak di daerah yang lumayan terpencil. Tadinya Gavin ragu, namun ia memilih untuk tetap jalan hingga tiba pada sebuah gudang kosong yang sudah tak terpakai.

Gavin segera memarkirkan motornya. Sejenak matanya menangkap mobil khas milik Gian. Ia lalu mengambil ponsel yang terletak di kantongnya dan menelepon laki-laki itu, "Halo?" sapanya.

"Di mana lo? Udah sampe?"

"Udah. Lo di mana dah? Ini gudang kosong, anjir. Lo ngapain ke sini? Ngajak gue ngepet?"

"Sembarangan congor lo. Udah jalan aja. Nanti ada pintu di deket ban bekas warna item, terus lo buka. Jalan dikit lagi terus belok ke kiri. Nah nanti ada pintu besi," Gian memberi instruksi. Gavin hanya mengikuti apa yang laki-laki itu katakan. Hingga ia tiba di tempat dimana Gian berada. Gavin sontak memutus panggilannya karena terkejut hingga matanya melotot. "Gian, Gilang, Juan ... kalian ngapain di sini? Itu Gilang kenapa lo borgol segala?" tanya Gavin masih tak mengerti apa yang terjadi.

La Victoiré. ✔Where stories live. Discover now