PART 4 : TERHEMPAS

19.2K 3.3K 2.2K
                                    

Aku dibilang nekad sebab berusaha mendekat. Tapi lebih baik aku mengambil risiko, daripada hanya diam lantas berakhir dengan penyesalan.

***


Tubuh Callin terseret beberapa meter. Ia nyaris berteriak, tapi itu akan membuatnya mudah tertangkap oleh si pemilik rumah.

"Sssst, jangan berisik."

Callin mengerjap-ngerjap begitu suara laki-laki menyapa telinganya. Sebelum mengangkat wajah, diamati dulu dengan teliti sosok yang berdiri di depannya.

Suaranya ngebas. Kakinya juga napak. Manusia, kan?

"Lo..."

Ucapan Callin terpenggal. Telunjuk cowok asing itu kini menahan bibirnya yang ingin bersuara.

"Diem dulu, please," katanya memohon.

Ceklek.

Suara derit pintu membuat keduanya menoleh bersamaan. Callin yang kini bersembunyi di balik mobil tua yang ada di garasi, hanya bisa menahan napas. Mengikuti instruksi sosok asing di sampingnya yang terkadang memintanya agar menunduk atau bergeser.

"Siapa di sana?"

Sedikit demi sedikit, gadis pemilik rumah melangkah maju. Suara jejak kakinya semakin rapat dan mendekat. Ela tampak gelisah, mengira ada orang jahat yang hendak menyusup ke dalam rumah barunya.

"Lo siapa?" tanya Callin tanpa suara.

Mulutnya komat-kamit membentuk sebuah kalimat yang rupanya dapat dibaca jelas oleh sosok disampingnya. Jujur saja, Callin sulit menahan rasa penasarannya. Mana ganteng, punya lesung pipi pula. Gue kudu gercep, nih.

Laki-laki itu menoleh, menatap Callin dalam diam, lalu sebelah tangannya tiba-tiba terangkat. Bahkan tubuhnya juga lebih condong hingga membuat Callin terhimpit di antara badan mobil dan dada bidangnya.

Glek. Dia mau ngapain?

Napas Callin tertahan. Jantungnya berdebar kencang saat tangan kanan laki-laki itu mengarah ke wajah, lalu tertuju tepat ke.. hap!

Dongkol setengah mati. Callin ingin mengumpat, tapi kini mulutnya dibungkam. Ternyata, scene romantis yang sempat dibayangkan tadi, hanya sekedar halunasi.

Dasar gue tukang halu.. Dia cuma mau nutup mulut gue biar nggak berisik mlulu, bukannya mau nyosor. Ngapain tadi gue merem-merem?

"Hmm, kok nggak ada orang, ya?"

Suara Ela kembali terdengar. Membuat Callin dan laki-laki di sampingnya saling tatap.

Setelah mengecek ke berbagai sudut, Ela memutuskan kembali masuk rumah. Hanya tinggal berdua dengan Sang Ayah yang terlalu sibuk bekerja bahkan sampai larut malam, membuat gadis itu terbiasa berdiam diri di dalam rumah. Tapi anehnya, meski sudah berulang kali pindah dari satu kota ke kota lain, baru kali ini Ela merasa terancam dan ketakutan saat berada di dalam rumahnya sendiri.

"Yaudah, deh, mungkin tadi ada kucing ngamuk yang jatuhin barang-barang di garasi." Ela melenggang santai, berusaha memberi sugesti positif pada dirinya sendiri.

Begitu melihat Ela yang beringsut dari garasi, Callin akhirnya dapat bernapas lega. Begitu pula sosok laki-laki asing di sebelahnya, yang otomatis menjaga jaraknya pada Callin.

"Gue, Okan. Sorry kalo bikin lo kaget," tukasnya sembari mengedipkan sebelah mata. "Gue tadi panik, jadi main tarik aja."

Tubuh Callin mematung. Terhipnotis dengan kalimat singkat yang dilesatkan Okan. Ya, kesadarannya seketika lenyap begitu melihat senyuman manis dari bibir tipis Okan yang berwarna sedikit kemerahan. Callin bahkan yakin, bibirnya sendiri kalah seksi dibanding milik laki-laki itu.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Where stories live. Discover now