••••

"Kamu sedang lihat apa hah?!!"

Aku tak menjawab dan langsung memalingkan wajahku.

"Kamu mau tanya soal kejadian sore tadi? Jangan aneh, gaya berpacaranku memang seperti itu. Pria polos dan baik seperti mu gak mungkin paham."

"Setiap kali berpacaran kamu selalu seperti itu?" tanyaku penasaran.

"Gak selalu sih. Kalau kita sedang berhasrat saja baru melakukan itu."

Dengan entengnya dia berbicara seperti itu. Aku benar-benar tidak paham.

"Kamu gak malu melakukannya?"

"Untuk apa aku malu? Orang lain juga sering melakukan hal itu. Kamu belum pernah ya? Kasihan sekali. Mau coba denganku?"

Dia langsung mendekat ke arahku. Ah gila, apa yang akan dia lakukan?

"Coba buka kancing bajumu." suruhnya sambil melihat ke arah bajuku.

Aku langsung menutupi bajuku dengan kedua tangan. Wanita apa dia? Sangat menakutkan.

Terlihat wajahnya yang tersenyum ringan. Aku malah semakin merasa takut. Akhirnya aku beranjak dari tempatku dan berlari pergi. Namun, Zea menarik bajuku hingga terdengar suara robek.

"Kamu kenapa sialan!!!" bentakku marah.

"Kamu yang kenapa? Mau kemana hah?"

"Lepaskan bajuku!! Jangan coba-coba menyentuhku dengan tangan kotormu itu!"

"Kamu galak juga ternyata." ucapnya sambil tersenyum menyeringai.

"Gila ya?"

"Ah sudahlah. Pergi sana yang jauh! Kalau perlu jangan balik lagi. Dasar polos. Lain kali akan aku buat kamu jadi gak polos lagi."

Sialan! Sepertinya aku akan gila berlama-lama hidup dengan wanita seperti dia.

Aku bergegas pergi keluar kamar dan duduk di atas sofa. Kaki ku terasa gemetar.

"Apa aku sepolos itu? Mungkin karena terlalu lama bersembunyi dan hidup sendiri, aku jadi gak tahu apa-apa tentang pergaulan seperti itu. Apa semua orang melakukan hal yang sama seperti Zea? Tapi mana mungkin semua orang sebejad dia? Semua wanita seperti itu? Rasanya mustahil."

"Ada apa Rigel?"

Jantungku rasanya berhenti berdetak ketika Paman Hira berjalan mendekat. Apa dia mendengar semua perkataanku? Lain kali lebih baik aku berbicara dalam hati saja.

"Ah tidak ada apa-apa paman. Aku hanya berbicara sendiri saja."

"Tadi paman dengar kamu mengatakan pergaulan? Memang ada masalah apa dengan pergaulanmu?"

"Aku hanya merasa kurang bergaul saja." jawabku sambil tersenyum malu.

"Ah paman mengerti. Karena kamu baru pertama kali belajar di luar dengan banyak orang, kamu susah beradaptasi ya? Jangan khawatir Rigel. Itu biasa. Apalagi ini hari pertama kamu bertemu orang lain setelah sekian lama. Wajahmu sangat tampan. Kamu pasti akan mudah mendapatkan teman apalagi teman wanita."

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Kalau bukan karena Paman Hira, sepertinya aku tidak akan hidup seperti sekarang.

Setelah ayah dan ibu meninggal dua tahun yang lalu, hidupku menjadi kesepian.
Aku yang sudah dianggap mati mana mungkin bisa hidup di luaran sana. Sampai harta warisan yang harusnya menjadi milikku tak bisa aku miliki karena isu kematianku itu. Akhirnya warisan ayah yang sangat banyak itu jatuh ke tangan adik ayahku, Paman Daniel.

Paman Daniel bilang aku tak bisa hidup dengannya karena mungkin orang akan curiga aku masih hidup. Permainan yang mengisukan aku mati memang sangat kejam. Tak ku sangka  isu itu membuat hidupku hancur seperti sekarang.

Selama dua tahun aku tinggal di rumah kosong seperti tak berpenghuni. Hanya aku yang tinggal di sana. Hingga rumah itu akhirnya dijual oleh pamanku sendiri. Dasar gila. Aku harus tinggal dimana jika rumah itu di jual?

Akhirnya aku dibawa oleh Paman Hira. Pasien ayahku sekaligus guru private. Dia yang mengajarkan aku ketika home schooling. Dia tahu semuanya tentangku.

Tapi aku sama sekali tak tahu jika Paman Hira memiliki anak perempuan. Karena tak ingin ada fitnah karena aku tinggal di rumahnya, akhirnya aku dinikahkan dengan anaknya itu. Aku tak bisa menolak. Jika aku menolak aku akan tinggal dimana? Uang pun aku tak punya karena Paman Daniel sialan itu.

Tapi aku tak menyangka harus hidup di kandang Zea seperti ini.

Aku mohon paman! Lepaskan aku. Aku tak mau hidup lebih lama bersama anakmu yang biadab itu.

__________________________________________________

NEXT=>

Mohon maaf wankawan, jika ceritanya kurang menarik dan banyak kesalahan.

Jan lupa Vote dan Komennya ya...




THE REAL YOU- Rigel [On Going]Where stories live. Discover now