Prolog | By Rafalen

3.1K 397 8
                                    

.
.
.
.

Prolog

Rafalen menatap kosong kearah depan, dengan tanganya  menggenggam sebuah ponsel yang menampilkan email yang dikirim seseorang padanya.

Email yang sudah ia baca berkali-kali tanpa ada kepastian dari sang pengirimnya. Rasanya saat ia membacanya berulang kali , email itu sudah terasa sangat basi karena email itu dikirim dari beberapa bulan yang lalu. Dan sekarang beberapa bulan itu telah berlalu.

'Aku sedang bertugas bersama profesor, tunggu Aku pulang minggu depan'

Omomg kosong

Bahkan sudah selang 2 bulan  dia tak kunjung kembali.

'Sepertinya Aku tidak bisa bermain ponsel lagi, jangan hubungi Aku Len! Tunggu Aku yang akan mengabarimu!'

Namun sudah bulan ke dua dia tidak pernah memberi kabar apapun mengenai dirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengamu?" Rafalen menghembuskan napas gusar. Memikirkan bagaimana nasib dan keadaan kekasihnya itu

Rafalen memejamkan matanya erat, perasaan tak enak  tiba-tiba menyerangnya, Ia merasakan jika telah terjadi sesuatu hal yang buruk dengan pria-nya

"Apa aku harus mencari Dia?"


Ting

Rafalen mendapat satu notifikasi dari aplikasi emailnya. Buru-buru ia segera membuka aplikasi tersebut dan melihat siapa yang mengirimkan email kepadanya.

Begitu ia melihat siapa pengirimnya, Rafalen melebarkan matanya terkejut. Ia dengan cepat segera membuka email itu dan membacanya.

'Aku tidak bisa pulang Len, Aku tidak bisa. Tapi Aku sangat berharap untuk bisa segera keluar dari tempat menggerikan ini '

Rafalen mengernyitkan dahinya tanda tanya.  Ia tidak paham dengan  pesan yang dikirim oleh kekasihnya itu. Lalu Rafalen segera mengetikan sebuah balasan untuknya

'Kau kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi padamu?'

Setelah mengirimkan balasan, Rafalen men-scroll email-email sebelumya yang beberapa bulan lalu sempat kekasihnya itu kirimkan padanya. Mencari email yang dulu pernah ia kirim dan memberitahu mengenai ke beradaannya

'Aku berada ditempat yang gelap, tidak ada cahaya penerang siang maupun malam. Langit tidak tampak, dan oksigen disini sangat minim jika tidak adanya alat bantu'

'Tapi aku baik-baik saja bersama profesor, kamu tidak perlu khawatir'

"Aishh kau sebenarnya ada dimana?" Rafalen bergerak gusar.

"Bahkan emailku Kau belum membalasnya" Rafalen menghela napas pasrah, kemudian ia mematikan ponselnya dan melemparnya asal ke kasur.

"Berada ditempat yang gelap, tidak ada cahaya penerang siang maupun malam. Langit tidak tampak, dan oksigen disana sangat minim jika tidak adanya alat bantu" Rafalen terus bergumam memikirkan dimana tempat yang dimaksud oleh kekasihnya itu. Ia bertekad akan mencari keberadaannya.

"Liao Danyi!"

"Aku janji akan mencarimu!"

Gomawo

AFTER ZA | Find Liao DanyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang