EPILOG (OKAN POV)

2K 363 389
                                    

Akhirnya saya mengingat semuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhirnya saya mengingat semuanya.

Akhirnya saya mengetahui siapa diri saya sebenarnya.

Selama ini, saya merasa seperti mayat yang memiliki nyawa. Saya hidup namun tidak bisa merasakan kehidupan.

Semenjak hari itu, segalanya terasa benar-benar asing. Terkadang saya merasa menjadi bukan diri saya. Saya juga melakukan sesuatu yang tidak saya kehendaki. seolah tak memiliki kendali.

Mungkin jika di kehidupan saya sebelumnya banyak yang mencintai saya, segalanya akan terungkap lebih cepat.

Sayangnya, dunia saya hanya terpusat pada pekerjaan. Di luar itu, saya tidak ingin ada yang mencampuri urusan saya, atau bahkan lancang masuk ke kehidupan privasi saya.

Hingga kejadian mengerikan itu akhirnya membuat saya tersadar.

Bahwa masih ada sosok yang tulus menyayangi saya.

Oki dan Callin.

Dua manusia yang mengubah cara pandang saya terhadap dunia ini.

Mengenai Oki...

Kami akhirnya bertemu setelah terpisah cukup lama. oh, maaf ralat.. sangat lama, lebih tepatnya. Jika penasaran apa penyebab kami terpisah, kalian bisa membacanya di versi novel (titipan emak, diminta harus promo).

Rupanya, Oki tidak terlalu menyebalkan. Saya pikir dia sama seperti orang-orang yang saya kenal, hanya mendekat ketika butuh. Atau memberi perhatian karena ada maunya. Tapi Oki benar-benar telah membuka mata saya, jika hakikatnya manusia memiliki perasaan kasih dan sayang yang tulus kepada manusia lainnya.

Meski sempat beradu mulut sesaat selama pendakian, anehnya malah Oki yang lebih banyak mengalah.

Sepanjang perjalanan saya harus mendengar ocehannya yang terus-terusan membanggakan ketampannya.
Dia bilang, dia jauh lebih tampan dari saya.

Sungguh menggelikan. 

Bukankah kita tampak serupa? Benar-benar tak ada bedanya?

Lalu saat di pertengahan perjalanan, saya merasa ada yang tidak beres dari wajah Oki yang memucat. Saya berpikir, mungkin dia kelelahan. Jadi kami memilih beristirahat sejenak di antara pepohonan dan tanaman liar yang terlihat serupa karena ditelan kegelapan malam. 

Entah dirasuki malaikat dari mana, 

saya yang biasanya tidak peduli pada orang lain, mulai bersimpati pada kembaran gila saya itu. 

Yang lebih menakjubkan, secara sadar saya menawarkan membawa ranselnya yang terlihat sangat berat hingga membuat Oki kesulitan menyamai langkah saya.

Seringkali lelaki itu tertinggal di belakang dan saya akhirnya berhenti sesaat menunggunya datang. Dan keanehan berikutnya, saya sama sekali tidak mengeluh atau keberatan dengan kelambatannya.

Jelas, barang bawaannya jauh lebih banyak. Saya tentu mampu membawa dua ransel sekaligus. Jangan tanyakan seberapa kuat saya. Ini belum seberapa dibanding kerasnya saat pelatihan calon aparatur negara.

Mungkin karena tak enak hati, Oki menawarkan untuk bertukar tas saja dibanding nantinya melihat saya kesusahan membawa dua ransel sekaligus. 

Dari situlah, kesalahpahaman terjadi.

Badai yang datang tiba-tiba membuat kami terlempar ke arah yang berbeda.

Cukup jauh..

Meski tubuhnya sudah cukup lemah, Oki masih sempat-sempatnya bangkit, berjalan tertatih menuju ke arah saya demi menolong saya yang tertindih batu besar.

Namun lagi-lagi,

angin yang cukup kencang menyapu segalanya.

Pandangan saya gelap total. Tubuh saya melemah. Entah berapa lama saya terkapar di sana. Terjepit di antara batu-batu besar yang menghalangi gerak tubuh saya.

Setelah sekian lama tak sadarkan diri, sayup-sayup saya mendengar suara-suara yang saling bersahutan. Bersamaan gerimis yang jatuh membasahi wajah, perlahan tubuh saya terangkat.

Saya mungkin hidup? 

Tapi saya tidak yakin sepenuhnya karena pening menusuk-nusuk kepala saya. Saya menyadari bahwa mungkin saya mengalami cidera parah di area kepala saya.

Rasanya bahkan lebih sakit dibanding saat saya bertarung melawan preman dan preman itu melempar botol bir ke pelipis saya.
Sekarang tubuh saya benar-benar lumpuh.  Saya tidak bisa bergerak.

Lalu entah dari mana datangnya, saya mencium aroma yang sedikit amis dan cairan berwarna merah tiba-tiba mengalir begitu saja melewati mata, hidung, lalu jatuh ke tanah menghilang terbawa air hujan. 

Mengenai Callin,

apa kalian ingin mengetahui bagaimana perasaan saya ketika awal bertemu dengannya di pemakaman Oki?

***

Komen 'next' kalau mau tau kelanjutannya gengssss! 

Penasaran, kan, gimana kesan pertama Okan waktu ketemu Callin?

Sumpah rasanya kangen banget nyapa kalian di wattpad. Pada sehat-sehat, kan? Aku berharap seberat apa pun masalah yang harus kalian hadapi, kalian masih diberi kesehatan dan kekuatan buat mencari solusinya.

By the way gengs,

Kemarin aku kena infeksi saluran kemih gara-gara keseringan nahan pipis sama kurang minum. Dua minggu bedrest. Ga boleh banyakan duduk atau berdiri, bisanya rebahan doang. Sampe sekarang pun juga masih susah buat dipakai aktivitas seharian.

Jadi pesanku, banyakin minum air putih ya!

Sehat-sehat kalian semua.

ILY 3000 dollar,

salam sayang,

rismami_sunflorist

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Where stories live. Discover now