Chapter 8

42 12 3
                                    

Kedua remaja itu saat ini sudah sampai dipekarangan rumah Anya. Sedari tadi di perjalanan mereka hanya diam dan tidak berdebat seperti biasanya. Entahlah kenapa.

"Makasih" ucap Anya dengan datar lalu membuka pintu mobil untuk sesegera pergi dari mobil itu.

Namun tangan Anya dicekal oleh Rama saat ia ingin membuka pintu mobil itu.

"Apa sih!" Anya langsung menepisnya.

"Biar gue obatin." Jawab Rama dengan datar nya.

"Gausah gue bisa sendiri!" bentak Anya.

"Gausah batu jadi orang!" Rama pun ikut membentak karena ia sangat kesal dengan gadis yang ada dihadapannya. Keras kepala.

"Gue ga butuh bantuan lo!" Ucapnya dengan sinis.

"Gue ga terima penolakan!" ketus Rama.

"Dasar tukang maksa!" cibir Anya lalu langsung membuka pintu mobil. Dan diikuti oleh Rama.

Saat mereka berjalan keluarlah wanita paruhbaya dari dalam rumah.

"Eh,bun mau kemana?" tanya Anya.

"Eh,kamu uda-- astaga itu kenapa pundak kamu bisa kaya gitu sayang?" kaget Vanya yang melihat luka di pundak anaknya yang masih dilumuri darah,hingga darah itu menembus ke baju seragam sekolahnya.

"Gapapa bun" Anya pun tersenyum tipis dan menyembunyikan rasa perih dan sakit,supaya bundanya tidak khawatir.

"Gapapa gimana kamu tu--" ucapan Vanya terpotong saat Rama ikut berbicara.

"Biar saya obatin tan" ucap Rama sekenanya.

"Eh,kamu siapa?" tanya Vanya penasaran. Pasalnya Anya tidak pernah membawa cowo ke rumahnya selain Reyhan sahabatnya sendiri.

"Saya Rama" jawab Rama dan langsung menyalimi Vanya.

"Owh,pacarnya Anya ya?" ledek Vanya dan membuat mata Anya melotot.

"Ish bunda apaan sih!" Anya pun tersentak kaget mendengar ucapan bundanya.

"Gausah malu malu sayang,bunda setuju kok kalo kamu sama dia. Udah ganteng kelihatannya juga baik kok" Puji Vanya pada Rama. Anya semakin dibuat kesal oleh tingkah bundanya.

Rama yang mendengar itu hanya terdiam dan masih setia memasang wajah datar nya.

"Bunda apaan sih! Anya sama dia gaada apa apa bun" bantah Anya memutar bola matanya malas.

"Terserah kamu. Yaudah bunda mau ke toko dulu" kekeh Vanya.

"Yaudah iya" jawab Anya yang masih sangat kesal.

"Jangan ngambek dong" rayu Vanya.

"Ngga" singkat Anya.

"Yaudah bunda berangkat dulu ya sayang. Jangan lupa itu luka nya diobatin ya Rama,tante titip Anya sama kamu. Oh ya,bunda hari ini pulangnya bakalan telat sayang. Kamu hati hati dirumah" cerocos Vanya dan langsung mencium puncak kepala Anya.

"Iya bun" jawab Anya.

"Iya tan,saya bakal obatin" Rama pun angkat bicara.

Setelah perdebatan kecil yang menyelimuti kedua ibu dan anak,vanya pun segera pergi menuju toko nya karena ia takut terlambat.

"Masuk" ketus Anya lalu membuka pintu rumahnya. Ia berjalan lebih dulu dan langsung duduk di kursi yang berada diruang tamunya. Dan diikuti oleh Rama.

"Kotak obat mana?" tanya Rama.

"Bentar" ketus Anya lalu berdiri,ingin mengambil kotak obat itu.

"Biar gue yang ambil. Dimana?" tanya Rama dengan datar nya.

Bad Boy VS Bad GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin