Bab 32 (Penculikan)

2.6K 206 14
                                    

"Perasaan dari tadi gue muter-muter di sini terus. Gini nih akibatnya. So' so'an ngambil jalan pintas, jadi kesasar kan! Jalan ke rumah si Tae ke arah mana sih? Mana sepi ini jalan."

Awan mengeluarkan ponselnya. Ia mencoba menelpon seseorang, namun sepertinya tak ada ada jawaban.

"Ah vangsad. Ini gak ada sinyal atau gak ada pulsa? Halah palingan handphone si Erin nya aja yang buluk. Di telepon pake HP canggih gak nyambung-nyambung."

Message

Oii Erin buluk!! Gue tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu bubuk gorengan. Asek asek jos~
10.15

Dah lah lupakan.
10.16

Ini gue gak tau ada dimana. Kayaknya gue gak bisa nyari Tae cepet-cepet. Nanti kalau gue udah nemu jalan pulang, gue langsung Go ke rumah Tae. Lu tungguin gue ya.
10.18

Awan handsome lu ini bakal cepet nyampe kok. Sabar ya. Gue pasti bantuin lu nyari Tae.
10.19

Gak usah lu bales. Cukup baca aja.
10.21

"Buset ini pesan ke kirim lama amat. Keburu ikan jadi gondrong. Ah yang penting dah kekirim. Ini tempat bangunan kosong semua ya? Kampung setan? Ah sialan kenapa gue tersesat di tempat kayak gini."

Awan mulai melajukan motornya kembali. Kepalanya tak henti melirik kira dan kanan. Menyeramkan memang. Bangunan yang terlihat lusuh dan kotor, banyak semak-semak belukar yang tumbuh dan tak terawat. Seperti kota mati.

"Gue baru tau ada kampung setan di sini. Astagfirulloh, istigfar lu aw. Ngomong seenak jidat lu. Gimana kalau beneran banyak setan." gerutunya sambil meringis ketakutan.

Dari arah berlawanan terlihat sebuah mobil tiba-tiba berhenti di sebuah bangunan tua. Mustahil ada pengendara yang lewat di tempat itu. Awan terlihat terheran-heran.

"Eh mobil apaan tuh? Mobil setan? Ah pasti gara-gara gue ngomong sompral jadi beneran nampakin diri tuh setan. Padahal masih pagi. Canggih amat setan naik mobil."

Terlihat pria-pria berotot kekar dan menyeramkan keluar dari dalam mobil. Seperti gerombolan preman.
Salah seorang pria dikeluarkan dari dalam mobil secara paksa. Pria berbadan tinggi dengan mata tertutup dan tangan diikat. Ia terlihat memberontak. Layangan tangan salah seorang pria menakutkan itu menghantam kepalanya.
Bughhk..
Pria terikat itu langsung ambruk tak sadarkan diri.

Awan terihat panik. Ia mencoba tidak berteriak dengan menutup mulutnya. Perlahan motor yang ia kendarai diparkir di tepi jalan yang terhalang semak-semak.

"Cowok tinggi berbadan cungkring itu kayak gue kenal? Eh gak cungkring ternyata. Mungkin karena premannya berbadan kayak badak, jadi tuh cowok keliatan kecil. Gila, dia mau diapain tuh? Kepalanya pasti pusing tujuh keliling, atau bisa jadi gegar otak dipukul buldoser begitu."

Awan mengedarkan pandangnnya. Satu persatu ia awasi. Laki-laki itu terlihat akan dibawa kedalam gedung tua tersebut. Ketika akan dibawa Awan sekilas melihat wajahnya.

"Tae!!!" spontan Awan berteriak. Sadar jika suaranya mungkin terdengar, Awan langsung berlari dan bersembunyi.

"Itu beneran si idiot Tae. Buset, dia di culik om-om preman. Apa dia punya hutang? Ah mana mungkin orang tajir punya hutang. Wah gila ini. Gue harus nyelamatin dia. Tapi gue takut."

My Idiot Husband [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن