9

496 56 17
                                    

Perjuangan tidak boleh berhenti meskipun tujuan telah terwujud

Perjuangan harus terus ada

Perjuangan harus terus dilakukan untuk melindungi tujuanmu

Dengan begitu tujuan itu akan selalu terjaga

Seperti keluarga

Keluarga juga termasuk dari tujuan hidup di dunia

Jika sudah memiliki keluarga maka kita perlu berjuang bersama untuk menjaga keharmonisan keluarga dengan saling percaya satu sama lain

Hingga kata keluarga tak akan pernah terhapus

----@----

Langkah kaki lemah bersepatu terdengar memenuhi lorong apartemen yang sepi itu. Langkahnya terhenti saat sudah berada di depan pintu warna coklat tua polos. Bunyi pin yang mulai terdengar saat tangan kecil lembutnya menekan beberapa angka di kotak berdominan warna hitam berhasil membuka pintu coklat itu.

Masuk ke dalam apartemen, ia melangkah menuju dapurnya untuk mengambil segelas air putih. Udara malam yang mulai dingin itu tetap berhasil membuat kerongkongannya terasa kering.

Berdiri di ujung dapur, pandangannya terhenti pada satu titik saat melihat sebuah bingkisan yang berada di atas meja. Penasaran dengan apa yang dilihatnya, ia mendekat dan membuka bingkisan tersebut. Garis melengkung jelas tercipta di wajahnya saat mengetahui apa isi bingkisan tersebut.

'Maafkan aku' sebuah note tertempel di dalam bingkisan tersebut.

"Ku kira setelah sekian lama aku pergi, kau telah melupakan ku." Dia mulai mengeluarkan isi bingkisan tersebut. Berjalan menuju rak piring dekat ia berdiri, lalu mengambil piring, sendok, serta pisau yang akan ia gunakan untuk memotong kue itu.

"Apa yang membuatmu tersenyum?" Suara berat pria datang mendekati si pembuka bingkisan tersebut.

"Dia masih mengingat tentang ku." Jawab si pembuka kue yang masih sibuk memotong kue tersebut menjadi beberapa bagian kecil.

"Seorang suami tidak akan pernah melupakan istrinya. Sejauh apapun jaraknya." Lontar pria tersebut pada si pembuka kue yang ternyata seorang istri.

"Maaf, saya tidak tahu jika tuan dan nona muda sudah pulang. Itu tadi sore ada seorang pemuda mengantarkan bingkisan untuk nona muda." Perempuan berumur 20 tahun yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga tersebut datang bergabung dengan mereka.

"Mau saya buatkan minuman tuan dan nona muda?" Tawar perempuan tersebut. "Hmm boleh, sepertinya teh hangat cocok untuk mendampingi kue ini. Tolong buatkan dua gelas teh melati hangat yang kemarin aku beli ya Nara." Ujar perempuan tersebut melangkah keluar dapur dan menuju sofa yang terdapat di ruang tengah. Mendapatkan perintah dari majikannya, Nara segera melakukan perintah tersebut.

"Senang?" Pria tua tersebut ikut berjalan di belakang perempuan tersebut meninggalkan dapur.

"Tentu saja, dia memberikan kue stroberi favoritku. Siapa yang tidak akan senang jika pria yang dicintai memberikan sesuatu yang disuka." Jawab perempuan tersebut sambil duduk di sofa meletakkan sisa kue yang dibawanya di atas meja.

"Jadi kau sudah siap muncul di hadapan Kim Bum dan Ye Joon lagi, Lee Hae Kyung?" Tanya pria tersebut pada perempuan yang diketahui bernama Lee Hae Kyung.

"Tentu saja appa. Aku tidak akan mengulangi kebodohanku untuk kedua kalinya." Lee Hae Kyung, perempuan berusia 28 tahun itu adalah anak angkat dari tuan Park Ki Woong, Ayah dari dua orang perempuan yang dekat dengan Kim Bum yaitu Park Min Young dan Park Min Ji.

This Love Is Our DestinyWhere stories live. Discover now