Menyakitkan

1.3K 171 4
                                    

Maaf sedikit terlambat upload. Aku usahakan bisa satu minggu sekali untuk upload, karena sedikit sibuk dengan kehidupan nyata. Jadi mohon di maklumi.

Happy reading guys.

*

*

Sarawat terlihat berulang kali menguap dalam gendongan Win, berbeda dengan Tine yang sudah tertidur nyenyak di gendongan Bright. Sarawat nempak menggesekkan wajahnya ke bahu Win, untuk mencari titik letak nyaman. Seusai bermain hampir 2 jam dan makan es krim, kedua bocah itu kelelahan dan mengantuk.

"Kalau begitu, kami pamit duluan Phi." Win tampak berpamitan dengan Bright, ingin mendahuluinya.

"Oke,"

Win pun berjalan berlawanan arah dengan Bright, namun baru beberapa langkah sebuah suara menghentikannya. Siapa lagi kalau bukan Bright yang memanggilnya. Win segera membalikkan badannya dan melihat Bright yang malah berjalan kearahnya.

"Hati-hati dijalan little buffalo," tangan Bright yang bebas terangkat dan membelai kepala Win, seperti dulu. Dulu sekali, rasa yang tidak pernah berubah.

Bright tersenyum sebentar kemudian berbalik sambil melambaikan tangannya, tak menghiraukan Win yang sibuk mengatur deru nafas dan detak jantungnya yang berketuk tak beraturan.

Tidak. Seharusnya dia tidak merasakan hal yang sama lagi seperti dulu. Ini tidak boleh terjadi. Sadarlah Win, ungkapan dalam hatinya mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

*

Hari ini Win memutuskan untuk berjalan sore di Lumpini Park bersama anjing chihuahua-nya. Dia sudah cukup lama tidak menikmati indahnya taman hijau dengan danau didalamnya. Matanya seperti terhipnotis untuk sesaat. Mungkin tidak hanya Win saja yang bersemangat, anjingnya juga tampak terlihat lebih antusias dan bersemangat. Anjingnya mencoba untuk terus berlari karena disana juga terdapat beberapa anjing dengan pemilik mereka, seolah anjing-anjing itu ingin berkomunikasi satu sama lain.

"Charlotte, bisakah kau pelan-pelan?" Win mencoba memperingatkan anjingnya yang mencoba kabur untuk kesekian kalinya.

Win memutuskan untuk duduk disalah satu bangku dekat dengan danau, untuk sedikit memanjakan matanya dengan pemandangan langit sore dan sejuknya udara. Namun tidak cukup lama Win bisa menikmati keindahan dan sejuknya udara, karena tiba-tiba tali yang terikat pada Charlotte anjingnya terlepas dari gengamannya dan anjing mungilnya itu lari kabur lebih cepat dari yang dia kira. Win kehilangan anjjingnya.

"Charlotte!" Win meneriakki nama anjjingnya, namun tidak juga menemukannya.

Sudah hampir tiga puluh menit ia mencari anjingnya namun tidak ada tanda-tanda dari anjing mungil itu. Ia berharap ada yang menemukannya dan mengembalikannya.

'DRRTT DRRTT'

Getaran panjang pada saku celananya menandakan ada sebuah panggilan masuk, Win segera melihat siapa yang menghubunginya. Nomor tak dikenal, namun Win tahu siapa pemilik nomor itu tanpa Win harus memberi keterangan nama disana.

"Halo Phi?"

"Apa kau di taman Lumpini?"

"Bagaimana Phi bisa tahu?"

"Dimana posisi mu sekarang? Apakah didekat danau?" Win melihat sekitar, seolah-olah sedang dimata-matai. Ia sedikit takut pada orang diseberang telpon itu. "Win, kau dimana?" tampaknya orang diseberang sedikit kesal karena Win tidak menjawab pertanyaan orang itu. "Woof!"

"Charlotte! Apakah Phi bersamanya?"

Win berlari kearah sesorang yang sedang menggendong anjing mungil. Orang itu terlihat berjalan santai kearah Win.

Veni, Vidi, Vici [BrightWin] ✓Where stories live. Discover now