08 | Setumpuk Melodi Sendu

41 15 7
                                    

gila ini aku nulisnya sambil nahan ngantuk,, hoOOamZzz,,,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gila ini aku nulisnya sambil nahan ngantuk,, hoOOamZzz,,,

((Dan maaf ini aku gak sengaja ngetiknya panjang lagi T.T))
. . .

Jaevon Ganteng
Renja |
Met pagi |
Jangan sedih lagi yaaa, |
04.30 p.m

Jaevon Ganteng
Renja |
Sekolah gak? |
Apa ga enak badan? |
Jan sedih sedih  ya hehehe,,, |
05.40 p.m

Jaevon Ganteng
Nja? |
Tumben off? |
06.30 p.m

Puk.

"Udah gausah galo-galoan. Geli gue liatnya."

Jaevon lantas menoleh, sorot matanya langsung bertubrukan dengan Jevano yang asik mencetuskan kurva menggelikan itu. Jaevon hanya mampu mengusap dadanya dua kali, sembari mengumpat. "Ngagetin aja lo,"

Jevano terkekeh. "Lebay ente," katanya. "Renja siapa? Parah sih lo gak cerita ke gua kalo ada doi baru!"

"Doain aja, hehehe."

"Doain apa?"

"Biar jadi pacar."

"Ngaca dulu bego, lu tuh potato," kata Jevano, seakan memberikan kata-kata petuah pada Jaevon. Pria Madhyapada itu lantas mengrenyit, "Kira gue lo demen sama si Mitha. Taunya sebatas teman sekolah menengah."

Jaevon menghela napas berat, "Kenapa sih pada ngomong gitu? Gue emang deket sama dia, tapi ya---udah, sebatas temen doang. Kalo lewat batas sampe rasa suka mah, gak pernah deh gue pikir."

"Bukan gak pernah, tapi belum."

Jaevon terkekeh kecil mendengar bual basung Jevano yang menggelitik sukmanya. "Haha, mana ada, Jev. Lo tuh cum---"

"Yang tentang Bima itu gimana? Lo sampe gak ada henti-hentinya buat nanya ke gua anjir semalem."

Jaevon mengulum senyum tipisnya, "Kepo doang itu mah."

"Kepo sama peduli beda tipis,"

Bilah Jaevon bak dikatup rapat-rapat dengan pernyataan Jevano yang seolah membuat lidahnya kelu, kaku tak berontak. Jaevon lantas menatap Jevano dengan tatapan kosongnya, lalu menggeleng kecil.

"A-ah, udah lah! Napa jadi bahas Mitha sih?!"

Sang empu hanya tertawa kecil. "Haha, tanpa sadar lo yang ngebahas Mitha dengan sendirinya."

"Ba to the crot. Bacrot."

Keduanya langsung hening. Namun tak lama kemudian, pekikan Rendra menginterupsi segala atensi yang ada di mayapada ini.

"Jev! Jae! Kadie sakedeng! Aya nu tetembakan di lapangan! Geraan!" (Kesini bentaran! Ada yang tembak-tembakan di lapangan! Geraaa!)

Jaevon dan Jevano langsung mengadu tatap mata dengan Rendra yang berdiri dengan tangan kosong. Rendra melambaikan tangannya seraya menunjuk dagu ke arah berlawanan, "Disana! Buruan!" katanya.

Seandainya ─najaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang