Dia Datang Lagi

Comincia dall'inizio
                                    

Bughh

Satu pukulan mengenai perut Leo membuat ia yang tak siap menerima pukulan itu terjatuh.

"Lo apa-apaan sih?"

"Salah dia sendiri ikut campur. Udah lo ikut gue"

"Gue nggak mau, Jer. Jangan paksa gue"

"IKUT GUE, JANGAN NOLAK"

Bughh

Leo memukul pipi orang itu membuat sudut bibirnya berdarah, selanjutnya kedua orang itu bertengkar sampai menjadi tontonan orang banyak.

"Berhenti, jer"

"JERY, STOPP" bentak Cia membuat ia berhenti memukul Leo yang telah terluka parah dibagian wajahnya.

"Ikut gue atau,.."

"Iya, gue ikut lo" ujar Cia lalu tangannya ditarik begitu saja oleh orang itu yang dipanggil 'Jery' oleh Cia.

Cia melihat ke arah Leo, mata Cia mengisyaratkan permintaan maaf kepada Leo. Karena dirinya, Leo jadi terluka seperti sekarang.

Dengan terpaksa Cia masuk ke dalam mobil Jery. Jery mengendarai mobilnya menuju restoran, tempat keduanya sering bertemu dulu.

Cia duduk di hadapan laki-laki itu, ia hanya memandang ke arah luar jendela.

"Ci, lo mau pesan apa?"

"Gue nggak mau apa-apa, lo ngapain bawa gue ke sini?"

"Ci, gue mau memperbaiki semuanya, gue mau kita kayak dulu lagi. Gue mau minta maaf sama lo, gue janji akan memperbaiki semuanya"

"Cih, gampang banget lo ngomong. Gue gak bisa dan gak akan pernah bisa"

"Kenapa, Ci? Gue tahu lo masih sayang sama gue?"

Jujur, Cia merinding mendengar hal itu. Menurutnya orang di hadapannya ini memiliki tingkat kePDan yang sangat tinggi.

"Gak usah PD banget deh"

Jery memegang tangan Cia membuat Cia langsung menarik tangannya.

"Ci, gue pengen kita kayak dulu lagi"

"Gue nggak bisa, Jer"

"Kenapa? Apa karena ada orang yang sudah menggantikan gue di hati lo?"

"Iya" rasanya Cia ingin sekali mengatakan hal itu, tapi itu mustahil. Jika ia berani mengatakan hal itu, orang di depannya ini bisa saja mencari siapa orang yang Cia maksud dan tidak akan segan-segan melukainya.

"Nggak"

"Terus kenapa?"

"Intinya gue gak bisa"

"Ci, gue mohon. Gue tahu gue salah, gue akan memperbaikinya, Ci. Gue janji sama lo asal lo mau kita kayak dulu lagi"

"Gue nggak bisa, Jeri. Tolong jangan paksa gue"

BRAKK

Jeri memukul meja membuat semua mereka berdua menjadi pusat perhatian. Cia hanya menatap Jery dan orang-orang yang memfoto mereka dengan malas.

"KURANG BAIK APA SIH GUE, HAH? GUE UDAH MAU BERUBAH DEMI LO. TAPI, LO JUSTRU NOLAK GUE"

"JAWAB CIAAA" ujarnya kembali membentak Cia seraya mendorong gadis itu hingga tubuhnya membentur ke tembok.

"Lo tahu, ini yang gue benci dari lo. Lo selalu pakai kekerasan buat nyelesain semua masalah. Satu hal yang mungkin lo nggak tahu, nggak semua masalah bisa lo selesain dengan cara lo yang kayak gini, Jer"

"Maaf semuanya, karena kami telah menganggu kenyamanan kalian" ujar Cia lalu segera berlari dari sana, ia segera memberhentikan taxi yang lewat sebelum Jeri bisa mengejarnya.

"CIA, TUNGGU"

Cia mengabaikan hal itu dan langsung masuk ke dalam taxi. Air mata Cia jatuh begitu saja, setelah sekian lama ia tidak menangis karena laki-laki itu, sekarang, untuk pertama kalinya, ia kembali menangis karena Jeri.

"Neng, ini mau ke mana?" Tanya supir taxi.

Cia menghapus air matanya.

"Ehm, bapak tau kantor AUDS group?"

"Iya neng"

"Ke situ aja pak"

"Oke neng, oh ya neng lagi patah hati ya?"

"Hah? Enggak kok, pak"

"Terus kok tadi neng nangis. Neng nggak usah bohong sama bapak, bapak mah tahu neng masalah anak muda jaman sekarang, kebanyakan masalah patah hati neng" Cia tersenyum mendengar perkataan supir itu.

"Tapi saya gak patah hati kok pak"

"Terserah neng deh. Kayaknya bapak sering liat neng deh di tv, tapi siapa ya?"

"Oh, neng yang sering menang lomba renang itu kan ya? Terus model juga kan? Neng mah hebat, pasti orangtua neng bangga sama neng" Cia hanya tersenyum miris mendengar perkataan bapak itu.

Di sisi lain..

TBC

06.06.2020

Cindy Caroline

CHIARA (Completed)✅✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora