BAB 27 WITH YOU

12.3K 2.5K 104
                                    

DYLAN AZEL PRADIPKA POV

"Udah boleh pulang bro? Congrat's."

Siang ini aku akhirnya ada di apartemen yang di sewa Keanu. Dia sudah boleh pulang dari rumah sakit. Senyum Keanu terlihat bahagia, aku tahu karena Sella ada di sini. Aku ikut bahagia kalau melihat mereka begini. Seperti juga diriku. Bahagia.

"Zeeelll, ponselku kemana ya?"

Suara Selli membuat aku menoleh ke arahnya. Istri cantikku itu kini tengah mengaduk-aduk tas miliknya. Aku duduk di ruang tamu apartemen ini dengan ditemani Keanu yang masih tampak lemah. Masih memakai sweater dan syal. Lalu Selli sudah heboh mengobrol dengan Sella yang duduk di depan pantry mini yang persis di sebelah ruangan ini.

"Tadi kan udah aku kasih, sayang."

Selli masih panik mencari-cari ponselnya tapi Sella sudah menatapku.

"Kamu pasti sembunyiin kan Zel?"

Aku terkekeh melihat Sella sudah mengedip ke arahku. Dia tahu kalau aku sangat mencintai Selli.

"Enggak lah. Tadi kan habis mandi, aku kasih kamu loh. Tapi kamu malah ribut nyariin celana dal....eh..."

Mendengar ucapanku yang terhenti Selli langsung melotot galak ke arahku. Aduh aku keceplosan. Keanu yang duduk di depanku sudah tersenyum dan Sella tentu saja heboh.

"Celana dalam? Aiihh hayo kalian ngapain?"

Teriakan Sella membuat Selli langsung berlari ke arahku dan membungkam mulutku dengan tangannya. Astaga.

"Awas kamu kalau ngomong."

Sella terkekeh dan melangkah ke arah kami. Duduk di sampimg Keanu dan merangkul lengan Keanu.

"Ih ada yang maluuu... duh yang bulan madu."

"Laaaa diam kamu. Aku tinggal pulang ke Jakarta loh."

Tapi Keanu, aku, dan Sella bisa melihat kalau Selli salah tingkah.

*****

"Yank, marah?"

"Maaf deh. Aku kan nggak bermaksud..."

"Bodo."

Tuh kan ngambek. Kami sudah kembali ke hotel. Padahal hari ini aku mau mengajak Selli jalan-jalan lagi. Malah berencana mau naik kereta ke Irlandia. Mengintip wisata tempat syuting Harry potter. Tapi yah akhirnya gagal karena Selli ngambek. Dia benar-benar marah. Tadi sampai Sella membujuknya agar memaafkan candaannya.

Kalau teringat semalam, bagaimana dia menyebutkan namaku saat kami....aih...kenapa aku jadi panas kalau teringat semalam?

Ah semalam itu adalah malam yang sangat indah untukku dan Selli. Aku dan dia sudah disatukan dalam ikatan suci dan juga semuanya. Dia dan aku menjadi satu. Ternyata kontak fisik itu memang lebih dari yang dibayangkan. Saat tadi pagi terbangun...

"Cantik."
Aku tidak bisa tidur sejak tahu Selli bergelung hangat di dalam pelukanku. Kami sama-sama masih polos, hanya ditutupi selimut tebal ini. Berbagi kehangatan.
Melihat Selli tidur dengan nyenyak, aku bisa melihat wajahnya yang sangat cantik. Bulu matanya yang lentik, alis matanya yang tebal juga bibirnya yang hangat kalau dicium. Entah berapa kali semalam aku menciuminya. Tapi masih terasa kurang.

"Ehmmmm...Zel..."

Aku tersenyum saat Selli membuka mata. Tapi kini melihat wajahnya merona merah membuat aku langsung mengecup pipinya.

"Morning. Beb..."

Selli langsung tersadar kalau kita berdua...

"Aaiihh...ini...Azeeelll..kenapa kita telanjang?"

Aku terkekeh teringat tadi pagi Selli langsung merebut selimut dariku. Tapi kemudian memberikan selimut itu lagi saat melihat tubuhku yang polos. Aih lucu.

"Kenapa senyum-senyum?"

Selli membentakku saat aku tertawa malah.
Aku naik ke atas kasur dan kini menatapnya. Selli tampak salah tingkah.

"Kenapa galak sih Li? Nggak kayak semalam yang..owh Azeeelll lagi..."

Dan bantal langsung mengenai wajahku. Aku kembali ngakak.

Tapi Selli kini malah mau menangis.

"Ejek terus deh. Sebel."

Pelupuk matanya sudah menggenang air mata. Dan aku tidak tega. Aku mendekat lalu meraihnya masuk ke dalam pelukan. Awalnya dia menolak tapi kemudian diam saja saat aku tetap memaksanya untuk dipelukanku. Kukecup pucuk kepalanya.

"Maaf."

Selli mendongak dan kini menatapku.

"Ini bukan lelucon, Zel. Aku bener-bener malu."

"Iya maaf ya?"

Selli mengerjapkan matanya. Kukecup keningnya dan kedua matanya yang basah.

"Makasih ya? Udah mau bersamaku. Udah mau aku...duuh Li kok cubit?"

Aku mengusap perutku. Dan Selli kini menjulurkan lidahnya.

"Biarin. Pasti mau bilang makasih udah mau aku perawanin."

Mataku membulat mendengar ucapannya. Tapi kemudian terkekeh mendengarnya. Selli tampak salah tingkah lagi. Segera aku cium bibirnya yang menggemaskan itu.

"Mulutnya kok minta dicium ya?"

Selli tampak malu "Azeeell udah ah."

Aku menganggukkan kepala dan merengkuhnya semakin erat.

"Iya. Maaf. Tapi aku benar-benar senang Li. Kamu udah mau menerimaku. Aku sayang banget sama kamu. Love you, Selli."

Bersambung

Nananannanna ninaaaaaaa udah yaaa nananinanya Bang Azel hehe

SANG PENGGODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang