Bab 6 (Pernikahan? Gimana malem pertamanya?)

5.8K 397 25
                                    

"Kamu tampan sekali." ucap seorang wanita yang terlihat sedang merapikan jas yang dikenakan Tae.

"Mamah gak nyangka kamu bisa menikah di usia muda seperti ini. Anak mamah pasti udah besar ya. Kamu harus menjaga istrimu seperti mamah menjaga mu. Bersikaplah dengan baik, jangan jadi anak nakal." sambung wanita tersebut.

Tae hanya menatap wanita tersebut dengan penuh haru. Apa ia benar-benar harus menikah secepat ini?

"Mamah tau Tae beda dari pria lain, tapi di mata mamah kamu adalah pria spesial."

"Mah, Tae gak mau menikah!" ucap Tae dengan lantang .

"Tae!!! Jangan ngebantah mamah. Kalau mamah bilang kamu harus nikah ya nikah!!!"

"Mamah .."

" Aww.." teriak Tae.
Wanita itu merapikan dasi yang dikenakan Tae, ia menariknya dengan kasar.

Tae hanya bisa menatap wajah ibunya. Matanya terlihat berbinar dengan air mata yang menggantung.

...

Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tamu undangan terlihat sudah berjajar rapi untuk menyaksikan momen yang sakral itu.
Tae terlihat mengenakan jas putih dihiasi bunga disakunya. Rambutnya terlihat rapi, serta wajah yang begitu tampan dengan sedikit riasan untuk pengantin pria.
Ia duduk di depan penghulu dan Ayah Erin yang sudah siap menikahkannya. Kedua saksi terlihat duduk disamping mereka.
Suasana yang sangat menyentuh hati, suasana yang damai tetapi ramai.
Tak ada raut tegang ataupun sedih di wajah Tae. Ia seperti sudah siap dengan semua yang akan terjadi.

Tak berselang lama, pengantin wanita pun datang dengan mengenakan gaun berwarna senada yang begitu indah. Rambutnya terurai dengan sedikit bergelombang diujungnya. Hiasan bunga terlihat menghiasi kepalanya. Riasan pengantin yang sangat natural namun begitu cantik. Bibirnya yang cerah dengan lipstik berwarna merah muda sangatlah menawan.

Erin duduk disamping Tae yang hanya melihat ke arah depan tanpa menengok ke arahnya.
Seketika Erin terpesona dengan ketampanan Tae. Ini seperti sesuatu yang ia mimpikan. Bersanding dengan pria tampan di sampingnya.

Akad nikah pun di mulai.
Dengan cara berjabat tangan dengan Ayah Erin dan dituntun oleh penghulu, Tae siap mengucapkan ijab kabul.

Erin terus menatap orang yang sedang bersanding dengannya. Dengan harapan Tae salah mengucapkan ijab kabul sebanyak tiga kali, sehingga penikahannya pun batal dan tak bisa dilaksanakan.
Namun harapannya pupus. Dengan lantang Tae mengucapkan ijab kabul tanpa ada kesalahan sedikitpun. Tak bisa di percaya kini ia sudah menjadi seorang istri.
Suara riuh orang-orang berbahagia, namun Erin tak berkutik. Ia terdiam dan terus menatap suaminya tersebut.

Tae kemudian menatap wajah Erin. Ia mendekat kemudian mencium kening istrinya itu, terlihat raut wajahnya yang bahagia dengan senyuman menghiasi wajah Tae .

Di detik itu untuk pertama kalinya Erin tak berpikir Tae memiliki keterbelakangan mental. Tae menjelma menjadi sosok pria idamannya. Ia begitu bahagia, namun tak bisa mengekpresikannya. Tak terasa air matanya pun menetes. Tae yang melihatnya kemudian menghapus air mata Erin.
Erin tak kuasa, ia kemudian memeluk Tae dengan erat.
Para tamu mulai bersorak bahagia.

Acara pun berjalan dengan lancar, Tae dan Erin berdiri menyambut para tamu yang berbondong-bondong untuk menyalami dan berfoto dengan mereka.

