02 : A&C

12 1 0
                                    

Now Playing
Baek Ji-young : Dont Forget.

02 : A&C

Anton membawa mobil sport berwarna merahnya itu menyapu jalanan Jakarta malam hati itu. Anton melirik sedikit ke arah Ervin yang sedari tadi sibuk memainkan handphone nya sambil senyam-senyum.

"Emang ada yang nge-chat?" Tanya Anton saat lampu merah di tengah jalan.

Ervin memandang ke arah Anton lalu tersenyum. "Iya."

"Sama siapa?"

"Zara."

"Zara?" Tanya Anton.

"Oh itu loh temannya cewek yang lo tabrak tadi pagi."

Anton kembali menjalankan mobilnya. "Berhasil dapetin nomornya?" Tanyanya.

"Iya lah, soal cewek mah gue pakarnya," Ervin menepuk-nepuk dadanya bangga dengan kemampuan menggoda cewek.

Anton tersenyum miring. "Kalau nomor cewek yang gue tabrak itu lo dapat gak?" Tanya Anton.

"Naya?"

"Naya?" Tanya Anton balik sambil menyatukan alisnya.

"Iya namanya Naya."

"Ohh nama yang cantik," ucap Anton pelan tapi masih di dengar Ervin.

"Apa?!"

Anton yang tersadar dengan ucapannya langsung senyum canggung. "Ha? Kenapa?" Tanya Anton pura-pura lupa.

"Lo tadi bilang apa? Cantik ya?" Tanya Ervin memastikan.

"Ha? Ka--kapan gue bilang gitu?" Tanya Anton dan keluar keringat dingin dari tubuhnya.

"Barusan, lo bilang cantik."

"Bener kan maksud gue?" Tanya Ervin lagi.

Anton menggaruk tengkuknya. "Ah maksud gue langit nya cantik." Anton menunjuk ke arah langit.

Ervin menatap langit yang gelap di temani oleh beribu-ribu bintang. "Iya sih cantik kayak Naya."

Anton langsung menginjak rem mobilnya mendadak ke tepi jalan. Anton melirik ke arah Ervin. "Apa lo bilang?"

"Kok lo kaget? Gak biasanya."

"Gak ulangin kata-kata lo tadi."

"Naya dia cantik."

"Oh biasa aja menurut gue," Anton kembali melajukan mobilnya.

"Lo mah semua cewek di bilang biasa aja. Yang cantik menurut lo cuma Cia iya kan?"

"Dia juga biasa aja."

"Halah bohong, cewek yang bisa luluhi hati lo cuma Cia. Lo liat aja di sekolah banyak cewek suka sama lo tapi apa lo tolak kan? Karna menurut seorang Antonio yang cantik hanya lah Cia," terang Ervin panjang lebar.

Anton menggelengkan kepalanya. "Gak lah. Dia mah biasa aja."

Ervin menyipitkan matanya. "Bohong."

Anton mengangkat bahunya. "Ya udah kalau gak percaya."

Anton kembali menatap Ervin yang sedang cengengesan. "Btw kok lo gak dapetin nomor namanya Naya itu?"

Ervin menghela nafasnya. "Dia mah cantik-cantik dingin. Berbanding balik sama lo, ganteng-ganteng tapi dingin."

Anton mengangguk dan kembali fokus ke jalanan. Dia tersenyum kecil. 'Dingin dan Misterius.' Gadis itu semakin menarik perhatiannya. Anton pun tidak tahu mengapa.

ICYWhere stories live. Discover now