KEPUTUSAN

720 57 48
                                    

"Umi, absen anak-anak sekarang"pinta Abi

"Hah? Tapi kenapa Bi?"bingung Umi

"Sudahlah, tidak perlu banyak bertanya. Cepat Umi absen mereka"perintah Abi

Umi menurut akan perkataan Abi tadi.

"Attention please! Gen Halilintar!"seru Umi

"My Family My Team!!!"seru mereka kompak

"Absen start, one missing"sahut Umi

"Two" - Sohwa

"Three" - Sajidah

"Four" - Thariq

"Five" - Iyyah

"Six" - Saaih

"Seven" - Fatim

"Eight" - Fateh

"Nine" - Muntaz

"Ten" - Saleha

"Eleven"kata seorang lelaki berbadan tegap di ambang pintu

Sontak semua mata terfokus kepadanya.

"Rio"kata Abi pelan namun masih bisa terdengar oleh keluarganya, termasuk orang yang dipanggilnya

"Aku sengaja datang lebih dulu kesini. Agar semua urusan kita cepat terselesaikan. Sementara anakmu ada di mobil bersama anak buahku. Kalau kau tidak ingin anakmu celaka. Maka kau harus menandatangani surat perubahan nama pemilik sertifikat ini!"ancam lelaki itu, sembari memperlihatkan sertifikat rumah mereka di atas meja

Abi hanya terdiam, ia tampak berpikir sejenak. Sementara keluarganya hanya berada di belakangnya saat ini. Tentu saja dengan rasa takut dan panik.

"Biarkan aku dan keluargaku berunding sejenak"izin Abi

"Hmm, baiklah. Aku beri kau waktu 5 menit"katanya sembari menunjukkan empat jarinya

"Mmm, om om. Itukan empat, bukan lima"timpal Muntaz polos

Pria itu melihat jarinya, yang memang benar hanya 4 yang ia tunjukkan.

"Hey anak kecil! Kamu tidak usah bermain-main dengan saya ya!"bentak pria itu

"Umi..."Muntaz langsung memeluk ibundanya erat

"Pak! Maksud bapak apa membentak-bentak adek saya?!"Kini Thariq mulai memperlihatkan ketangguhannya

"Ini bukan urusan kamu ya!"Rio menunjuk wajah Thariq geram

"Kata siapa ini bukan urusan saya?! Dia itu adik saya. Saya yang sudah merawat dan menjaga dia dari kecil, sampai bisa seperti sekarang ini!"Thariq mulai meninggikan suaranya di depan orang itu

"Thariq, sudah Thariq sudah"Abi menengahi perdebatan keduanya

"Gk bisa gitu Bi. Masa dia seenaknya ngebentak Muntaz"Thariq masih tidak terima

"Ohh kalau begitu, kamu mau berhadapan dengan saya"Rio seperti mengajak Thariq untuk berkelahi

"Ok, ayo! Siapa takut"kalimat itu langsung saja lolos dari mulut Thariq

"Thariq! Abi sama Umi tidak pernah mengajarkan kamu untuk menyelesaikan masalah dengan cara seperti ini ya!"Abi mulai meninggikan suaranya

"Ohh, jadi Abi lebih membela orang ini dibandingkan anak Abi sendiri"Thariq masih terus menjawab

"Liq, istigfar Liq. Ingat, siapa yang kamu ajak bicara sekarang"Sajidah tiba-tiba datang dan merangkul adiknya. Mengelus-ngelus dada Thariq, agar kemarahan itu segera mereda

ABOUT GEN HALILINTAR [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant