PART 39 : TERBATAS

9.4K 1.9K 1.5K
                                    

Tepat ketika matahari sepenuhnya tenggelam dan tak ada lagi cahaya di langit, Callin merasa setengah jiwanya seperti terkoyak-koyak. Terlempar ke labirin panjang yang gelap dan tak berujung.

Hawa dingin seketika menyergap. Merasuk ke tulang hingga membuat gigi-giginya bergemelatuk.

"Aduh." Callin mengerang kesakitan saat kesadarannya mulai pulih. Punggungnya terasa seperti baru dihantam benda keras.

Perlahan Callin mencoba menegakkan tubuhnya. Meski kepalanya masih terasa berat dan pening, ia berusaha mengingat-ingat kejadian apa yang baru saja menimpanya. Hingga akhirnya ia terlempar ke tempat itu.

Tempat yang benar-benar asing.
dan gelap.

Sejauh apa pun Callin melempar tatapannya, hanya pohon-pohon rimbun nan menjulang yang ada di sekelilingnya.

Ia tersesat.

di hutan...?

Entahlah, Callin sendiri masih tampak kebingungan. Rasa-rasanya ia seperti berada di hutan. Tapi setelah ingatannya menajam, ia baru menyadari jika tempat itu tidak benar-benar asing baginya.

Ia pernah ke sana.

Beberapa bulan yang lalu.

"Aaaaauu!"

Suara lolongan hewan buas membuat tubuh Callin seketika terjingkat. Tangannya sontak memeluk pohon yang ada di dekatnya.

Walau panik, Callin masih bisa berkhayal.

Gue nggak lagi di lokasi syuting ganteng-ganteng serigala, kan?

Srek

Suara-suara lain yang mengusik telinga Callin mulai terdengar. Gadis itu mengerling ke sisi kana. Sumbernya berasal dari sana. Tapi setelah diperhatikan dengan seksama, hanya ada daun-daun kering dan tumbuhan liar yang sesekali bergoyang tertiup angin.

"Kan, Okan.." Jauh di luar kesadarannya, Callin melirihkan nama lelaki itu setiap kali ia merasa ketakutan.

"Lin?"

Tidak salah lagi. Itu pasti suara Okan. Walau terdengar samar-samar dan sedikit menggema, tapi Callin hafal di luar kepala segalanya tentang lelaki itu. Jangankan suaranya, bahkan kini Callin juga bisa menebak di mana letak pasti lesung pipi Okan.

Gue nggak mungkin salah denger.

"Okan.. Itu lo, kan?"

Meski tak benar-benar yakin jika suara itu berasal dari dalam hutan, tapi Callin percaya Okan sedang mengawasinya. Ia memberanikan diri melangkah lebih masuk ke dalam hutan.

Siapa yang bawa gue ke sini? Dan apa tujuannya?

"Tolong gue, Lin."

Deg

Tatapan Callin seketika menajam. Ia menoleh ke sekelilingnya, namun nihil. Sama seperti sebelumnya, hanya suara Okan saja yang terdengar. Tapi tak ada tanda-tanda lelaki itu menampakkan dirinya.

Tak punya pilihan lain, gadis itu akhirnya memutuskan untuk kembali menyusuri hutan. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Callin baru menyadari jika medan yang ia tempuh semakin menanjak.

Kok gue jadi ngerasa lagi mendaki, ya? Apa sekarang ini gue ada di gunung, bukannya di hutan?

"Lin! Tolongin gue! Sekarang!"

Seruan itu membuat Callin panik. Sepasang kakinya berayun lebih cepat dan rapat. Meski tak tahu harus ke mana, Callin tetap berlari mengikuti kata hatinya.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Where stories live. Discover now