"engga apa apa" gumam nya. aku mengangguk pelan, kembali fokus ke arah Farhan.

"Almarhum Putra memang bandel, susah di atur. sama kaya sahabatnya, yaitu Rival" semua murid mulai menoleh ke arah Rival, buru buru aku melepaskan tangannya agar mereka engga omongin karena aku berpegangan dengannya.

"jangan di lepas" bisik Rival.

"mereka ngeliatin anjir!" pekikku kesal.

Rival mengencangkan kaitannya, aku hanya menggerutu. menahan malu akan tatapan murid lainnya.

"jika Almarhum Putra punya kesalahan yang tidak sengaja ataupun tidak  pada kalian, mohon di maafkan agar beliau tenang di surga. dan yang terakhir, saya minta jurusan IPA dan IPS selalu menjaga solidaritas"

"jurusan kita berbeda, tapi kita masih satu sekolah. kalian IPS, kita IPA. berbeda bukan berarti kita harus bermusuhan, maka dari itu kita harus berdamai. jangan pernah ada dinding di antara kita, gimana kalau jurusan IPS ada yang jatuh cinta ke anak jurusan IPA? tapi kedua jurusan itu bermusuhan, ribet kan jadinya?"

Murid murid tertawa mendengar sindiran Farhan. aku memutarkan bola mata malas, Farhan sangat berlebihan!

"oke mungkin segitu saja dari saya mohon maaf bila perkataan saya menyinggung hati kalian, sekian dari saya"

Farhan memberikan mic nya ke pembina siswa, dan kembali ke barisan. Farhan berjalan ke arah Rival dan mereka saling berpelukan. aku tersenyum haru, melihat jurusan IPA dan IPS tidak bermusuhan lagi, mereka saling berdamai, menjalin solidaritas sebagai murid SMA Negeri Satu Bogor.

namun yang sangat paling aku benci, aku akan berpisah dengan teman terdekatku. waktuku hanya beberapa hari lagi di kota ini, setelah nya aku akan ikut Om Akbar.

aku menunduk, bukannya senang mendengar bahwa aku lulus tapi malah sedih.

yaiyalah sedih! aku bakalan pisah sama mereka semua.

"Angel!! akhirnya kita lulus" ucap Tasya yang memelukku tiba tiba.

"ya ampun wajah lo masih aja murung, kenapa sih?"

Aku tersenyum kecil,"engga apa apa"

"gua tau lo inget dia" tebak Tasya.

"jangan bikin gua nangis lagi deh"

"hai tante" sapa Raka padaku.

"tante pala lo peyang"

"anjir!" Raka tertawa kencang. "balik sekolah main ke saras kuy? sumpah makanannya murah murah disana" kata Raka.

"boleh tuh, lo mau kan Ngel?" tanya Tasya.

"g-gua engga bisa" ucapku sebari menggaruk tengkuk leher.

"yah engga asik! harus bisa pokok nya" paksa Tasya

"ada apa nih?" tanya Farhan.

"kepo lo kaya dora" komentar Rival

"suka suka gua lah banci"

"kita mau ke saras" jawab Raka.

"wihh boleh tuh, nanti si Rival yang traktir. deal kaga?" kata Farhan, Rival menjitak kepala Farhan seenak jidat.

IPA VS IPS [END]Where stories live. Discover now