4. Identitas

4.9K 369 8
                                    

"Tuh," tunjuk Alvin ke gadis berambut panjang di ujung lorong dengan matanya.

"Darren!" Menyadari akan kehadiranku, gadis itu langsung berlari ke arahku dan memelukku erat.

"Hai! Kau di sini?"

"Iya. Ayah dan Mami mampir ke sini," jawab gadis itu jujur. "Kau mau ke mana?"

"Aku harus melihat kondisi sekitar. Kau berkeliling pack hous dulu ya," ucapku langsung beranjak dari sana tanpa menunggu jawaban.

Hari ini akan bayak sekali tugas. Aku tidak dapat menemaninya bermain sekarang. Mungkin saat perkerjaanku selesai nanti aku dapat menemaninya.

*****

Menyadari seorang pria memeluknya sekarang, Alice mendorong dada pria itu sekuat tenaga. "Siapa kau? Lepaskan aku!" Alice tetap meronta, tapi pria itu sama sekali tidak melonggarkan dekapannya.

"Aku bilang lepas!" teriak Alice mendorongnya lebih kuat.

"Hai, tenanglah! Aku tak akan menyakitimu," ucap pria itu mencoba menanangkan. Sesaat kemudian ia melepaskan pelukannya.

"Lo siapa? Kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Alice mengalihkan pandangannya.

"Panggil aku Darren," jawab pria itu singkat.

"Lo tau jalan keluar dari sini?" tanya Alice tak acuh walaupun sangat berharap pria di sampingnya itu mengetahui jalan keluar. Ia sangat ingin pulang sekarang.

"A-" Belum sempat Darren membuka mulut, segerombolan serigala tiba-tiba saja muncul dari belakannya. Alice yang menyadari hal itu menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mata.

Melihat ekspresi kaget Matenya, Darren langsung membalikkan badannya. Membelakangi sang Mate yang ketakutan. Bersiap menghabisi Rogue-Rogue sialan itu.

Tanpa berpikir lama lagi, Darren langsung berganti shift dengan Aron, serigalanya. Dengan cekatan, ia menyerang Rogue-Rogue tersebut sebelum Matenya benar-benar ketakutan.

Di tengah pertarungan, Alice membuka matanya. Serigala besar berwarna abu-abu pekat tampak berdiri membelakanginya. Serigala itu menghabisi serigala-serigala yang lebih kecil yang mendatanginya bersama pria yang ia ketahui bernama Darren, tapi dimana pria itu sekarang?

Alice memandang sekeliling. 'Apakah pria itu sudah pergi meninggalkannya? Atau pria itu hanya ilusinya saja?' Pikir Alice mulai kacau. Sekali lagi ia mencoba menenangkan dirinya. Sekarang yang ia harus di pikirkan adalah bagaimana caranya ia melarikan diri dari tempat itu sekarang.

Krekk..!!

Serigala abu abu pakat itu menatap tajam Alice. Gadis itu baru mengambil langkah pertama, dan sialnya ia langsung menginjak ranting-ranting pohon. 'Siapa yang meletakkan ranting pohon di situ,' batin Alice kesal.

Dengam susah payah Alice menelan salivanya. Tubuhnya menegang. Jantungnya berpacu sangat cepat. Serigala yang sudah memnghabisi serigala-seigala lainnya itu mendekatinya perlahan sembari memberinya tatapan tajam.

Alice memejamkan kedua matanya. Ia tak ingin melihat bagian-bagian tubuhnya dikoyak taring seriga besar yang sudah berada tepat di hadapannya sekarang.

Sebuah benda kenyal dan basah menyentuk kedua kakinya. Dengan memberanikan diri, Alice membuka matanya perlahan. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Serigala itu tidak ingin memakannya, tapi hanya menjilati kakinya saja.

You Are My Luna (Slow Update)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu