•| Chapter 1 |•

Start from the beginning
                                        

Tak hanya sekali dua kali, tapi sering! Cowok itu selalu menyepelekan kekasihnya karena pikirnya mudah membujuknya kembali agar tidak marah. Belum kena karma saja kalau dia benar-benar akan ditinggalkan suatu saat.

Nah, Daniel ini berbeda dengan Xavier dan Bastian. Dia tidak dingin seperti Xavier apalagi judes seperti Bastian. Justru cowok itu bersama dengan Garry masuk ke dalam jejeran cowok imut karena memiliki Baby face.

Terakhir di samping kanan Bastian ada Garry Bentley Isander biasa dipanggil Garry. Garry ini maknae di antara ketiga temannya. Ya, karena umurnya memang paling muda. Dan dia juga masih polos. Tidak pernah berpacaran apa lagi dekat dengan cewek. Cewek yang mendekatinya hanya dia anggap teman.

Seharusnya, Garry baru masuk kelas 10. Dia melewatkan masa TK-nya dengan masuk Sekolah Dasar karena ingin selalu bersama dengan Xavier.

Bukan karena Garry belok! Garry menganggap Xavier ini sudah seperti kakak kandungnya. Xavier merupakan teman pertamanya yang mau berteman dengannya. Dan Xavier juga yang membuat dirinya memiliki seorang teman.

Makanya, Garry selalu ingin berada di samping Xavier. Dia sudah berjanji pada Xavier saat mereka kecil akan menjadi perisai sahabatnya itu.

Garry baru saja membuka bungkus permen dan membuangnya sembarangan. Merasa ada yang memerhatikannya, dia menoleh. Mendapat Bastian menatap tajam atas apa yang sudah dilakukannya.

Garry dengan tidak berdosanya malah menawarkan permen kiss rasa cherry pada temannya itu.

"Mau?" katanya dengan kedipan polos.

Bastian melengos, membuang pandangannya ke arah lain. Garry sendiri mengedikan bahunya tidak peduli. Kembali memasukan permen yang ditawarkan pada Bastian ke dalam saku seragam.

Banyak orang yang bilang Garry itu mirip Winwinnya NCT. Awalnya cowok itu marah-marah karena mengira Winwin itu sejenis banci yang ada di pinggir jalan. Setelah mencari tau, cowok itu malah kegirangan karena nyatanya Winwin itu ganteng. Dia bahkan menyombongkan diri pada Xavier dan Bastian jika dirinya kembarannya Winwin NCT.

Lalu, dengan tampang polosnya Bastian malah menyeletuk, "Winwin itu peri?"

Garry langsung marah-marah dan menjelaskan siapa Winwin NCT itu dengan sabar pada Bastian. Dia juga sampai menunjukan foto Winwin dan membandingkan dengan wajahnya.

"Lama. Panas di sini. Lama-lama gue gerah," celetuk Bastian sambil melepaskan jaket kulit hitam dari tubuhnya. Menyelipkannya di antara tali tas dan pinggang. Lalu, melipat tangan di depan dada dengan ekspresi wajah malas.

"Lagian kenapa sih, nungguin mereka, Xav? Kalau mereka datengnya jam dua belas gimana?" Daniel menambahi. Ikutan melepaskan jaket kulit hitam dari tubuhnya setelah meletakan ponselnya ke dalam saku celana.

"Lah? Sekalian balik dong, Goblok?!" seru Garry.

"Lo kayak nggak tau kelakuan kakak kelas lo aja," dengus Daniel. "Berangkat semaunya yang penting absen. Abis itu pulang lagi."

"Kenapa kita nggak nunggunya di kelas sih, Xav?" seru Garry bertanya. "Sambil ngadem. Pengen rebahan juga gue."

"Tidur mulu kerjaan lo," komentar Bastian.

"Bas? Lo lagi PMS, ya? Mau gue beliin yang bersayap atau nggak?" tawar Garry membuat Bastian mendelik seolah siap memakannya hidup-hidup.

"Bacot," umpat cowok itu.

"Mana gue laper lagi belom sempet sarapan di rumah," kata Daniel mengeluh, mengelus perutnya yang keroncongan. Lalu, menoleh pada Xavier. "Lo laper nggak, Xav?"

Xavier yang sedang menanyakan keberadaan orang-orang yang ditunggunya, menoleh kalem. "Nggak."

Daniel merengut. "Laper kek, Xav. Biar ke kantin bareng."

Dangerous NerdWhere stories live. Discover now