Awal Kedatangan di Kos

14.5K 1.7K 309
                                    

Terpampang jelas nama kosan yang akan kutinggali dalam beberapa bulan ke depan yang membuatku ingin menggeleng seribu kali karena namanya. Mau tahu namanya?

KT2S. Kosan Tampan-Tampan Serigala.

Rasanya aku mau tenggelam di kali mas aja karena kudu tinggal disini.

"Weleh, mas Kita dah tau belum yak anak barunya dah datang?"

"Belum keknya. Kasi tau gih, Tsum."

"Sam sum sam sum emang gue rokok?!"

"Apaan sih? Gak jelas, kanebo kering."

"Elo tuh yang kaku kea kanebo kering!"

"Lo."

"Elo!"

Baru masuk area kosan aku sudah disambut oleh dua orang---yang kayaknya kembar---tengah beradu mulut. Aku terdiam melihat keduanya, menundukkan kepala seraya menggeret koperku---tidak ingin menginterupsi perkelahian mereka sampai aku merasakan aura menusuk tak jauh dari aku berdiri. Kedua lelaki itupun langsung terdiam dan berhenti beradu mulut.

"Mampus, mas Kita dateng," keluh si pirang.

"Gara-gara lo tau?!"

"Elo!"

"Lo!"

"Kalian berdua." Si lelaki rambut abu-hitam bersuara, membuat si kembar kicep lagi. "Gak liat ada orang baru?"

"M-Maap, mas Kita! Dia pendek banget jadi gak keliatan!" bela si pirang, membuatku tersentak dan perempatan pun muncul di dahiku.

Ealah cok, baru awal-awal dah dikatain aku!

"Tapi tadi dia lewat, Tsum. Lo aja yang picek," sambung kembarannya, membuat si pirang ingin menabok saudara kurang ajarnya karena gak ada niatan banget mau ngebela.

Lelaki yang dipanggil mas Kita menghela napas kasar dan menggeleng. "Kalian bukannya mau beli es potong?"

"Oh iya!" Si pirang menepuk jidatnya. "Gara-gara elo, Samu! Kalo es potongnya abis ini salah elo!"

"Bacot anjeng. Nyalahin orang mulu kek dah bener aja itu hidup, Tsumu bangke." Saudaranya menggerutu sekaligus ngegas. Mereka kini meninggalkan kosan dengan berlari-lari kayak dikejar setan.

Lantas kutolehkan kepala pada Kita. Wajahnya datar, melihatku dan menunjuk kamarku dengan begitu lembut. Duh, ini manusia normal banget ya Gusti!

"Kamar kamu disini, ya," ujarnya. Kulihat kamarku yang sudah terpampang namaku di pintunya. Aku pun mengangguk, membuka pintu kamarku dan menghidupkan lampunya. "Makasi ya, mas...Kita?"

"Iya, panggil aja gitu. Salam kenal ya, [Name]."

Aku mengangguk sekali lagi dan tersenyum. Kupikir karena nama kosnya absurd, isi orangnya pun sama. Ternyata ada juga manusia waras disini, huhu aku ingin menangis. Semangat untuk beberapa bulan ke depan, [Name]!

Kos-Kosan! [✓] || InarizakiWhere stories live. Discover now