"Asal Eomma tahu, Seokjin sangat menyayangi Eomma. Melebihi diriku. Dia sudah berkorban demi Eomma meski dia harus mengorbankan nyawanya sekalipun." lanjutnya.

Kening Minyoung mengernyit. "Maksud kamu apa Seokjun-a? Jangan membuat Eomma pusing." ujarnya sungguh tak mengerti.

Seokjun menghela nafas sejenak. Menetralkan nafasnya yang tiba - tiba tercekat. Kini saatnya ia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Ibunya.

Tentang Seokjin yang berkorban demi sang Ibu.

"6 tahun yang lalu. Apa Eomma ingat saat itu?" tanya Seokjun kemudian.

Ibunya mengangguk. Ia mengingatnya. Sangat malah. Masa itu adalah masa di mana dirinya di ambang antara mati dan hidup.

"Eomma sangat mengingatnya" balasnya.

"Bukankah saat itu Eomma harus di operasi karena gagal ginjal?" tanya Putra kesayangannya lagi.

Minyoung lagi lagi mengangguk. Mengalihkan pandangannya ke arah lain. Menerawang sejenak ke masa - masa lampau di mana dirinya hampir mati karena penyakit itu.

"Ya. Eomma berada di ambang kematian saat itu, tapi Eomma bisa selamat karena seseorang yang entah siapa namanya. Dia sudah mendonorkan ginjalnya pada Eomma," jawabnya. Setelahnya ia menatap Putranya. "Ada apa sayang? Kenapa kau jadi membahas masalah ini?" tanyanya.

"Aku sudah tahu siapa pendonornya."

Tatapan Minyoung tiba - tiba berubah menjadi berbinar. "Benarkah? Siapa, Junie-ya? Siapa pendonornya? Akan Eomma temui dia bes--"

"Kim Seokjin. Seokjinlah yang sudah mendonorkan Ginjalnya untuk Eomma." potong Seokjun dingin.

Deg

Kedua belah matanya terbelalak sempurna. Nafasnya tercekat dan serasa dunianya runtuh sekarang. Ia menggeleng keras. Tidak mungkin anak yang sudah ia rendahkan dan disiksa mengorbankan dirinya untuk mendonorkan salah satu organ dalamnya pada dirinya.

"Tidak mungkin... Kau pasti berbohong," gumam Minyoung.

Tatapan datarnya menusuk begitu dalam pada sorot mata kosong Ibunya. "Seserius ini Eomma menganggap aku berbohong?" decaknya sebal.

"Aku tidak pernah sekalipun berbohong dan akan selalu jujur pada kalian berdua." lanjutnya.

Tanpa diduga, satu cairan bening yang tadinya menggenang di pelupuk kedua mata Minyoung jatuh seketika. Tubuhnya benar - benar lemas saat ini dan tak lama dirinya meluruh. Terduduk di lantai kamar Putranya. Sedangkan Seokjun hanya menatapnya datar dengan kedua tangan masih terkepal.

"Terserah Eomma ingin menganggapku berbohong atau tidak. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya pada Eomma, karena aku pernah sekali melihat perut bagian kirinya. Ada bekas jahitan yang masih terlihat cukup jelas sampai sekarang dan aku tak begitu yakin dengan itu." jelas Seokjun.

Ia menghela nafas lagi. Rasanya begitu sesak ketika mengingat kembali. Betapa menderitanya sang Adik selama ini. Tidak seharusnya saat itu dirinya mendiamkan Seokjin yang terus dipukul oleh Ayahnya karena kesalahpahaman itu.

Manik mata Seokjun terpejam. Tiba - tiba ingatan 6 tahun yang lalu kembali muncul di kepalanya. Tiga hari setelah operasi transplantasi ginjal Ibunya selesai.

[Flashback On]

"Dari mana saja kau Kim Seokjin-ssi? Ini sudah jam 2 pagi dan kau baru saja pulang ke rumah?!" tanya sang Ayah dengan suara rendah yang mengerikan dan sedikit berteriak

The Twins ✓Where stories live. Discover now