Namun selesai bercerita, Jihoon mendadak teringat akan sesuatu yang paling ingin ia jenguk jika tiba di Korea. "Noona!...di mana aku bisa bertemu dengan Taehyung-Hyung"
Baru beberapa minit Eunha mendedahkan tentang kasus yang menimpa Jimin termasuk pelakunya yang melibatkan Taehyung, tapi kini Jihoon malah menyatakan hasratnya untuk bertemu lelaki itu. Apa Eunha tidak salah dengar?
"Untuk apa? kamu tidak berniat menyerangnya bukan?"
Pertanyaan Eunha dibalas kekehan kecil oleh Jihoon. "Tentu saja tidak, Noona. Aku ingin bertemu dengannya untuk melampiaskan rasa rinduku yang tertahan."
"Lagipula seberapa besar salahnya pada Hyung, aku tidak sepatutnya membencinya begitu drastik karena bagaimanapun selain Noona, dia juga antara orang yang paling sering merawatku dengan baik sewaktu aku masih kecil. Jadi itu tidak adil, bukan"
Sepanjang Jihoon berbicara, Eunha terus memaparkan senyum tulusnya. Mengekspresikan betapa bangganya melihat Jihoon membesar menjadi sosok lelaki yang matang dan berpikir terbuka, tak perduli berhadapan dengan masalah apapun.
Jihoon benar-benar adalah sebuah cerminan untuk sosok Jimin.
-000-
Sudah 2 minggu sejak Sinb dilarikan ke rumah sakit akibat kecelakaan yang menimpa kepalanya sehingga terpaksa disekat di bangsal rumah sakit. Namun selama tempoh itu berlalu kondisi Sinb semakin memulih. Bekas luka yang tersisa pada dahinya juga tidak lagi meninggalkan rasa sakit, tinggal menunggu kulitnya mencantum dan menutupi bekas luka.
Disebabkan itulah tepat hari ini Sinb berkeinginan untuk ke sekolah setelah sekian lama absen. Sesuai dugaan Eunha pasti akan mencegahnya mati-matian tapi beruntung niat murninya mendapat dukungan penuh oleh Paman Jung.
Kini Sinb dengan bersiap, merapikan setiap penampilannya dari puncak kepala hingga hujung kaki. Rambutnya juga turut ia kuncirkan dan hanya membiarkan poninya yang bebas bagi menghalangi bekas lukanya dari terlihat.
"Sinb, kau yakin mahu berangkat sekolah hari ini. Bagaimana kalau kau pitam secara mendadak" Sementara Sinb sibuk merapihkan diri, Eunha malah berceloteh yang tidak-tidak sampai-sampai membuatkan Sinb kewalahan menanggapinya.
"Memang selama aku tinggal di rumah aku pernah pitam meskipun sekali? tidak pernah kan. Jadi tenang saja, Eunha. Aku bakal baik-baik saja"
Berkat kalimat Sinb yang meyakinkan, Eunha pada hujungnya luluh dan berhenti dari terus membicarakannya. Meyakinkan gadis itu sungguh membutuhkan banyak kekuatan dari segi fisik dan mental.
-000-
Disebabkan lumayan lama tidak ke sekolah Sinb jadi sedikit canggung untuk menyapa rakan sekelasnya. Namun beruntung mayoritas siswa di kelasnya sudah tak lagi memandangnya miring setelah kebenaran dari kasus itu kini telah terungkapkan oleh Kepala Sekolah.
Bahkan segelintir siswa-siswa yang pernah mempermainkannya sebelum ini sudah terbuka hati untuk memohon maaf padanya dan mengakui kesalahan mereka.
Kini suasana di kelas jadi semakin meriah dengan kedatangan Sinb, justru siswa-siswa yang selama ini tak diperdulikannya karena dirinya yang terlalu sering dengan Taehyung kini saling berbagi status pertemanan dengannya. Sungguh Sinb tidak menyangka, selain Taehyung ternyata masih banyak siswa-siswi yang begitu berharap untuk berteman dengannya.
Oh iya! Soal Taehyung, di awal pagi lagi Sinb sudah terserempak dengan lelaki itu ketika memasuki kelas. Namun tidak ada sebarang interaksi antara mereka. Posisi bangku Sinb juga dipindahkan supaya bergabung dengan siswi lain sedangkan Taehyung turut berpindah pada pojok bangku paling belakang. Sangat terasing dari siswa-siswi yang lain.
Menyedihkan bukan. Namun itulah posisi yang pantas untuk Taehyung demi keselamatan setiap penghuni sekolah dari menerima nasib yang sama seperti Sinb.
Kring!!
Bel sekolah terdengar berbunyi setelah waktu kelas pertama dan kedua selesai, sekalian itu menandakan sekarang sudah tibanya jam istirahat.
"Sinb, ayo kita berangkat bersama ke kantin" Ajak teman sebangkunya untuk ikut bersama.
Namun Sinb menolaknya halus disebabkan dirinya masih harus mencatat rumus yang dituliskan Sang Guru pada papan hitam. Sebenarnya rumus itu sudah diberikan semenjak 1 minggu lalu, tapi karena Sinb baru masuk sekolah tepat hari ini jadi ia terlewatkannya.
"Baiklah kalau begitu aku berangkat dulu, sampai ketemu"
Teman sebangkunya mula melangkah pergi seraya melambai tangan ke arahnya dan Sinb yang melihatnya turut membalas.
Kini tinggallah Sinb sendirian di dalam kelas itu sambil melanjutkan kegiatannya menyalin rumus hingga selesai.
"Huahh!! Akhirnya" Kini Sinb sudah selesai dengan kegiatannya menyalin rumus, sementara menunggu jam istirahatnya tamat Sinb menyibukkan diri dengan memperbetulkan uratnya, sesekali membuka ponselnya sekadar mengisi waktu.
Aktivitas itu berlangsung sekitar 2 minit sebelum mulutnya spontan terbuka luas akibat kebosanan.
Dipikirannya tiba-tiba terdetik untuk berkeliling, setidaknya untuk mengurangi rasa bosan ini. Lantas Sinb meninggal bangkunya lalu membuka langkah ingin menyusur keluar.
Bugh!!
Akibat terlalu Menerobos hasilnya Sinb malah tertabrak sesuatu dan hampir membuatkan tubuhnya rampung ke tanah.
"Hati-hati..." Beruntung sepasang aluran tangan dengan sigap menampung pinggang rampingnya, hasilnya kontak mata keduanya bertemu.
"Ta-Taehyung?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc....
YOU ARE READING
Error ( Taehyung & Eunha ) END
Teen FictionKim Taehyung, pria yang berpijak di atas muka bumi ini dengan segala kesalahan. Dia telah di tangkap pihak polisi akibat cobaan membunuh temannya. Jika sesuatu saat dirinya sudah bebas dari kurungan ini..apa kehidupannya akan kembali seperti sediak...
Error : Chapter 22
Start from the beginning
