3. Ungkapkan Perasaan

15 3 0
                                    

Maaf typo masih bertebaran
Happy Reading Semua
*****

Claudiya sudah menunggu Bram di dekat mobilnya. Bram yang melihat Claudiya sudah menunggunya di dekat mobilnya hanya tersenyum saja. Bram menghampiri Claudiya.
"Sudah lama menunggu?"

"Eh-eh, tidak juga. Aku baru sampai juga," jawab Claudiya agak terbata-bata karena terkejut Bram datang tiba-tiba.

"Ayok masuk!" perintahnya kepada Claudiya.

"Iiiyaa," jawab Claudiya masih terbata-bata. Soalnya hari ini terasa sangat aneh sekali dengan sifat Bram.

Di dalam mobil pun Claudiya merasakan ada aura-aura yang aneh menurutnya. Claudiya melirik ke arah Bram. Tapi, tambah melihat ke arah Bram, Claudiya semakin merasakan aura yang tidak menentukan.

"Dok, kita mau ke mana yah?" Claudiya mencoba bertanya kepada Bram. Tapi sayang pertanyaan Claudiya hanya dijawab dengan senyuman oleh Bram. Melihat Bram tersenyum seperti itu Claudiya hanya bisa diam saja.

Mereka sampai di sebuah pakiran dan di sana sudah ada yang menunggu mereka. Claudiya semakin tambah bingung ketika orang tersebut mearahkan kebsebuah pelabuhan.

Claudiya sudah berfikir keras saat ini. Banyak hal negatif yang berterbangan di otaknya.

"Apa Bram akan membuang ku ke laut atau apa Bram akan meninggalkan aku di tengag laut?"
Sibuk dengan pemikiran negatifnya itu. Tiba-tiba ada tangan yang menggenggam jemarinya dan menuntunnya naik kesebuah kapal. Claudiya semakin terhipnotis dengan hal itu. Semua hal negatif yang dia fikirkan tadi, tiba-tiba semua lenyap dalam fikirannya.

"Hati-hati, nanti kamu nyebur," ungkap Bram pelan, tapi masih didengar Claudiya.

"He-eh," Claudiya jadi salah tingkah.
Sekarang mereka sudah di atas kapal yang sepertinya disewa Bram. Bram membawa Claudia berdiri diujung kapal, ketika kapalnya sudah berjalan.

"Dok, kenapa kamu bawa aku ke sini? tanya Claudiya polos.

"Aku mau ceburin kamu, pas kita sudah tiba di tengah nanti," jawab Bram sekenanya.

"Ah, masa iya. Berarti apa yang aku fikirkan dari ternyata benar," sorak Claudiya ketakutan dan mundur beberapa langkah dari Bram.

"Jadi, kamu sudah berfikiran seperti ini dari tadi?" tanya Bram mencoba mendekat.

"Stop Dok!" teriak Claudiya, "aku masih pengen hidup."

Bram hanya tersenyum melihat tingkah Claudiya yang ketakutan dan terus mendekat ke arah Claudiya. Meski, Claudiya mundur ketika Bram mendekat ke arahnya. Ketika Claudiya sudah tidak bisa mundur lagi, sedangkan Bram terus mendekat ke arah Claudiya. Claudiya ingin berteriak, tapi tiba-tiba Bram membawanya ke dalam pelukannya. Otomatis Claudiya tambah kaget dan sekarang bertambah dengan bingung pastinya.

"Dok, ada apa?" tanya Claudiya pelan.

"Pengen peluk kamu, ternyata badanmu pas dalam pelukanku," jawab Bram sekenanya.

"Aku sesak nafas nih," protes Claudiya dan ingin melepaskan pelukan Bram.

"Maaf," jawab Bram ketika pelukannya terlepas.

"Maksudnya?" Claudiya masih tidak mengerti maksud Bram.

"Aku suka peluk kamu?"

"Kamu kenapa peluk aku dan bawa aku ke sini?" Claudiya tidak bicara formal lagi, karena sudah banyak pertanyaan yang ada dalam otaknya.

"Aku bawa kamu ke sini karena aku suka kamu," jawab Bram lagi dan tiba-tiba kapalnya mati.

"Eh, ini kenapa?" teriak Claudiya kaget.

ClaudyaWhere stories live. Discover now