"Lu jahat Rin. Lu nikah duluan. Lu kan janji bakal nikah kalau gue udah nikah." Dengan terisak-isak Gia memeluk Erin dengan erat .

"Udahlah Gi. Ini juga bukan kemauan gue."

"Tapi lu kayak bahagia kok. Gak adil ih, kan gue juga mau nikah. "

"Ih elu."

Tae hanya tersenyum. Ia terlihat acuh tak acuh padanya. Namun, ini adalah hari pertama Erin menyukai Tae yang sesungguhnya .

Dari kejauhan terlihat Awan dan Arkan menghampiri mereka.
Awan tiba-tiba memeluk Erin di hadapan orang banyak. Terdengar suara isakan tangis .

"A..awan.. Lu kenapa? "

"Gue sedih lu udah nikah Rin. Gak adil buat gue. Gue sakit hati lu nikah sama dia. Kita jadi gak bisa kayak dulu lagi. "

"Udahan pelukkannya. Lu harus nyadar dia udah punya suami. " ucap Arkan .

"Selamat ya. Semoga lu berdua bahagia. Tae, jaga istri lu ya ." sambung Arkan.


"Udah lu ! Ayo pergi." Arkan menarik Awan yang masih terlihat sedih.

...

Siang pun sudah berganti malam. Resepsi pernikahan telah usai.
Rumah Tae terlihat sangat besar dan sepi. Rumah mewah yang hanya diisi oleh ibu dan ayahnya saja.
Suasana malam yang dingin dan hening semakin terasa.
Erin sudah berganti pakaian dengan piama, ia duduk di atas kasur yang telah di buat secantik mungkin untuk pengantin baru.
Tae masih mengenakan jas nya. Tak ada suara terdengar. Mereka hanya terdiam.

Tae pun kemudian berdiri dan membuka pakaiannya dihadapan Erin. Terlihat badannya yang begitu atletis dan tegap dengan kulit putih yang mulus .

"Ihhh..Buka bajunya jangan disini." teriak Erin sembari menutup matanya .

"Ah maaf. Kebiasaan kalau buka baju suka disini. Tae mau mandi dulu. Eh, Erin belum mandikan? Mau mandi duluan?"

"Hah? mandi?! Ah..itu ..hmm..itu lu aja. Lu..lu aja duluan. Gue bi..bisa nanti abis lu."

"Oh. Yaudah."

Beberapa saat kemudian Tae berteriak-teriak dari kamar mandi .

"Apaan si Tae!? Ada apaan?"

"Tae lupa bawa handuk. Tolong ambilin handuk."

"Handuk? Ngerepotin aja lu. Tunggu bentar."

Erin pun mengambil handuk yang tergantung.
"Ini handuknya? Hilih dasar bocah. Handuk nya aja doraemon apalagi dalemannya. Gue tebak pasti spiderman."

"Nih!! cepetan ambil."

"Makasih."

Tak lama Tae pun keluar dari kamar mandi dengan rambut dan badan yang basah. Air yang masih mengalir di tubuhnya terlihat begitu menyegarkan. Badannya yang hanya terhalang sehelai handuk sangat atletis membuat Erin terhipnotis .

"Seksehnya. Pake handuk kayak begitu aja dah seski ."

"Erin? Kenapa?"

"Hah? Eng...engga. Oh udah ya mandinya? Gu..gue juga mau mandi. Ha..ha..handuknya mana?"

"Ini." ucap Tae sambil menunjuk handuk yang dikenakannya.

"Ih idiot. Maksud gue handuk buat gue mana?"

"Ya ini handuknya. Tae gak punya handuk lagi."

" Ah masa si lu gak punya handuk lagi. Terus gue pake apaan?"

"Pake ini aja. Tae buka aja handuknya ."

"Ahhhh...jangannn. Ih dasar mesum"
Erin berlari ke kamar mandi dan langsung menguncinya.

"Awas ya lu kalau macem-macem." teriak Erin.

"Ada apa? mesum? Padahal Tae pake kolor kok."

My Idiot Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang