#02. Rahasia Semesta

1K 143 123
                                    

·ꔛ·ꔛ·ꔛ·ꔛ·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

·ꔛ·ꔛ·ꔛ·ꔛ·

Sudah satu minggu lamanya Senja terbaring lemah di dalam ruang ICU, Jake yang masih terus mengawal temannya itu hanya bisa terus memanjatkan doa terbaik untuknya dari balik kaca besar yang menghubungkan tempat menunggu dan ruang ICU.

Hari ini cuaca cukup cerah. Walaupun beberapa salju masih menumpuk di jalanan, beberapa anak kecil tampak kegirangan bermain bola salju di depan tanpa memikirkan hawa dingin yang menusuk.

Jake menyandarkan punggungnya pada tembok dibelakang. Kedua tangannya ia lipat didepan dada sambil memejamkan mata. Sungguh, yang ada dipikiran nya sekarang adalah 'sampai kapan Senja akan terus tidur disana?'

"Jake."

Jake membuka kedua matanya yang terpejam. menatap Lingga yang tengah bersusah-payah mendorong roda dengan seorang diri. Tumben sekali, Jaye kemana?

"Halo, Lingga. Sedang jalan-jalan di rumah sakit?"

Lingga mengangguk. Dia menempatkan dirinya tepat disamping Jake yang bersandar sambil memandangi seorang gadis dengan beberapa selang memenuhi tangan dan mulutnya didepan sana.

"Iya. Tadi dokter membolehkan ku untuk pergi. Padahal sebenarnya, tanpa kursi roda juga aku bisa berjalan normal."

Jake terkekeh pelan. Dia menepuk pundak Lingga sesekali, lalu kembali pada posisi awal. "Dokter menginginkan yang terbaik untukmu. Lakukan saja."

"Aku tahu, tapi aku kadang bosan kalau sampai harus terus diatas kursi roda. Lama-lama kakiku bisa mati rasa." Keluh Lingga dengan cibiran khasnya. Bahkan Jake yang mendengar itu jadi merasa geli sendiri.

"Dia masih tidur?" Tanya Lingga sambil mengamati gadis didepannya ini. Jake menghela nafas pelan. "Tanpa ku jawab, kau mungkin sudah tau jawabannya."

"Kau hebat, Jake. Kau bisa bertahan melindunginya dan menemaninya sejauh ini. Bahkan kata Jaye, setelah pulang sekolah, kau langsung mampir kesini, ya?" Lingga menatap Jake yang lebih tinggi darinya itu dengan bola mata yang membulat. Jake terkekeh pelan, "Apa hal sepele pun harus Jaye katakan padamu?"

"Ah ayolah. Kita teman, bukan?"

Jake tertawa. Lingga tidak mengerti darimana titik lucunya sehingga membuat pemuda itu tertawa terus. Padahal Lingga tidak sedang melakukan aksi melawak.

Jujur saja, Jake selalu terlihat aneh dari sisi pandangan nya Lingga.

Kembali menatapi gadis didepannya yang masih terus tak bergerak, membuat Jake kembali melamun. Ribuan pikiran yang sebelumnya ia pikirkan kembali terulang dalam benak memorinya. Sial, padahal baru saja lupa, sudah ingat lagi saja.

"Kau sedang ada masalah, Jake?"

Jake melirik Lingga, lalu membenarkan posisi berdirinya untuk lebih tegak. "Tidak. Aku hanya kepikiran sesuatu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind Two Abilities Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang