PART 3

21.1K 1K 4
                                    


Special buat yang nagih revisiannya >.<
banyak tambahannya...tp intinya sih sama aja. oh iy ada kalimat kunci disini yg kemaren sempet missing..lupa keketik. kalo yg prnh baca mungkin bs nebak.

enjoy the part.

Gunung salak, Masa Orientasi , 1 Tahun yg lalu.

Sudah ribuan kali Cathya menolak untuk ikut OPSPEK di gunung salak, dia memang anggota senat, tapi dia tak berminat ikut kepanitiaan OPSPEK yang terkadang acaranya lebih banyak aksi  bullying daripada pengenalan kampus yang bermanfaat. Dia beranggapan kalau acara semacam ini hanya menyiksa diri. Tapi Kayla dan Ryo begitu gigih menyeretnya ikut serta.

Dan jangan panggil namanya Kayla, Jika dia tak bisa membuat Cathya tak berkutik. Dengan sangat tega dan niat banget, Kayla mendatangi sang ketua senat dan membujuk sang ketua untuk mengerahkan semua anggotanya agar ikut berpartisipasi dengan alasan kurangnya anggota panitia.

Alhasil, 2 hari sebelum keberangkatan puncak OPSPEK di gunung salak, muncul edaran surat perintah untuk setiap anggota senat agar ikut berpartisipasi dalam acara OPSPEK di gunung salak. Dan untuk menegaskan keabsahan surat perintah tersebut, disana tercantum  tanda tangan 2 orang paling berpengaruh di Universitas Sangga Buana, sang rektor dan sang pembina senat yang terkenal paling tampan, paling dingin, arogan dan yang paling penting masih single, Keandra sastradinata.

Akhirnya, disinilah Cathya hanya bisa merutuki Kayla dan terjebak sebagai penjaga pos 3. Sementara sang tersangka utama penyebab kesialannya, yang semenjak 15 menit lalu pamit ke toilet, sampai sekarang masih belum balik juga.

"cintaaaaaa.....yuhuuuuu" teriak Kayla dari kejauhan sambil berlari ke arah Cathya. Matanya bersinar cerah dengan kedua bibir tertarik membentuk senyum paling lebar yang menghiasi wajahnya, seolah Kayla baru bertemu malaikat penjaga surga. Tapi mana mungkin di toilet ada malaikat? Pikirnya ngaco.

"Cathya...Cathya...tau ga...hah..hah.." ucapnya berantakan sambil ngos-ngosan membuat Cathya gemas pengen ngejitak kepala cantiknya.

"Nih minum dulu"  Cathya menyodorkan air mineral ke arah Kayla, yang langsung ditenggak habis dalam sekejap "ngomong berantakan gitu pake acara teriak-teriak lagi, kaya dikejar apa aja"

"Tau ga?" lanjut Kayla lagi tak mempedulikan wajah didepannya masih mendelik sewot "I have a big News." mata Kayla terlihat berbinar-binar cerah, seterang lampu neon 100 watt. "Si dosen ganteng mau dataaang. Gila ihhh...aku ga nyangka banget dia mau nyempetin waktunya buat kemari".

Cathya mengerutkan dahi "Dosen ganteng? siapa?" Ia benar-benar bingung dengan orang yang Kayla maksud. Beruntunglah dia karena jurusan yang diambilnya terkenal sebagai gudangnya dosen-dosen ganteng. Dan walaupun dia tak sampai bersikap norak, kaya mahasiswi lain -termasuk orang disebelahnya ini- tapi matanya kan juga sehat. Tau lah mana yang ganteng, mana yang standar dan mana yang standaaar bangeeet alias pas-pasan.
Hanya saja Cathya ga terlalu excited buat urusan begitu. Karena matanya seolah disegel untuk satu orang. Orang yang telah meminjam setengah hatinya dan membawanya pergi jauh ke belahan benua yang lain.

Mata Kayla melotot dengan dramatis. Untuk urusan cowok cakep, temennya satu ini memang lebay. "Cathya, temanku yg cantik tapi kuper. Plis deh, dosen pualing ganteng di seantero kampus itu Cuma the one and only."

"Kata siapa?? ihh ngeremihin ni anak. Banyak kok yang ganteng"  bantah Cathya sewot, keki juga dibilang kuper "Pak Rahadi dosen kalkulus itu kan ganteng, Pak mugi yang ngajar TL juga ganteng terus..."

"Stop..stop.." potong Kayla cepat "Iya..mereka emang ganteng, tapi yg paling ganteng kan cuma satu, potongan wajah aristokrat dihiasi bola mata amber yang menyorot tajam..." Kayla mendeskripsikannya dengan tatapan menerawang "kalau ditatap sepasang mata itu, rasanya  langsung meleleh."

EntangledWhere stories live. Discover now