•| Chapter 4 |•

96 5 0
                                        

Mendapat kabar Xavier berada di rumah sakit. Inti Black Dragon dan teman-teman Xavier langsung tancap gas menuju rumah sakit tempat Xavier di rawat.

Kini, mereka duduk mengelilingi brankar tempat Xavier berbaring.

Ceklek!

Semua mata menoleh, menatap Garry yang baru saja masuk ke dalam ruangan sambil mengantongi ponsel di saku celana.

"Barusan gue ngabarin nyokap lo, Xav," katanya memberitau.

Xavier berdecak, membuang pandangannya ke arah lain. "Seharusnya nggak usah."

"Tante Nella minta sama gue buat ngabarin kalo ada apa-apa sama lo," balas Garry.

"Gue nggak mau bikin khawatir."

"Namanya orang tua, tau anaknya luka kayak gini pasti khawatir," ucap Alby dengan tangan terlipat di depan dada, bersandar pada dinding.

"Siapa yang ngelakuin?" tanya Kenzie yang baru saja keluar dari toilet sambil mengancingkan celananya.

Bastian berdecak tak sengaja lihat. Sedangkan, Kenzie tersenyum jahil.

"Warna apa?" katanya malah menggoda.

"Bodo amat," balas Bastian ketus.

"Nggak bakal terbang juga kok, Bas," Kenzie terkekeh sambil berjalan menuju samping brankar.

"Yugo," Xavier menjawab pertanyaan Kenzie.

"Wah, Bangsat! Nyari masalah dia sama kita!" seru Taksa kesal.

"Padahal dia yang ngajakin, kalah kok nggak terima," tambah Ruben.

"Pantesan tadi langsung pergi. Ternyata mau main cupu," ucap Daniel.

"Waktu itu lo udah bilang sama dia 'kan, Ken. Kalo kalah harus terima," ucap Natha.

Kenzie menganggukan kepalanya. "Dia setuju. Dan gue tau dia pasti nggak bakal terima. Cuman gue nggak tau kalo dia bakal bales secepat ini."

"Gue nggak terima ini, Kak," ucap Garry pada Kenzie. Satu-satunya adik kelas yang sopan pada Kenzie dan teman-temannya, tak menyebut langsung nama mereka.

"Gimana pun caranya kita harus kasih pelajaran," lanjutnya.

"Calm down, Ger. Gue nggak papa," ucap Kenzie melihat sahabat yang sudah dia anggap seperti adiknya ini tampak sangat marah. Tak hanya Garry, tapi semua teman-temannya yang ada di dalam ruangan ini.

"Gimana gue bisa tenang? Gara-gara mereka lo kena tusuk!" balas Garry menggebu-gebu.

"Iya, tapi nanti balesnya tunggu gue sembuh dulu."

"Kelamaan."

"Lo nggak sabar banget kayaknya," kekeh Xavier.

"Gue bakal bales mereka sendirian," ucap Garry sungguh-sungguh.

Natha berjalan mendekat. Membawa Garry mundur dan menyuruhnya duduk. Dia tau Garry sangat sayang dan peduli pada Xavier. Jadi, saat tau Xavier terluka Garry merasa sangat sedih.

"Seharusnya bukan gue yang luka," ucap Xavier membuat kening semuanya mengernyit.

"Maksudnya?" tanya Bastian.

"Seharusnya pisau itu nusuk ke orang yang udah bantu gue," jawab Xavier. Cowok itu menghela napas. "Gue nggak sendirian lawan Yugo. Ada orang yang bantuin gue."

"Siapa?" tanya Daniel penasaran.

Xavier menggelengkan kepalanya. "Gue nggak tau. Dia pake slayer."

"Tapi, yang pasti orang yang bantu gue itu cewek," lanjutnya setelah terdiam beberapa saat.

Dangerous NerdWhere stories live. Discover now