Bab Enam

21 4 0
                                    

"Jacob Willson, kau bisa memanggilku, Jack."

Bias suara lelaki itu selalu terulang di otak nya Yola, bahkan saat hendak menutup mata mencoba untuk tidur, bayangan lelaki bermata biru kelam itu saat tersenyum selalu saja muncul setiap Yola memejamkan mata.

Apa yang salah dengan diriku? Batin Yola terlihat kesal.

Yola termenung sejenak mengingat kejadian di area parkir tadi, mengapa ia tak menyambut jabat tangan Jacob? Ia senang namun hanya saja tak tahu harus bersikap seperti apa.

Tanpa sadar, Yola menggigit bagian dalam bibir nya sendiri hingga mengeluarkan sedikit darah. Kebiasaan gadis itu, ketika ada sesuatu yang membuatnya gugup atau tak tenang, ia akan menggigit apapun tanpa sadar.

Yola mengembuskan nafas nya samar, melirik jam weker di nakas menunjukan pukul 01.17, bahkan sudah larut malam ia masih tak dapat memejamkan mata nya.

"Apakah Cassandra sudah tertidur?" gumam gadis itu, ah tentu saja.

Yola mencoba memejamkan mata nya kembali, bergerak mencari posisi tidur yang enak. Mata nya mulai sedikit memberat, lalu ia tertidur dengan pulasnya.

-----oOo-----

"Selamat pagi, Bob," sapa Jacob dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Ya, selamat pagi, Jack. Apa tidurmu nyenyak?" Bob melirik dengan ekor mata nya, pria tua itu tau kalau Jacob masih dalam mode mengantuk.

"Kupikir tidak juga," sahut Jacob sekenanya.

Bob memberikan segelas coffee dan juga sandwich kepada Jacob, "Terimakasih, Bob. Omong-omong apa kau pergi ketempat Daren Grissham hari ini?"

Bob menggeleng, "Tidak, aku akan dirumah seharian ini. Apa kau ada rencana untuk pergi keluar?" tanya Bob, Jacob mengangkat kedua alis nya dan menghembuskan nafas samar.

"Suhu udara New York sedang tidak bersahabat, hari ini aku akan dirumah bersamamu, Bob," Jacob mengerlingkan mata nya, Bob meraih koran dan kacamata nya.

"Habiskan sarapanmu, aku ada diruang utama jika kau mencariku," Bob melarikan diri sebelum Jacob mengeluarkan candaan yang membuat Bob merasa mual dipagi hari.

Jacob terkekeh pelan, Bobby Willson adalah kakek nya yang tersisa setelah kecelakaan yang menimpa keluarga itu 14 tahun silam yang membuat Jacob kecil kehilangan kedua orang tua nya.

Meski lelaki tua itu sudah berumur hampir 53 tahun, Bob masih terlihat sangat muda dan sehat, dia selalu terlihat bersemangat dan berapi-api.

"Kau bahkan belum mendengar rayuan mautku pagi ini, Bob," seru Jacob.

Mendengar seruan nyaring dari Jacob, Bob mendengus. Bagaimana bisa ia memiliki cucu dengan selera humor yang buruk, tapi Jacob sangat tampan menurut Bob.

Jika saja Bob adalah seorang wanita muda, mungkin saat melihat Jacob ia akan jatuh hati pada pandangan pertama.

Jacob memiliki mata biru yang meneduhkan bila menatap nya, hidung mancung yang selaras dengan garis rahang nya yang begitu tegas. Tone kulit nya yang tidak begitu putih, juga tidak begitu cokelat, Jacob terlihat sangat manly.

"Apa kau sedang memikirkanku, Bob?" Jacob meraih remote control, dan duduk disamping pria tua itu.

"Tolong singkirkan sifat percaya dirimu yang tinggi itu, nak," Bob melanjutkan ritual pagi nya, membaca surat kabar harian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When You Were GoneWhere stories live. Discover now