TWL : 8

130 30 94
                                    

Budayakan vote dan comment sebelum baca. Belajar menghargai karya seseorang itu baik kok:")

=========================

Ulangan bahasa indonesia yang baru saja selesai menyisakan memori tersendiri untuk seorang adrian. Bagaimana tidak? Dia sudah dua kali terjatuh dari kursi, dua kali!

Kebayangkan sakitnya? Sakitnya itu kayak lo bikin story buat ngodein doi tapi dia ga liat itu story, padahal udah pantengin tuh handphone berjam-jam, sakit cuy.

Oke back to the topic.

Alhasil karena adrian merasa kesal pada neima. Ia menyuruh neima mengerjakan pr dari bu ismi untuk di kumpul besok. Secara neima tidak dapat menolak, toh karna dia adrian jadi kesal.

Adrian membuka baju seragamnya, menyisakan kaos putih dalamannya bersiap untuk latihan basket. Sontak neima yang melihat itu berteriak histeris.

"Eh lo ngapain buka baju? Gue masih remaja ye, hidup gue masih panjang!" jerit neima sambil membawa tasnya di depan dada.

Siapa yang tidak takut? Hanya ada dia dan adrian di kelas ini, ia baru saja ditinggal lisa ke toilet.

Awalnya adrian bingung namun lama-lama seringaian nakal muncul disudut bibirnya.

Adrian berjalan mendekat ke arah neima. Neima yang takut sudah menyiapkan langkah seribu jika adrian benar-benar berbuat jahat padanya.

Adrian semakin mendekat dan mendekat. Neima hanya dapat memejamkan matanya rapat. Adrian mengarahkan tangannya ke kepala neima dan menyentil dahinya. Neima yang kaget merasakan perih di dahinya seketika membuka mata.

"Uh, siapa juga yang mau apa-apain lo," ejek adrian sambil membuka tasnya dan memasukan baju seragamnya.

Neima masih tercengang ditempatnya. Ia tidak habis pikir dengan otaknya sendiri.

"Besok bawain, kalau jawabannya salah gue bilang ke bu ismi lo sengaja" ujar adrian sambil melempar bukunya kepada neima.

"Eleh, paling juga lo yang kena semprot bu ismi. Ntar bu ismi bilang 'kamu nyuruh neima ngerjain tugas kamu?' nah kan lebih baik diam" ucap neima masih dengan duduk dibangkunya sambil membolak balik buku adrian. Mencoba menetralkan degup jantungnya.

"Nanti juga bu ismi bilang 'kamu, ngapain mau di perintah adrian ngerjain pr nya?' disana lo juga salah dong ntar" balas adrian dengan wajah kemenangannya. Lihat bagaimana ekspresi neima ingin menampol wajah itu.

"Diem de---"

"Ekhem" lisa berdehem saat memasuki kelas, ia baru saja balik dari kamar mandi.

"Makin deket aja nih" celutuk lisa berjalan menuju bangkunya untuk mengambil tas.

Sedangkan neima yang tahu arah pembicaraan lisa, ia mengedipkan sebelah matanya ke arah adrian yang kebetulan menghadap ke arahnya.

Seolah mengerti dengan kode yang diberikan neima, adrian siap memulai tugasnya. Tugas mengerjai lisa.

"Iya dong, kan ga boleh musuhan lama-lama lis" ucap neima sembari melirik nakal ke arah adrian.

"Emang cuma lo yang bisa akrab sama neima?" tanya adrian kepada lisa yang sibuk membereskan buku-bukunya.

"Sekarang aja ngomong gitu. Awas ya besok kayak ikan cupang, ngeliat bayangan aja berantem kan bego!" jawab lisa asal.

Things Without LimitsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant