60. Fakta yang terungkap

6.8K 216 20
                                    

Amerika, Washington, D.C.

Tepat pada pukul 10:15 Devan sudah sampai di Bandar Udara Internasional Washington Dulles. Seperti biasa, wajah nya selalu datar dan dingin. Ia menarik koper nya, menuju mobil pribadi milik ayah nya yang berada di Amerika.

Di sepanjang perjalanan, mata Devan memandang ke arah luar jendela. Ia mengamati setiap bangunan yang berada di pinggir jalan, yang tentu nya berbeda dengan di negara kelahiran nya.

Membutuhkan waktu 1 jam, untuk sampai di mansion ayah nya yang berada di Amerika. Devan langsung turun dari mobil, sambil menarik koper nya ke dalam rumah.

Devan langsung merebahkan tubuh nya di kasur ketika ia sampai di kamar nya. Mata nya memandang langit-langit kamar nya. Ia harap, diri nya bisa melupakan Carly di dalam hidup nya agar ia tetap bisa melanjutkan hidup.

Devan bangun dari rebahan nya, lalu segera menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya agar terlihat lebih segar.

Tidak lama kemudian, Devan keluar dari kamar mandi. Ia memutuskan untuk tidur sebentar, karna rasa kantuk tiba-tiba menghampiri nya.

*****

Devan terbangun setelah ia tidur 3 jam lama nya. Ia melakukan perenggangan kecil di atas kasur nya itu.  Mata nya melirik ke arah jam dinding sekilas yang saat ini menunjukkan hampir pukul 3 sore.

Devan mengambil handphone nya, mengecek apakah ada notifikasi untuk nya. Ia hanya menatap datar ke beberapa notifikasi yang menurut nya tidak penting sama sekali. Devan meletakkan kembali handphone nya itu lalu segera menuju ke kamar mandi karna ia merasa tubuh nya sedikit lengket.

Saat ini, Devan sudah siap dengan pakaian santai nya. Ia memilih untuk berjalan-jalan di sekitar taman yang tidak jauh dari mansion nya.

Udara sore hari ini sangak sejuk. Devan tersenyum sangat tipis, ketika melihat banyak anak kecil yang bermain di taman tersebut. Namun, tidak sedikit juga ada pasangan yang sedang berkencan disana.

Devan yang melihat hal itu pun hanya berdecak pelan. Entah lah, melihat hal itu diri nya kembali mengingat Carly, karna sewaktu mereka masih pacaran dulu juga sering main ke taman.

Di saat Devan mengamati sekeliling nya, tanpa sengaja tatapan nya jatuh kepada seorang perempuan yang duduk sendirian di taman. Mata nya menyipit, mencoba memfokuskan penglihatan nya kepada perempuan tersebut.

Refleks, mata nya melotot ketika perempuan itu sangat mirip dengan Carly. Devan mengusap-usap mata nya beberapa kali. Pasti saat ini diri nya sedang berhalusinasi.

Devan kembali menatap perempuan tersebut yang masih setia duduk di salah satu kursi yang berada di taman. Ia kembali menggeleng-gelengkan kepala nya beberapa kali, ketika mata nya masih melihat hal yang sama, yaitu Carly.

Perlahan Devan melangkahkan kaki nya mendekati perempuan itu. Sampai akhir nya, ia sekarang sudah berada di samping perempuan itu berada. Namun, kelihatan nya perempuan itu tidak menyadari kehadiran Devan.

"Benar-benar mirip" batin Devan.

Menurut Devan perempuan itu sangat mirip dengan Carly. Hanya saja, rambut perempuan tersebut berwarna pirang. Tapi Devan seratus persen yakin jika perempuan itu adalah Carlyna.

"Carly"ucap Devan lirih.

Perempuan itu menoleh, dan saat itu juga jantung Devan seakan-akan berhenti berdetak. Saat ini ia merasa, diri nya tengah melihat Carly hidup lagi.

Refleks, Devan langsung memeluk erat perempuan itu. Ia sangat rindu dengan sosok Carly.

"Kamu Carlyna kan?" tanya Devan sambil menatap perempuan tersebut.

"Orang Indonesia" batin perempuan tersebut.

Plakk......

Devan memegang pipi nya yang tiba-tiba saja ditampar oleh perempuan tersebut.

