Tanpa sepatah kata, password Apartemen segera di tekan oleh Seokjin setibanya di depan pintu Apartemennya. Sedangkan Soobin hanya terdiam di belakang Seokjin.

Tilulit

Ceklek

Seokjin membuka pintu tersebut dan di sambut pekikan dari Taehyung dan Hoseok dari dalam. Namun keduanya langsung terdiam ketika atensinya tak sengaja mendapati sosok lelaki lain di belakang Seokjin. Kelima sahabat Seokjin sedikit terkejut dengan presensi Soobin Hyung tertua mereka. Kepalanya sedikit tertunduk malu.

"Hyung, siapa dia?" tanya Jimin.

Kaki Seokjin terus melangkah dan berbelok ke arah dapur tanpa menjawab pertanyaan Jimin. Sedangkan Soobin berjalan dengan sedikit pincang menahan perih di pergelangan kedua kakinya. Sebisa mungkin ia menahannya.

Hoseok yang melihat itu langsung menghampiri Soobin dan memapah Anak itu jalan ke sofa. "Hei. Ada apa dengan kakimu? Seragam sekolahmu juga sangat berantakan." celetuknya.

Tertunduk dikala mendengar pertanyaan Hoseok. Yang lebih tua hanya mendudukkan yang lebih muda di sofa. Sebelumnya Hoseok sudah menyuruh Taehyung dan Jimin menyingkir dari sofa panjang.

Tatapan kelima sahabat Seokjin ini sedikit mengintimidasinya. Sehingga Soobin merasakan degup jantungnya yang terus berdetak kencang. Gugup dan gelisah pastinya.

Seokjin mendengus. Tatapan intimidasi lima orang yang sangat Seokjin kenal itu membuat Soobin takut. Bahkan sampai menunduk seperti itu. "Yak! Berhentilah menatap Adikku seperti itu! Kalian tidak lihat? Betapa takutnya dia pada kalian saat ini?" tegurnya dingin.

Semua menoleh ke Seokjin yang akan membuat makanan untuk Adik sepupunya.

"Dia Adik sepupumu Hyung? Kenapa seragamnya berantakan seperti ini?" tanya Namjoon.

"Nanti akan Hyung jelaskan secara detail pada kalian. Lebih baik kalian bantu obati kedua pergelangan kakinya yang membiru." titah Seokjin di akhir tanpa menatap.

Atensi mereka beralih pada presensi Soobin yang masih setia menunduk. Taehyung begitu kesal melihatnya selalu menunduk seperti itu. Apakah mereka semenakutkan itu?

Baru saja Taehyung akan menegurnya, Jimin sudah menyeletuk duluan. "Siapa namamu?" tanya Jimin lembut.

Soobin menelan salivanya susah payah. Lalu menjawab, "K-Kim Soobin imnida..." kikuknya sembari membungkuk sopan.

Kening Yoongi mengerut. Merasa seperti pernah mendengar nama itu. Tapi di mana?

Sesaat ia mengingat - ingat di mana ia pernah mendengar nama Soobin disebut dan membiarkan sahabatnya yang lain berbincang dengan Soobin.

Ah! Ternyata remaja ini yang dicari Seokjin beberapa hari yang lalu. Syukurlah jika telah ketemu. Yoongi bisa sedikit bernafas lega.

"Coba angkat kakimu," pinta Hoseok.

Soobin menggeleng. Ia masih tidak mau berbicara atau berinteraksi pada mereka. Takut sepertinya.

Kini giliran Yoongi yang mendengus. "Hei Kim Soobin! Jika kau masih saja menunduk, maka aku akan mencincang tubuhmu sekarang juga." ancamnya dingin.

Sedetik kemudian kepala Soobin terangkat. Patuh sekali anak itu. Sepertinya ia takut dengan ancaman Yoongi(?).

Sepertinyaa...

Jimin mendelik tak percaya pada kalimat Yoongi yang baru saja terlontar. "Hyung! Dia ini sedang sakit! Jangan mengancamnya seperti itu! Kau sudah menakutinya tahu!" pekiknya.

The Twins ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن