PART 39 : TERBATAS

Começar do início
                                    

Jika feelingnya mengatakan ke kanan, Callin akan berbelok sesuai perintah. Walau lama kelamaan ia merasa seperti hanya berlari di tempat saja. Pemandangan dan suasana dari setiap titik di hutan itu terasa sama dan serupa.

Namun perlahan memorinya kembali terbuka. Callin pernah singgah ke tempat itu. Belum terlalu lama. Mungkin dua bulan yang lalu saat fakultasnya mengadakan malam keakraban.

"Tempat ini..." Callin merogoh-rogoh ponselnya lalu diangkat sampai ke depan wajahnya. "Tempat di mana gue nemuin bandul dream cacther ini."

Callin yang terlampau penasaran memutuskan untuk mencari tahu maksud dari perjalanannya malam itu. Sampai akhirnya ketika ia nyaris mencapai puncak, tiba-tiba kakinya terpeleset lumut yang membasahi bebatuan.

"Aaaaa!"

Tubuh gadis itu tergelincir jauh ke bawah. Ia jatuh berguling-guling. Lengannya menghantam pohon-pohon yang berjejer di kanan kirinya.

"Ya Tuhan...."

Sebelum terlempar ke jurang, Callin masih sempat menyambar akar tumbuhan liar yang merambat di tanah.

Glek

Sudut mata Callin mengerling ke bawah. Tangannya gemetaran. Jika pegangannya terlepas, tubuhnya akan terlempar ke jurang itu. Callin tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada tulang-tulangnya jika ia benar-benar jatuh dari tebing yang tinggi itu.

"Di sana ada goa?"

Meski tak melihat secara jelas, sudut mata Callin sempat menangkap pemandangan sebuah goa yang nyaris tidak terlihat karena tertupi kabut tebal. Letaknya agak jauh dan sedikit lebih tinggi.

Kretek..

Suara patahan ranting di dekat siku tangannya, membuat Callin menjerit histeris. Terlebih saat melihat ranting itu merosot dari tanah lalu terjun bebas ke jurang di bawahnya.

Gue nggak mau nasib gue kayak gitu.

"Okan...Please, please dateng dan bawa gue balik ke tempat sebelum gue ada di sini."

Telapak tangan Callin mulai memerah dan perih karena terlalu lama bergesakan dengan ranting yang kasar.

Mungkin hanya tinggal hitungan detik saja ia dapat bertahan. Gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat tubuhnya sendiri.
Sampai tiba-tiba ketika ia mendongak untuk mengeratkan pegangan, muncul sosok lelaki berwajah teduh yang tersenyum tulus ke arahnya.

"Okan?"

Callin melepas pegangan tangan kanannya kemudian diulurkan ke Okan.

"Bantu gue naik, Kan," pinta Callin sembari tersenyum. Namun Okan tidak segera bereaksi. Lelaki itu hanya terdiam memperhatikannya.

"Kan, gue udah nggak kuat. Tolong bawa gue naik," ucap Callin sembari menggigit bibir bawahnya. Tapi rupanya suara memelas dari gadis itu tidak berhasil membuat Okan luluh.

Kenapa Okan diem aja liat gue dalam bahaya kayak gini?

"Kan..." Callin mengiba dengan suara serak. Kini pegangannya semakin mengendur. Tangannya yang menggenggam akar pohon sudah mencapai ujung. "Okan!"

Begitu pegangannya benar-benar terlepas, Callin hanya bisa memejam rapat-rapat. Berharap apa yang dialaminya adalah sebuah mimpi buruk. Dan ketika terbangun nanti, semua akan kembali seperti sedia kala.

Termasuk Okan,

Callin yakin lelaki itu tidak akan pernah berniat mencelakainya.

***

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Onde as histórias ganham vida. Descobre agora