"Dasar cowok kurang ajar!" ucap perempuan itu marah.

"Carlyna ini aku Devan" ucap Devan sambil menggenggam tangan perempuan itu.

"Lancang ya lo pegang-pegang tangan gue. Gue ga faham sama apa yang lo maksud, dan gue nggak kenal sama lo!"ucap perempuan itu sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Devan.

Bahu Devan merosot. Ia tersenyum miris. "Jadi, kamu bukan Carly?"

"Bukan, gue Selena Kayora, panggil gue Lena" ucap perempuan tersebut yang ternyata bernama Selena.

"Gue Devan"

"Sorry, karna gue tadi udah lancang peluk lo gitu aja. Lo bener-bener mirip sama gadis gue yang sudah meninggal"lanjutnya

"Hmm....gue turut berduka cita. Btw, lo dari Indonesia?" tanya Selena.

Devan menganggukkan kepala nya. "Iya, lo sendiri juga orang Indonesia kan?. Soal nya, bahasa Indonesia lo lancar banget"

"Iya" jawab Selena singkat.

"Oh...kalo gitu gue duluan" ucap Devan lalu pergi dari sana.

*****

"Grandma.....Selena datang....." ucap Selena ketika memasuki rumah.

"Sayang...jangan teriak-teriak dong, kebiasaan banget sih kamu" ucap Rose sambil mencubit pelan hidung Selena.

"Hehehe....oh ya, Lena mau tanya sama grandma. Apa bener sama aku Selenabukan nya Carlyna?" tanya Selena ragu. Sejak bertemu dengan pria asing itu, entah kenapa ia terus memikirkannya dan merasakan sesuatu yang ganjal.

Rose tersentak kaget. "Kenapa kamu tanya seperti itu?"

"Tadi waktu Lena main ke taman, tiba-tiba aja ada cowo yang peluk Lena gitu aja. Kata nya sih, Lena mirip sama gadis nya dulu yang sudah meninggal" ucap Selena menceritakan kejadian waktu di taman tadi.

"Kamu kenal sama laki-laki itu?" tanya Rose.

Selena menggeleng kan kepala nya. "Engga, kalo nggak salah tadi nama nya De...De...Devan, iya Devan"

Rose terdiam sebentar. "Devan?"

"Iya, dia dari Indonesia" ucap Selena.

"Apa mungkin?" batin Rose.

"Kenapa ya?, Lena kok merasa kayak udah kenal lama sama cowok tadi?" ucap Selena dengan dahi mengernyit heran.

"Mungkin itu hanya perasaan mu saja" ucap Rose.

"Mungkin....kalo gitu Lena mau ke kamar dulu ya grandma" ucap Selena mencium pipi Rose sekilas, lalu pergi menuju kamar nya.

"Pada kenyataan nya, kamu memanglah Carlyna sayang" batin Rose sendu.

Yah....memang seperti itulah kenyataan nya. Selena adalah Carlyna yang selama ini semua orang menganggap nya sudah tiada. Carly baru saja bangun dari koma nya 2 bulan yang lalu. Dan selama itu lah, Carly kehilangan ingatan nya karna kecelakaan yang menimpa diri nya 1 tahun yang lalu.

Jasson dan Rose memalsukan kematian Carly, dan membawa nya pergi ke Amerika. Bahkan Steven pun, juga turut andil dalam rencana ini.

Orang yang dimakam kan pada waktu itu, bukan lah Carly melainkan mayat orang lain yang dimake up semirip mungkin dengan Carly. Dan pada saat itu lah, Jasson, Rose, dan Steven membawa Carly pergi meninggalkan Indonesia.

Akhir nya, fakta tentang kematian Carly terungkap. Carly masih hidup sampai sekarang, bahkan ia sudah bangun dari tidur panjang nya. Sandiwara pada waktu itu, sangat lah sempurna. Bahkan hal itu, berhasil membuat semua orang yang pernah menyikiti Carly merasa bersalah dengan kematian nya.



















*****

Carly masih idup gaes😀

Haha....siapa nih yang kena prank author???>_<

Wkwk ya gak mungkin lah kalo Carly mati beneran...
Kan cerita ini Happy Ending:)



Vote & coment❤👌

CARLYNAWhere stories live. Discover now