Part 1. Suka?

682 280 446
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

Cia POV

Seperti biasa, hari ini aku bersiap-siap untuk menahan emosiku. Eh salah, maksudku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, SMA Pertiwi. Bangun tidur, mandi, sholat, dan sarapan, itulah kegiatanku sebelum pergi ke sekolah.

Hari ini cuaca sedang bersahabat denganku, tidak panas dan tidak mendung, cocok dengan moodku hari ini. Sekarang aku berada di meja makan bersama Papah, Mamah, dan adikku yang masih kelas 6 SD, Reza. Dengan cepat kuhabiskan sarapanku dan bergegas pergi ke sekolah dengan naik bus umum.

"Pah, Mah, Cia berangkat," kataku. Setelah itu berdiri dan mencium punggung tangan orangtuaku, dan dibalas dengan kecupan singkat di pipiku.

"Hati-hati," pesan Mamah dan dibalas dengan acungan jempolku.

Baru saja aku keluar dari gerbang, moodku sudah berubah, yang pasti bukan karena cuaca, tapi karena ada manusia jail sejagat raya. Aku mengubah raut wajahku menjadi jutek. Dia menghampiriku.

Tunggu! Biasanya dia pergi ke sekolah naik motor, tapi aku tidak melihat motornya. Ah sudahlah.

"Eh Ciaa. Mau ke sekolah, ya?" tanyanya basa-basi. Tidak usah kuberi tahu lagi yang jelas pasti kalian kenal.

Mau ngelenong! Ya iyalah mau ke sekolah, gak liat apa kalo gue pake baju sekolah.

Aku menghembuskan napas kasar, kuabaikan pertanyaan dia yang unfaedah dan kembali melanjutkan perjalananku menuju halte, karena sudah jam 06. 15. Jadi Aku punya waktu 5 menit menuju halte dan 15 menuju sekolah. Belum lagi waktu untuk menunggu bus datang.

Dia terus mengikuti dari belakang. Apa dia ingin naik bus juga? Pikirku. Saat aku sedang melamun, tiba-tiba dia sudah ada di sebelahku.

"Motor gue lagi di bengkel, jadinya gue ke sekolah naik bus deh," ucapnya, seakan tau isi pikiranku.

Bodo amat, emang gue pikirin.

"Gak nanya!" jawabku jutek dan pandanganku masih fokus ke depan untuk menunggu bus datang tanpa melihat ke arahnya.

"Iyaa, jadinya gue dateng agak telat nih, lo udah ada si sekolah?" lanjutnya.

Tunggu-tunggu. Kok dia nanya kayak gitu? Jelas-jelas gue masih di sini sama dia?

"Oke-oke. Nanti kalo udah sampe gue langsung ke kantin. Okee sip," ucap Ali langsung mematikan sambungan teleponnya. Setelah itu pandangannya langsung mengarah padaku.

Jadii dia?

"Kenapa lo? Mukanya merah gitu," tanyanya seraya menoleh padaku.

Aku mencoba menahan emosiku. Rasanya ingin kucabik-cabik mukanya yang sok ganteng itu, berani-beraninya sudah membuatku malu.

"Gak!" ucapku sambil ngegas. Dan dia hanya manggut-manggut sambil memajukan bibir bawahnya.

Sumpah gue malu banget. Geer banget sih lo Ciaaa. Bodoh, bodoh bangett.

ALICIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang