1

2.3K 131 10
                                    


Dunia sebagain besar adalah lautan.

Begitu pula hatiku yang sebagain besar adalah dirimu.

Tak akan pernah kita bisa melihat ujung dunia.

Begitupula cintaku yang tak akan pernah berujung mencintaimu.

Aku jatuh cinta padamu kemarin, sekarang, dan seterusnya.

----@----

Bunyi denting sendok yang bergesekan dengan piring memenuhi ruang makan. Udara Paris pagi hari ini sangat bersahabat setelah dua hari hujan terus menerus. Seorang pria tua sedang menikmati sarapannya ditemani secangkir teh hijau kesukaanya dari Jepang. Terlalu lama menunggu kehadiran seseorang membuat pria tua itu memutuskan untuk memulai sarapannya. Tiba-tiba bunyi derap langkah kaki berlarian terdengar menuju ruang tersebut.

"Appa mian menunggu lama, aku bangun kesiangan."

"Akhir-akhir ini kamu sering pulang malam. Jam berapa kamu pulang tadi malam So eun?" Tanya pria tua yang sudah menunggu cukup lama kedatangan anak perempuan kesayangannya untuk sarapan bersama. Anak perempuan kesayangannya ini sudah berusia 30 tahun.

"Hmm sekitar jam 11. Appa pesanan bajuku sangat banyak. Jika aku tidak lembur, semua akan telat dari jadwal yang sudah aku buat." Coba So eun menjelaskan alasan setiap pulang malamnya.

"Sesibuk apapun dirimu, kamu harus tetap menjaga kesehatanmu. Appa tidak mau mendengar kamu masuk rumah sakit lagi dengan alasan kelelahan atau kekurangan gizi. Appa menyetujui kamu menjadi desainer Sso, bukan untuk menjadi pelanggan setia rumah sakit."

"Ne appa, aku mengerti"

@@@

So eun mulai sibuk dengan desain yang harus ia selesaikan untuk pesanan minggu depan. Dari pagi ia sudah berada di butiknya bahkan ia belum keluar ruanganya hingga lewat jam makan siang.

"Ssoo Eunnn,...Yak Kim So eun kau melewatkan makan siangmu lagi?" teriak Shin Hye membuka pintu ruangan So Eun tanpa ijin.

Shin Hye adalah sahabat dan asisten So Eun di butik. Mereka berteman semenjak So Eun pindah dan berkuliah di Paris 5 tahun yang lalu. Setelah lulus kuliah, So Eun mengajak Shin Hye untuk membantunya mendirikan butik. Sekarang butik So Eun cukup terkenal di kalangan anak muda di Paris karena memang desain yang ia buat sangatlah cocok untuk anak muda.

"Aaa aku lupa, Shin Hye bisakah kau belikan aku makanan di café depan?" Tanya So Eun yang sadar akan keterlambatan jam makan siangnya.

"Baiklah aku akan belikan dulu, tunggu sebentar." Shin Hye bergegas meninggalan ruangan So Eun. Jika bukan Shin Hye yang mengingatkan dirinya untuk makan maka bisa dipastikan jika ia akan lupa makan dan dijamin dirinya akan menjadi pelanggan setia rumah sakit seperti sebulan yang lalu. Ia harus keluar masuk rumah sakit 8 kali dalam sebulan.

@@@

"Apa Korea? Tidak, appa tidak mengijinkan." Jong Jin menolak keras permintaan So Eun untuk membuka butik disana.

"Waeyo appa? Bukankah Korea tanah kelahiran kita? Apa aku salah membuka butik di sana?." So Eun tidak bisa terima dengan penolakan appanya.

"Sekali appa bilang tidak,tidak Kim So Eun. Banyak resiko jika kamu disana. Kamu tinggal bersama appa saja tidak ada rasa tanggung jawab akan kesehatan dirimu." Ini adalah hal gila menurut Jong Jin untuk mengijinkan So Eun kembali ke Korea. Dia tidak mau luka lama terbuka kembali. Biarkan sakit di luka itu hilang dengan sendirinya meskipun bekasnya akan terus berjejak.

This Love Is Our DestinyWhere stories live. Discover now