PART 26 : PIAS

10.6K 2.1K 1.4K
                                    

Santuy aja bacanya. Nggak usah cepet-cepet, soalnya di akhir nanti gua bikin kesel lagi😭😂🙏
Udah terlatih TerJeng-Jeng, kan?

***

"Tapi benar kalo Okan kerja di sini?"

Wanita itu mengangguk lemah kemudian menatap Callin dengan ekspresi aneh yang sedikit menakutkan.

"Tapi udah dua bulan ini dia menghilang," ucap wanita itu yang tampak berat mengisahkannya pada Callin, "dia menghilang sampe sekarang."

Kriiiiing

Callin terlonjak kaget saat mendengar suara bel teramat kencang menggema di ruangan itu.

"Maaf, kita ada panggilan darurat. Kamu bisa ke sini besok dan temui saya lagi."

Sebelum Callin sempat bertanya macam-macam, wanita itu sudah melesat ke meja kerjanya. Mengambil perlengkapan yang diperlukan kemudian berlari bersama polisi-polisi lainnya. Callin hanya bisa menatap para polisi yang berlalu-lalang di sekitarnya. Di antara hiruk pikuk dan keriuhan di dalam kantor, ada bagian dari hatinya yang terasa kosong. Gamang.

Ia butuh penjelasan tapi tidak tahu harus meminta penjelasan ke mana dan pada siapa.

"Eem, Pak."

Calllin mencoba menghampiri salah satu polisi yang melewatinya. Polisi itu segera mengangkat tangannya. Pamit dengan sopan untuk kemudian masuk ke mobil patrolinya.

Tak menyerah, Callin mendekati polisi yang berjaga di dalam kantor. Namun seperti yang dilihatnya, polisi itu tampak sangat sibuk menerima telepon dari satu meja ke meja lainnya.

"Kilometer 23, Tol Meraksari, bus dari arah..."

Callin menghembuskan napas berat saat mendengar suara seorang wanita menggema dari speaker di dalam kantor itu.

Tatapan Callin tertunduk. Ia melangkah gontai ke luar kantor kemudian berhenti di pinggir jalan untuk mengamati situasi di sekelilingnya. Kacau. Perasaannya campur aduk. Tubuhnya tiba-tiba terasa lemas. Gadis itu berjongkok sembari memeluk lututnya. Sekuat tenaga ia berusaha menahan air matanya agak tidak membuncah.

Mungkin memang belum saatnya semua terbongkar. Mungkin ada maksud tersembunyi, kenapa petunjuk itu datang sedikit demi sedikit. Mungkin Tuhan masih memberinya kesempatan untuk sedikit lebih lama bersama Okan.

Tidak. Ia tidak ingin berpisah dengan laki-laki itu. Untuk kali ini, biarkan dia egois dan meminta pada Tuhan agar dipersatukan dengan Okan,
Selamanya...

"Apalagi yang gue nggak tahu dari lo, Kan?" Callin berdialog dengan dirinya sendiri. Kepalanya diangkat setelah lama tenggelam di balik lututnya yang ditekuk. Situasi jalanan seketika terasa lapang sesaat setelah mobil-mobil polisi yang berpatroli ke luar dari markasnya.

Tinggallah Callin seorang diri di pinggir jalan bersama sepi yang terus membelenggu.

Sampai di detik yang tidak terduga, matanya menyipit begitu lampu motor milik seseorang menyorot tepat ke arahnya. Tak butuh waktu lama, motor itu berhenti tepat di depannya. Si pengemudi dan Callin sempat bersitatap beberapa saat, sebelum tiba-tiba sebuah benda jatuh tepat di pangkuan Callin.

"Apa ini?" Callin mengangkat tisu pemberian Junior yang dilempar begitu saja kepadanya.

"Ya masa sendal? Udah tahu itu tisu, masih pake nanya lagi," jawab Junior sewot.

Callin melempar tisu itu tepat ke wajah Junior. "Itu tisu basah. Lo pikir gue abis boker?"

Junior mendengkus kesal. Masih menumpangi motornya, ia melempar lagi tisu itu ke pangkuan Callin. "Yaudah si, orang namanya sama-sama tisu."

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Where stories live. Discover now