•| Chapter 8 |•

Start from the beginning
                                        

"Serius?" Xavier menaikan satu alisnya. Tampak tidak percaya.

Lesya menganggukan kepalanya cepat. "Iya."

Xavier menoleh pada Bapak penjual. "Pak, saya beli ini."

"Lima ribu, Den," jawab Bapak tersebut.

Xavier memberikan uang lima puluh ribu pada Bapak tersebut. "Sama bayar roti ini," katanya sambil menunjuk roti yang dipegang Lesya. "Sama bubur yang dia pesen ya, Pak. Kembaliannya ambil aja."

"Makasih, Den," ucap Bapak tersebut yang dibalas anggukan singkat dari Xavier.

Saat cowok itu hendak pergi, Lesya dengan cepat menahan langkahnya. Memegang lengan Xavier. "Kenapa dibayarin? Gue ganti uangnya, ya."

"Nggak usah," tolak Xavier. Lalu, mengangkat roti isi cokelat di tangannya. "Gue dapet ini. Sebagai ganti gue bayarin makanan lo."

"Nggak perlu seharusnya. Kan, gue cuman mau liat-liat, doang," balas Lesya.

Xavier tersenyum miring. Tangannya terangkat menyentil pelan kening Lesya. "Nggak percaya," katanya sebelum melangkah pergi.

Lesya dan Xavier tidak sadar, dari tadi banyak pasang mata yang menatap interaksi mereka berdua. Berbisik-bisik bertanya soal hubungan yang terjalin di antara Xavier dan siswi baru bernama Lesya.

Merasa bingung seorang Xavier yang pendiam, jarang bicara, tapi nggak dingin seperti Alby tiba-tiba berbincang dengan seorang gadis. Tentu mereka merasa di antara keduanya, ada sesuatu yang tidak diketahui publik.

"Tadi lo ngobrolin apa sama Xavier?" Tiba-tiba Naura sudah berdiri di samping Lesya sambil memeluk lengannya ketika Lesya hendak menerima mangkuk pesanannya.

"Cuman soal roti," jawab Lesya santai.

"Massa?" Naura tampak tidak percaya. Semua orang pun begitu. Padahal kenyataannya Lesya mengatakan yang sejujurnya.

Lesya menganggukan kepalanya. "Iya."

"Kok, pake disentil segala jidat lo?"

Lesya mengangkat bahunya. "Nggak tau."

"Iiihhh! Apa jangan-jangan Xavier suka sama lo?" tebak Naura dengan mata melotot.

"Ngaco."

•••

Kenzie, Alby, Natha, Ruben, Taksa, Xavier, Bastian, Garry dan Daniel berdiri paling depan memimpin ratusan anggota geng Black Dragon yang kini sudah bersiap untuk bertarung dengan geng Hamose yang diketuai oleh Yugo. Cowok yang waktu itu kalah saat balapan, tidak terima kalah begitu saja sampai akhirnya memilih mengeroyok Xavier saat jalan pulang.

Kenzie paling tidak suka temannya disakiti. Tanpa bantuan Xavier dan ketiga teman cowok itu, Kenzie tetap akan melakukan penyerangan di markas Hamose. Namun, Xavier dan ketiga temannya tetap mau ikut membuat inti geng Black Dragon semakin ramai.

Hamose sendiri singkatan dari Haha Montok Seksi. Entah dapat ide dari mana. Geng yang dipelopori Yugo itu anggotanya emang nggak ada yang bener.

"ASSALAMUALAIKUM!!! YUGO! MAIN, YUK!!!" teriak Natha dengan suara lantangnya.

"YUGO! KALO NGGAK KELUAR KITA BAKAR LHO MARKASNYA!" teriak Daniel.

"YUGO! KOK, LAMA BANGET?! KETAKUTAN, YA?!" teriak Garry lalu tertawa keras bersama Daniel, Taksa, Ruben dan Natha.

"YUGO! KALO ADA YANG BILANG SALAM! HARUS DIBALES, LHO!" teriak Ruben.

"YUGO LAMA, NICH! KITA BAKAR YA, MOTOR-MOTORNYA!" teriak Taksa mengancam. Sontak hal itu membuat Yugo langsung berjalan keluar dengan tatapan marah.

Dangerous NerdWhere stories live. Discover now