Sesuai kesepakatan bersama, malam minggu ini jadwalnya acara mereka kumpul-kumpul di rumah Danny—sebagai perayaan kemenangan kelas mereka yang berhasil menyabet juara satu dari tiga lomba sekaligus dan selesainya acara ulang tahun sekolah. Kegiatan ini juga dilakukan agar anak-anak IPA 1 semakin dekat dan mempererat tali silatuhrahmi, terutama untuk Lesya agar mengenal teman di sekolah barunya. Tidak boleh ada yang bawa pasangan karena malam ini dikhususkan untuk teman-teman sekelas.
Tepat pukul tujuh malam semuanya sudah harus kumpul di rumah Danny bermodalkan Google Maps dan nanya-nanya sama orang sekitar.
Seperti Naura saat ini. Lesya yang duduk di belakangnya sudah tidak dapat menahan tawa.
"Mas, tau orang yang namanya Danny nggak?" tanyanya pada laki-laki yang baru saja balik dari warung, berjalan di trotoar. Naura tidak hanya sama Lesya, tapi juga anak-anak cewek lainnya. Yang membawa kendaraan bermotor, membonceng yang tidak bawa motor. Mereka berbaris ke belakang saat Naura berhenti.
"Danny yang mana, ya?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah bingung.
"Itu lho, Danny yang bule ganteng, tapi tampangnya blo'on," balas Naura membuat tawa Lesya pecah saat itu juga. Pun dengan Riana yang berada tepat di belakang mereka. Satu motor dengan Hujan.
"Kayak gimana orangnya?" tanya laki-laki itu dengan suara lembut. Mungkin naksir sama Naura. Soalnya Naura 'kan cantik.
"Sebentar," balas Naura sambil membuka sling bagnya untuk mengambil ponsel dan memperlihatkan foto Danny.
Tiba-tiba segerombolan anak cowok datang. Suaranya yang ramai membuat rombongan yang diketuai Naura menoleh ke arah mereka.
"Woi! Ngapain lo pada?!" seru Haidar bertanya dengan motor matic warna putihnya, membonceng Januar.
"Dar! Sini ah gue yang bawa. Istigfar mulu gue dibonceng sama lo," kesal Januar karena beberapa kali Haidar menabrak orang yang berjalan di pinggir jalan dan juga hampir di serempet truk. Pokoknya di bonceng Haidar dibuat main jantung berkali-kali.
"Kan, udah gue bilang. Lo aja yang bawa motornya. Gue ngantuk. Capek, cuk," balas Haidar mengeluh.
"Awas! Awas!" suruh Januar.
"Lo yang turun!" balas Haidar.
"Lo lah goblok," balas Januar.
Haidar mengumpat, tapi tetap menuruti perintah Januar.
"Minta sedekah," jawab Naura sewot. "Nggak liat lo gue lagi nanya orang rumah Danny dimana? Kita-kita dari tadi nyasar tau nggak?"
"Enggak," balas Januar meledek.
"Diem lo, Jan," dengus Naura kesal.
"Lagian kenapa nggak bareng kita, sih?" tanya Damar.
"Monmaap, gue udah spam grup buat bareng sama lo lo pada. Emangnya ada yang bales? Enggak, kan?" balas Naura kesal.
"Makanya, nanyanya sing kalem, Mba," sahut Chico.
"Diem lo!" sentak Naura galak.
"Dah dah, ayok! Kita lanjut!" seru Damar melerai.
Naura mendengus kesal. Tak lama ekspresi wajahnya langsung berubah saat menoleh ke arah laki-laki yang masih berdiri di sampingnya. "Eh, kita belum kenalan. Masnya namanya siapa?" tanya Naura.
"Weh! Weh! Naura tinggalin!" seru Haidar membuat Naura mendelik kesal.
Dengan amat sangat terpaksa Naura kembali menyalakan mesin motornya, menarik gasnya pergi dari sana. Tidak lupa sambil melambaikan tangannya.
"Dahhh! Semoga kita ketemu lagi langsung jadi jodoh!" seru Naura melambaikan tangannya dengan riang.
"Nau! Awas ada mobil!" seru Lesya membuat Naura langsung memegang kedua stangnya dengan benar.
DU LIEST GERADE
Dangerous Nerd
Fantasy#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
