Chapter 49. Our Happy Ending: Happy Birthday, Jungkook

Start from the beginning
                                    

"Ne, Daddy-nya Jihoo," sahut Hwa Young senang.

"Young..."

"Ya?"

"Jangan panggil Daddy."

"Kenapa?"

"Aku jadi ingin memakanmu, kalau kau memanggilku begitu."

Tebak apa yang Jungkook dapatkan setelahnya? Bukan senyuman tersipu atau pekikkan Hwa Young yang malu seperti biasanya. Wanita itu justru memukul Jungkook tak kenal ampun bahkan sampai suaminya itu mengaduh dan memohon pun tidak berhenti. Kehamilannya yang kedua ini membuatnya jadi lebih galak dan berisik penuh ocehan, maklum, calon anak kedua mereka adalah perempuan.

*****

Hari berganti minggu dan perlahan berganti menjadi bulan, terhitung sudah satu bulan lebih terlewat dan kini hari kelahiran anak kedua mereka semakin dekat, tinggal menghitung hari. Susah payah Jungkook membujuk istrinya agar menginap dirumah sakit selama menunggu hari membahagiakan mereka. Namun, Hwa Young bersikeras menolaknya dengan alasan satu buku tebal yang tak mau dilewatkannya.

Padahal, Jungkook akan dengan senang hati membawakan buku-buku yang dibaca Hwa Young ke rumah sakit nantinya, kalau wanita itu mau kesana. Tapi tetap saja ditolak mentah, Hwa Young bilang kalau ia nyaman membacanya di rumah, bersama Jihoo yang sesekali duduk bergabung di area teritorinya di rumah. Masih ingat area itu, kan?

Hwa Young benar-benar menyukainya, hampir setiap hari ia habiskan disana, sekadar berjemur di pagi hari lalu dilanjutkan dengan membaca buku yang belum usai dibaca kemarin, sembari menikmati jahe dan biskuit untuk mengisi perutnya. Ditambah lagi, dengan pemandangan danau buatan dan pohon besar nan rindang yang menyapa mata, atau sekadar duduk sembari memperhatikan Jihoo yang riang gembira bermain bersama Jungkook disana.

Tak jarang pula ia ikut bergabung dengan duduk bersadar pada pohon itu, sesekali tergelak tawa saat Jungkook yang berpura-pura kalah atau Jihoo yang menangis saat jatuh. Atau sekadar membawa buku bacaanya kesana, berganti suasana saat cuacanya cukup hangat menyegarkan dengan angin berhembus yang menerbangkan beberapa helai rambutnya.

Jungkook menyukai itu, Hwa Young terlihat lebih cantik nan anggun di kehamilannya yang kedua, mungkin pengaruh anak perempuan yang sedang dikandungnya.

Ngomong-ngomong tentang anak kedua mereka, Jungkook sama sekali tidak diperbolehan untuk memilih nama. Hwa Young ingin memberi nama untuk anak perempuan mereka dan Jungkook hanya diperbolehkan andil dalam memberi marga didepan nama anaknya. Namun sampai sekarang, Hwa Young tak juga memberitahu siapa nama sang anak, takut kalau Jungkook memprotes tak setuju dengan nama yang sudah ia pilih. Rencananya, ia akan memberitahu Jungkook saat anaknya lahir nanti.

"Jung..."

Jungkook dapat mendengarnya dari dapur, ia sedang membersihkan peralatan makan mereka pagi ini. Ia membalasnya dengan seruan yang cukup keras, "ya? Sebentar lagi aku kesana, Young."

Ia beralih pada anak lelakinya, "Jihoo, coba bantu Appa untuk melihat Eomma." Pun sang anak meninggalkan tempat duduk dan langsung berlari dalam kecepatan tinggi menghampiri sang ibu.

"Jungkook..."

Tunggu, Jungkook menangkap rintihan istrinya setelah itu. Ia mengulang suara Hwa Young kembali dalam otak dan dengan cepat menangkap ada nada kesakitan yang ditahan saat memanggil namanya. Takut tiba-tiba menyergap, membuatnya meninggalkan pekerjaan demi menyusul keatas dengan langkah cepat.

Betapa terkejutnya Jungkook mendapati Hwa Young yang merintih memegangi perutnya. Ditambah dengan Jihoo yang menghampirinya lalu melapor apa yang dirasakan istrinya.

Who Are You?Where stories live. Discover now