PART 10

13.9K 827 22
                                    

Cathya memasuki gerbang kampusnya dengan perasaan malas luar biasa. Sudah dia duga, beritanya pasti menyebar dengan cepat. Lihat saja, sepanjang koridor menuju kelasnya, hampir semua orang terutama kaum hawa meliriknya kemudian berbisik-bisik dan bisikannya ini jelas jenis bisikan yang sengaja diperkencang agar objek penderita mendengarnya.

Banyak yang bilang, Cathya ketiban bulan karena dilamar pria sesempurna Kean. Tapi bagi Cathya, dirinya justru serasa ketiban monyet karena hanya tumpukan rasa kesal, malu dan jengahlah yang dia dapat. Belum lagi sikap mencemooh dari orang-orang disekitarnya yang tidak terima karena pada akhirnya sang dosen pujaan hati menetapkan pilihan padanya. Maka dengan menulikan hati dan telinga, Cathya terus berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan bisikan-bisikan gaib disekitarnya.

Cathya melewati sisa hari itu dengan mood luar biasa buruk dan kesialannya tidak berhenti saat dirinya baru ingat kalo hari ini jadwal terakhir kuliahnya adalah Statistik yang masih dipegang sang tunangan yang kembali menggantikan kelasnya Pak sigit. Cathya berniat melarikan diri, namun sedikit waktu yang tersisa saat pergantian mata kuliah benar-benar terpangkas habis karena sesaat setelah dosen sebelumnya keluar, Kean langsung menginjakkan kakinya di ruang kelas seolah tahu bahwa waktu sesaat itu akan digunakan Cathya sebaik mungkin. Beruntung Cathya memilih bangku barisan belakang yang tidak terlalu mencolok mata. Dan sepertinya doanya agar jadi mahluk tak kasat mata dihadapan Kean akhirnya terkabul karena selama kuliah berlangsung, Kean tampak tak menyadari kehadirannya dan keluar ruangan begitu saja.

Cathya benar-benar bisa bernafas lega saat kuliahnya berakhir, dirinya sungguh tak tahan dengan pandangan orang-orang juga bisikan sinis yang dialamatkan ketelinganya. Dia lebih baik di caci maki didepan muka langsung, daripada harus dibicarakan dengan bisik-bisik. Ingin marahpun rasanya percuma karena mereka pasti mengelak jika di konfrontasi secara langsung karena bagaimanapun dirinya sekarang berstatus calon menantu pemilik yayasan. Tapi anak TK juga tau melihat lirikan mereka yang berkali-kali ke arahnya, Cathya yakin dirinyalah yang jadi objek pembicaraan serta sumpah serapah.

Dengan gontai dirapihkannya peralatan tulisnya lalu berjalan keluar kelas. Hari yang benar-benar menjengkelkan. Bahkan kedua sahabatnyapun seperti berkontribusi membuat harinya tambah buruk. Entah kemana mereka berdua sampai kompak pada absen. Membuatnya merasa sendirian menghadapi tatapan macan-macan betina yang terlihat bernafsu mencabiknya.

Cathya baru saja melangkahkan kakinya keluar ruangan saat ada tangan yang mencekalnya kemudian menariknya kembali ke dalam. Belum sempat Cathya tersadar dengan situasi tersebut, pintu dibelakangnya sudah tertutup rapat dan terhalang tubuh yang menjulang dihadapannya.

Cathya mendongakkan wajahnya dan disanalah, orang yang paling tak ingin ditemuinya berdiri dengan Keanggunan bagai sekor cheetah yang tengah menanti mangsa sambil melipat tangan di depan dada dengan angkuh.

"Kau brengsek!!!" desis Cathya sepenuh hati. Dirinya ingin menumpahkan kekesalannya dimalam jebakan itu dan berlanjut ke pagi yang penuh mimpi buruk. Namun baru saat ini dia bisa menumpahkan semua amarahnya.

Kean hanya mengangkat sebelah alisnya melihat respon Cathya. Hanya segini saja? Dia pikir gadis ini akan meledak dan menyeretnya hancur berkeping-keping karena ledakan amarahnya.

"lepas dari pengawasanku rupanya membuat lidahmu makin tajam" ujar Kean dengan nada mencemooh. Sesaat senyumnya terbit, membuat amarah Cathya mulai melesat tak terkendali. Tangannya mengepal, berusaha menahan diri agar tak mencakar wajah pria didepannya.

"Wow, Aku pikir bakal dapet hadiah tamparan." Kean berbisik provokatif "Dengan begitu, Aku bisa memberi hadiah balasan. A kiss maybe? tapi Aku lebih suka french kiss sih. Lebih gimana gitu" Kean mendesah panjang diakhir kalimatnya membuat Cathya terpaku. Bengong lebih tepatnya.

EntangledDove le storie prendono vita. Scoprilo ora