-ENDING-

634 118 94
                                    

"Kalian terlambat."

"Maaf, tadi habis berfoto dulu. Ini momen langka." Bokuto Koutarou menampakkan cengirannya.

"Bunganya tidak lupa?"

"Haruto?"

Akaashi Keiji dan Bokuto Koutarou menoleh ke arah pemuda yang masih mengenakan toga kebanggaanya. Ia membawa tiga buket bunga dalam pelukannya.

"Siap!"

Akaashi tersenyum "Kalau begitu ayo berangkat."

**************

Sepuluh tahun berlalu sejak perang akhirnya berakhir. Semua akhirnya usai. Meski memutuhkan waktu yang sangat lama untuk membangun kembali kota, mencari orang terkasih, mengidentifikasi jenazah, membersihkan udara dari sisa virus. Sejak pihak tentara, tim Bokuto, menyelesaikan perang yang berjalan lima tahun itu menggenggam kemenangan, dilanjutkan oleh Rumah Sakit yang merawat dan membersihkan kota yang benar-benar hancur.

Terlalu banyak yang dikorbankan, terlalu banyak yang harus disembuhan dan terlalu banyak yang tidak tersembuhkan. Akan tetap ada luka yang selalu tertinggal, ada rasa sedih dan trauma yang tidak bisa hilang.

Banyak cinta yang tidak kembali dan gagal bersemi.

Hanya karena keegoisan segelintir manusia.

Bekas laboratorium yang terbakar kini dibangun sebuah monumen megah bagi mereka yang gugur dalam ledakkan itu. Megah namun menyakitkan. Tetap tidak bisa menghilangkan kengerian dan juga kehilangan. Tidak bisa mengganti nyawa yang hilang meski nama mereka terukir di sana.

Salah satunya adalah Oikawa Tooru.

Sedangkan nama Iwaizumi Hajime terukir di sebuah tugu pusat kota yang menjadi sebuah ikon. Generasi selanjutnya, generasi Haruto yang akhirnya kembali bersekolah, diajarkan sejarah menakutkan tersebut dan diharuskan menghafal nama-nama pahlawan yang gugur. Nama seperti Iwaizumi Hajime dan Oikawa Tooru menjadi spesial karena mereka adalah orang yang masih sering disebutkan hingga kini oleh kedua walinya.

Sebuah penghargaan yang tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan mereka.

Haruto hidup dalam asuhan Bokuto Kotarou dan Akaashi Keiji.Berhasil menyelesaikan studinya dan mengambil bidang medis khusus militer. Ia meneruskan perjuangan kedua walinya meski kini perang telah usai. Meski sudah tidak seistimewa apa yang dilakukan oleh Bokuto dan juga Akaashi. Namun baginya keduanya adalah panutan dalam hidup Haruto.

Hari ini ia lulus. Dan setelah acara wisuda selesai ketiganya bermaksud mengunjungi makan Iwaizumi dan Oikawa yang dikuburkan berdampingan. Membawa bunga Matahari sebagai pilihan. Bahwa perjuangan mereka telah membawa sinar yang baru, semua tercipta karena kerja keras mereka semua.



'A hero is someone who has given his or her life to something bigger than oneself'

- Joseph Campbell

**************

"Watari Sensei!"

Mereka bertiga bertemu seorang laki-laki yang hanya memiliki satu tangan. Berdiri di depan dua buah makam yang berdiri berdampingan. Dulu ia itu adalah pemuda kikuk kini berubah menjadi seorang yang lebih matang dan percaya diri.

Setelah perang Watari Shinji yang dulu pernah bekerja di laboratorium sebelum kehilangan tangannya, setelah perang mengabdikan dirinya menjadi pengajar. Otaknya yang cerdas kini dibutuhkan untuk mengajar para generasi muda salah satunya adalah Haruto.

"Bokuto Haruto"

Ya, Haruto dan Akaashi kini menyandang nama keluarga Bokuto.

"Ah, mengunjungi seniormu,Watari kun?"

Watari mengangguk "Hari ini hari peringatan juga bukan,Akaashi san? Dan selamat atas kelulusanmu, Haruto kun. "

"Terimakasih,Sensei!"

Watari terkekeh. Pemuda itu kini tumbuh lebih ceria. Menuruni sifat Bokuto yang sangat positif karena memang sejak dulu ia sudah dekat dengan Bokuto. Sedangkan Akaashi lebih seperti sosok ibu yang protektif dan kalem.

Hari ini peringatan jatuhnya perang dan juga ledakan laboratorium. Anak sekolah berbaris melakukan upacara, para tentara veteran berkumpul dan yang muda melakukan penghormatan. Bagi mereka yang merupakan keluarga, teman dekat, rekan, dan terkasih yang gugur dalam tugas mendapatkan kesempatan khusus untuk masuk ke sebuah tanah lapang besar tempat jasad pahlawan itu dimakamkan. Bokuto memilih untuk menanggalkan seragamnya setiap peringatan dan tidak bergabung dengan para tentara yang dulu pernah bertarung bersamanya. Ia ingin hadir sebagai seorang yang membawa keluarganya mengunjungi rekan dekat, sebagai rakyat sipil untuk kedua temannya yang telah gugur. Ia tidak butuh pengakuan ia hanya ingin mengunjungi Iwaizumi dan Oikawa di peringatan kepergian mereka.

Bokuto berdiri terdiam. Ia masih terbayang bagaimana kala itu sosok rekannya begitu saja muncul di garis pandangannya sebelum diberondong peluru dan tumbang. Masih ingat jelas bagaimana sepasang mata hijau itu menatap matanya kosong karena sudah tidak ada nyawa dalam tubuhnya.

"Hei, Iwaizumi. Apakah kau sudah tenang di sana? Kuharap akhirnya kau bertemu dengan Oikawa. Kami di sini hidup dengan bahagia. Kau juga berhak bahagia. Terimakasih,kawan!"

Akaashi menatap gundukan makam di sebelahnya dengan sedih.

Kemudian puncak acara dimulai. Barisan paduan suara anak SMA menyanyikan lagu kebangsaan, semua bendera dikibarkan, para tentara muda mengangkat senjata sebagai bentuk penghormatan, tangan juga melakukan penghormatan, peluru mengudara, dan sekali lagi air mata mengalir.

Terimakasih banyak.

-FIN-

~GUARD YOU~ [AU]- EDITEDWhere stories live. Discover now