XII.Big Surprise

2.6K 461 13
                                    

Keadaan rumah besar yang tadinya membuat hati Jiera berbunga-bunga mendadak berubah karena datangnya tamu tak terduga.

Kedua keluarga terpandang yang tampak membicarakan perjodohan.

Jiera hanya bisa meringis pelan saat tau pria yang kemarin menyatakan cinta padanya akan dijodohkan dengan seorang gadis cantik berambut panjang yang kini duduk diantara orang tua itu.

Jimin juga ada disana setelah membersihkan diri. Dan Jiera hanya mengintip dari kamar dilantai bawah, mendengarkan pembicaraan yang benar-benar menyakiti hatinya.

Padahal baru sebentar Jiera merasakan kebahagiaan dengan Jimin. Apa ia harus melepasnya begitu saja?

Jujur Jiera ingin berteriak dan meraung mengatakan bahwa Jimin adalah miliknya. Namun dia masih memiliki akal sehat untuk menghilangkan tindakan buruk yang terlintas dipikirannya, itu hanya akan mempermalukannya saja.

Akhirnya gadis bermarga Goo itu memilih menutup pintu kamar dan menangis diam-diam. Kebahagiaannya baru datang sebentar, namun kini tangis kembali datang.

Perjodohan. Itu klise sekali, namun jika orang tua yang melakukannya maka sulit untuk ditolak. Bukankah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya?

Benar, tapi tidak selamanya orang tua benar kan?

Jiera takut. Takut Jimin akan meninggalkannya setelah ini, tapi akan lebih buruk saat Jimin tetap bersamanya dan menolak perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Bisa-bisa Jiera dianggap membawa pengaruh buruk terhadap Jimin.

Cklek

Mendadak pintu kamar dibuka, menampilkan Jimin dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Pria Ryu itu mendekat kearah Jiera dan memeluk gadisnya yang masih terisak.

"Jangan menangis, sudah kukatakan bukan? Aku tak suka melihatmu menangis, hatiku ikut merasakan sakit." Tangan Jimin mengangkat wajah Jiera agar menatapnya, lalu mengelap air mata itu dengan lembut.

"Kenapa kemari? Orang tuamu ada diluar kan? Sudah sana, aku baik-baik saja disini." Jiera berusaha memberikan senyuman walau sulit. Merasa tidak enak saat pemilik rumah malah pergi kekamar saat ada tamu diluar sana.

"Mereka sudah pergi," imbuh Jimin lirih.Kepalanya menunduk,"mereka memintaku menikah dengan Jiah, dan aku tidak mau Ji. Aku ingin bersamamu saja. Seperti yang kukatakan kemarin, aku mencintaimu."

Jiera tersenyum pedih. Mereka berdua sama-sama tak sanggup walau hanya saling menatap saja,terlalu menyakitkan. "Jadi kau akan meninggalkanku setelah ini? Kau akan menikah dengan wanita itu?"

"Tidak, aku tidak akan melakukan itu, aku hanya ingin bersamamu. Aku mencintaimu,sangat," suara Jimin terdengar frustasi, dia menggeleng sembari memegang erat tangan Jiera. Jimin hanya ingin bersama Jiera-nya,bukan wanita lain, "aku akan mengatakan pada mereka bahwa kau adalah kekasihku, kita akan menikah. Kau mau kan Ji?"

Kekasih? Mendadak Jiera teringat akan kejadian yang baru saja mereka alami. Disaat Nyonya Park datang dan menanyakan siapa gadis yang ada disebelah Jimin.

Dengan cepat Jiera mengatakan bahwa dia adalah salah satu asisten rumah tangga disini. Dan soal tangan mereka yang saling bertautan, Jiera memberikan alasan bahwa dia baru saja terjatuh dan Jimin berusaha menolongnya.

Epoch [End]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora