Gadisku

819 8 0
                                    

Author

Gadis ini sedang sibuk dengan PR yang sebenarnya tidak harus segera dikerjakan. Namun mengingat ia tidak memiliki aktivitas lain, ia benar-benar frustrasi dengan kehidupannya. Hanya berkutat pada sekolah, les-les dan rumah, tidak ada bermain bersama teman keluar rumah. Baginya teman hanya orang-orang yang datang dan pergi, hadir ketika butuh kemudian menghilang begitu saja.

Tidak ada yang menyenangkan, kehidupannya di sekolahpun sama. Orang-orang begitu asing dalam berkomunikasi dengannya, seperti mereka bukan menjadi diri mereka sendiri dan terlalu menjaga perasaannya. Ia sendiri muak dengan pertemanan seperti itu, ia hanya ingin berteman biasa-biasa saja tidak menuntut mereka untuk menerimanya dan menjadi sahabatnya. Karena, berulang kali ia dikecewakan oleh orang terdekatnya, termasuk ayahnya sendiri.

Namun, ia sabar dan sama sekali tidak marah dan menerima semua pembenaran dari setiap kesalahan itu. Hanya ada satu orang yang berperilaku normal padanya, dia yang selalu menemaninya. Meski terkadang orang itu selalu membuatnya menangis tapi itu dulu. Sekarang juga sama, tapi lebih baik karena mereka bukan lagi bocah SD.

"Antarlina Nitimanta, cucu oma sedang apa?" Tegur Nenek tua yang diperkirakan usianya sekitar 70 tahunan.

"Ah oma, mengagetkan saja. Ann lagi ngerjain PR oma. Oma butuh sesuatu? Biar Ann bantu" kata gadis itu.

"Iya coba kamu beritahu anaknya Dokter Lia .. itu siapa Oma lupa namanya?"

"Kak Dirata, oma"

"Ah iyah, Adirata. Beritahukan dia, untuk mampir ke sini ambil bunga-bunga di teras itu. Ibunya memesan beberapa bunga pada Oma, tapi seperti merampok banyak sekali"

"Hahaha oma ini, ada yang pesan bunga kok malah jutek gitu sama pelanggannya. Nanti Ann sampaikan ke Kak Dir deh"

"Ah iya, mungkin oma sudah semakin tua jadi makin cerewet. Kamu teruskan lagi belajarnya dan jangan lupa sampaikan pesan oma yah" sambil mengusap kepala gadis itu.

"Sekalian suruh nginep sini aja Ann, mas bete di rumah gak ada kerjaan" Mas Reno memburu pembicaraan Oma dan Cucu kesayangannya.

"Kamu itu Ren, kenapa susah banget di rumah sehari aja gak main? Pake nyuruh anak orang nginep segala lagi, mereka itu tinggal hanya bertiga, Adirata itu anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga itu. Biarkan dia menjaga keluarganya dan jangan kau senak jidat suruh menginap-nginap" rentet wanita tua itu pada cucunya yang mulai merangkulnya.

"Oma ini, selalu saja marah pada Reno dan melarang Reno ini itu, Renokan sudah besar Ma. Ahh hidup dikurung di rumah itukan cocoknya untuk anak gadis seperti Ann haha" ujar Pria tampan itu sambil mengacak-ngacak rambut Antarlina.

"Ahh mas ini kenapa jadi ngacak-ngacak rambut Ann sih. Issh"

"Sudah, cucu oma ini sudah besar-besar tapi masih saja seperti kemarin baru di masukan ke TK kelakuannya" diringi pukulan kecil Oma pada Mas Reno.

"Duhh Oma, masa anak TK" rengek Mas Reno.

"Hahah mas reno sih masih cocok ma dibilang anak TK" potong Ann

"Oohhh sekarang oma dan Ann berkomplot yah. Jadi di rumah ini sudah ada kubu-kubu terselubung" candanya dengan nada sadis.

"Sudah ahh, oma mau keluar. Minggir Reno" Oma pergi dari kamar Ann.

"Ann, kamu gimana sama Adira? Apa dia masih benci sama kamu?" Tanya Mas Reno setelah memastikan Omanya sudah pergi dan tak mendengarnya.

"Mas, Kak Dir itu gak pernah benci sama Ann kok. Dia selalu baik, cuman dia temen Ann di sekolah yang mau deket sama Ann apa adanya, tanpa memperlakukan Ann seperti putri" jawabnya.

I'll be Waiting for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang