2. CILLA TIVANIA

108 10 1
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak ya semuaa

2. CILLA TIVANIA

"tenang saja ini hanya sebagian dari perjuangan besarku" -Cilla Tivania

****

Taman sekolah, satu tempat yang jadi favorit di sekolah ini. Taman yang hanya ada berbagai bunga dan satu pohon mangga di pinggir pagarnya. Bangku panjang berwarna putih yang ada tepat di samping pohon mangga yang rindang itu dihiasi menjadi alas tidur seorang gadis. Ia menatap ke atas melihat langit biru kota Jakarta.

SMA Kasuari hanya sekolah biasa yang terletak di tengah kota Jakarta. SMA dengan berbagai permasalahan warga sekolahnya, entah itu para remaja yang bolos bahkan sampai tawuran. Disamping itu juga prestasi akademik maupun non akademik SMA ini patut diacungi jempol.

Cilla mengusap wajahnya gusar. Kejadian saat di gedung olahraga tadi terus mengganggu pikirannya. Sudah tak terhitung berapa kali Arthur menolak dirinya. Tapi Cilla tetaplah Cilla, si gadis keras kepala.

"CILLA!" suara teriakan seseorang itu langsung membuat Cilla terperanjat dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk tegap.

"ngapain lo disini? Gue udah nyari lo kemana-kenapa tau gak?!" tanya Dita.

Dita Cahyani, siswa kelas XII MIPA 3 yang menjabat sebagai ketua club fotografi di SMA Kasuari.

"nggak tau, lagian lo kenapa nggak nelpon gue aja sih," jawab Cilla cuek.

"nomor lo nggak aktif Cilla," ucap Dita. Ia duduk disamping Cilla sambil fokus pada kamera miliknya.

"massa sih?" Cilla memeriksa ponselnya dan ternyata ponselnya mati kehabisan daya. "pantes aja nggak aktif, hp gue mati rupanya," kekeh Cilla.

"mana foto yang lo ambil?" Dita menatap kamera yang tergantung di leher Cilla.

Sontak Cilla memukul dahinya, ia lupa untuk memotret pertandingan basket tadi. Ia terlalu fokus untuk memperhatikan Arthur yang sibuk bermain basket. Ia gelapan, bagaimana jika Dita tahu soal ini. Ia bisa dijadikan sayur lodeh oleh Dita yang jika sudah marah itu menyeramkan.

Cilla mentap Dita dan tertawa garing. "apa lo ketawa-ketawa," sewot Dita.

"gue lupa Dit," ucap Cilla pelan.

"lupa apaan lo?"

"gue lupa ngambil foto pas pertandingan tadi, soalnya gue terlalu fokus sama Arthur," jelas Cilla sambil terkekeh canggung.

Dita menatap Cilla dengan mata yang melotot. Siapkan nyalimu Cilla

"KOK LO BISA LUPA SIH CILLA!" teriak Dita. Murid lain yang ada di taman langsung menatap mereka dengan pandangan aneh.

Cilla langsung menutup kedua telinganya. Kenapa suara Dita sangat keras seperti ini?. Nggak nyadar padahal Cilla juga cempreng kayak suara cicak kejepit

"aduh Cilla itu kan udah tugas lo buat ditempel di mading, lo gimana sih nggak profesional banget," ucap Dita emosi.

"gue minta maaf Dit, gue janji bakal tetep dapetin foto anak basket yang bagus deh, suer nih asli," ucap Cilla dengan kedua jarinya membentuk peace.

"tapi pertandingannya kan udah selesai, lo gimana sih kalo gini mulu mending gue keluarin lo aja dari club," jelas Dita. Ia berdiri dan meninggalkan Cilla. Namun lengan kanannya dicekal oleh Cilla.

"ADUH ADUH DITA YANG CANTIK MAAFIN CILLA!" rengek Cilla.

"gue janji nggak bakal kayak gitu lagi, tapi tolong jangan keluarin Cilla yak," ucap Cilla dengan puppy eyes andalannya.

ARTHURWhere stories live. Discover now