Dasar Cowok Bunglon!

31.1K 2.7K 239
                                    

Sudah vote?

____

Sore ini tampak masih cerah layaknya langit Indonesia seperti biasanya, yang pada umumnya memang selalu panas sampai AC juga sudah tak ada harga diri lagi.

Ruth yang masih mengenakan seragam putih abu-abu itu tak lelah berlari agar Ares terus mengejarnya, padahal si Ares sudah tertinggal jauh di belakang.

Gadis itu berhenti mencari nafas nya yang ngos-ngosan, melihat Ares yang melangkah tenang di belakangnya dengan jari di dalam saku celana seperti biasanya.

Ares terlihat mempercepat langkah melihat gadisnya yang ngos-ngosan, ia pun tiba.

“Kenapa lo?” tanyanya berada di depan Ruth.

“Capek lah, Ares kan punya mata masa gak liat” sahut gadis itu sewot.

Ares berpikir sejenak sambil melihat keringat Ruth yang bercucuran, hingga hampir membasahi baju putihnya yang transparan itu.

“Tunggu disini” ujarnya lalu berlari meninggalkan Ruth yang bengong.

Gadis itu mendudukkan diri di samping trotoar yang masih tergolong area Waduk Pluit, karena dari tadi Ruth memang lari-larian gak jelas di sekitar tempat santai itu.

Lima menit kemudian, sosok Ares muncul dengan sebuah cardigan hitam tipis di tangannya, serta sebotol air minum.

Ares menyodorkan air minum itu ke Ruth yang langsung disambut dengan cengiran riang oleh gadis itu, lalu ia pun meneguk air dalam botol.

“Pake nih” ujar Ares memberinya cardigan hitam itu.

Ruth mendongak bingung.

“Panas-panas gini disuruh pake jaket??” komentar gadis itu tak percaya.

“Seragam lo tipis, kalau berkeringat bisa tembus pandang” tutur Ares berdehem kikuk.

Ruth tampak tersadar, ia menoleh memperhatikan busananya yang sebentar lagi dibasahi keringat.

Detik berikutnya gadis itu segera meraih cardigan dari Ares lalu mengenakannya.

“Ini cardigan siapa? Kok Ares bisa dapat ginian?” tanya Ruth sambil memasangnya.

“Gue beli tadi” jawab Ares singkat membuat Ruth menganga shock.

“Ngapain pake beli segala sih astaga” ujar nya heboh lalu tertawa terbahak-bahak.

“Lo mau liat gue gak pake baju disini?” balas Ares.

“Hah?” tanya gadis itu lagi tak mengerti.

“Gue gak pake baju dalaman selain kemeja, kalau gue kasi kemeja ini ke lo trus gue mau pakai apa? Telanjang dada?” balas Ares malas.

“Ya gak lah enak aja!” ujar gadis itu marah.

“Makanya gue beli biar nutupin seragam lo” lanjut Ares.

“Kenapa harus ditutupin sih? Kayak gue gak pake dalaman aja” komentar gadis itu sewot.

“Gue gak mau ada orang yang liat selain gue” tutur Ares santai.

Ruth pun menoleh ke Ares dengan tatapan galak dan horror membuat Ares terkekeh.

Gadis itu melayangkan pandangannya ke langit senja yang warnanya benar-benar indah, perpaduan dari warna jingga dan birunya langit.

Ares yang masih berdiri di sampingnya itu tak membuang pandangannya sedetik pun dari Ruth, pandangannya tetap melekat memperhatikan setiap inci dari wajah gadis yang sedang terpana menatap langit itu.

ANTARESDove le storie prendono vita. Scoprilo ora