19. | My First and last

197 13 5
                                    

Diaz POV

Aku nggak tau apa yang terjadi dengan ku. Kenapa setiap menatapnya aku seperti terhipnotis oleh dua mata cantik itu. Aku tidak berani mengatakan perasaan ku padanya. Aku tidak tahu apa yang ku takutkan. Tapi sepertinya aku takut mendengar jawaban yang keluar dari bibir manis itu. Aku tahu aku sudah jatuh semakin dalam padanya. Dan aku tidak memiliki jalan untuk kembali.

Aku menghela nafas gusar beberapa kali. Padahal tadi niatnya aku ingin mengungkapkan perasaan ku. Aku bahkan sudah menyiapkan tempat itu agar aku bisa berdua dengannya. Tapi tetap saja aku tak bisa.

Diaz memang dekat dengan banyak wanita, tapi wanita-wanita itu yang mendekatinya. Dia tidak punya pengalaman dalam mendekati wanita.

Marsya yang duduk disebelah Diaz menatap Diaz yang beberapa kali mengumpat karena jalanan yang macet. Ini memang masih sore dan banyak orang yang pulang kerja sekarang.

"Kita kerumah kamu?" Tanya Marsya saat menyadari jalan yang kami lewati. Aku hanya berdeham sebagai jawabannya. Kami sudah hampir sampai. Rumah ku berada ditengah-tengah satu-satu nya rumah yang dekat dengan taman terbesar dikota ini. Aku langsung saja memasukkan mobil kehalaman ketika gerbang hitam besar yang menjulang tinggi itu terbuka menampilkan rumah bertingkat dua dengan cat warna putih.

 Aku langsung saja memasukkan mobil kehalaman ketika gerbang hitam besar yang menjulang tinggi itu terbuka menampilkan rumah bertingkat dua dengan cat warna putih

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Masuk duluan, mama didalam nungguin kamu."

Dia mengangguk lalu membuka mobilnya tapi ternyata mobilnya masih dikunci. Dia membalikkan tubuhnya, mungkin dia berniat ingin menyuruh ku membuka kunci nya tapi mulutnya langsung bertabrakan dengan wajah ku yang tepat berada dibelakangnya. Dengan gerakan cepat Marsya langsung memundurkan kepalanya menempel pada kaca mobil.

"K-kau-- ngapain?" Tanya nya gugup.

"Aku mau mulai sekarang kita pacaran sungguh-sungguh." Kata ku lalu keluar dari mobil setelah menekan tombol disebelahku. Meninggalkan Marsya yang masih memikirkan apa yang baru saja terjadi. Mungkin.

¤¤¤

"Marsyaa," Nendi langsung memeluk Marsya begitu melihat perempuan dengan rambut yang digulung asal itu memasuki rumahnya. Begitu putranya masuk tadi, putra nya mengatakan kalau dia membawa Marsya. Jadi dia menyusul Marsya kedepan.

"Kamu katanya sakit yaa? Maaf ya tante nggak bisa jenguk kamu padahal tante pengen banget."

Marsya tersenyum kikuk. "Nggak papa kok tante."

"Aduh, kamu jadi kurusan sekarang. Pipi kamu juga jadi makin tirus. Kamu harus kuat makan biar nggak kurus-kurus banget."

Marsya memegang kedua wajahnya tepatnya pada bagian pipinya. Rasanya badannya biasa-biasa saja, darimana nya dia tambah kurus.

"Ayo duduk tante mau curhat sama kamu." Nendi mengajak Marsya duduk disofa panjang yang berbentuk cekung.

" Nendi mengajak Marsya duduk disofa panjang yang berbentuk cekung

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
MY SWEET DIAZМесто, где живут истории. Откройте их для себя