TWL : Prolog

683 117 181
                                    

Holla👐
Sebelum baca pencet dulu bintangnya, nanti bintangnya bkln berwarna seperti kalian yang mewarnai hidup ku hwhw.
Jangan lupa comment juga
Happy reading!



Suasana yang cukup tentram bagi tempat yang digunakan untuk belajar. Ya, karna tempat ini adalah tempat berkumpulnya orang - orang yang memiliki IQ di atas rata-rata.

Alias anak jenius:")

Baru saja memasuki pekarangan gedung ini Neima sudah merasakan aura yang tidak mengenakan dan benar saja, sekarang ia mendapatkan sumber dari mana itu berasal.

"Eh eh lo ngapain duduk disana?! Minggir gak?!" teriak Neima

Seluruh pasang mata mengalihkan tatapannya ke arah suara melengking yang memekak-an telinga.

Sedangkan berbeda dengan manusia yang menjadi bahan teriakan si cewek. Dia lebih cocok dibilang es kutub utara ketimbang manusia waras.

Kesal dengan tidak adanya respon dari sang cowok membuat Neima berjalan dengan langkah lebarnya ke arah object.

Neima menarik earphone yang menempel pada telinga Adrian.

"Lo budeg?!" ujar Neima dengan nada amarahnya yang siap meluap.

Adrian menaikkan alisnya
"Kalau iya kenapa?"

"AMINNNNN!!!" seisi kelas ramai dengan sorakan anak-anak seisi kelas. Neima tersenyum bangga ke arah teman-temannya dan mengangkat kedua ibu jarinya.

"Udah minggir sana, yang lu dudukin itu kursi gue" ucap Neima masih dengan tawa tertahannya.

"Emang ni punya bapak lo?!"

Adrian sadar dengan perbedaan raut wajah Neima, tapi gengsinya lebih mendunia dari pada mengasihani kpopers sejati ini.

"Ya bukan, tapi kan lo biasanya liat gue duduk disana."

"Uh,pantat gue berat, gimana dong"

"Gue dorong nih kursi"

"Coba aja"

Neima pindah posisi ke belakang kursi yang sedang diduduki Adrian, lalu menariknya kebelakang hingga..

"Eh eh"














BRUUUKK

Adrian mengusap pantatnya yang baru saja mencium lantai. Percayalah rasanya sangat menyakitkan, bagi yang penasaran boleh dicoba dirumah.

"Duh, itu namanya jungkirin bukan dorong, nilai bahasa indonesia lo merah ya?"

"Idih"

Neima berjalan ke arah lemari yang menyimpan seluruh rapor murid dikelasnya. Lalu menarik salah satu dari setumpukan kertas dan membawanya ke hadapan Adrian.

"Nih liat! Punya mata ga lo?!"

"Ada nih" balas Adrian sambil menunjukan letak dimana matanya berada.

"Ih, maksudnya bisa liat ga lo?!"

"Ya bisa lah Nei, kalau gitu apa guna nya diciptain mata?"

Neima memijit pelipisnya, pagi nya yang selalu dipenuhi oleh segala macam bentuk amarah yang tak pernah terpuaskan.

Neima lebih memilih untuk diam ketimbang harus meladeni Adrian yang selalu saja punya seribu satu jawaban.

"Assalamu'alaikum"

Seorang guru baru saja memasuki kelas, Neima dan Adrian buru-buru duduk dikursi mereka masing-masing.

"Njir, ganteng" lirih Neima memerhatikan guru yang baru saja masuk sambil menopang dagu menggunakan tangannya di atas meja.

Adrian yang duduk disebelah Neima pun dengan jelas mendengar apa yang baru saja di ucapkan Neima .

Adrian menyeringai sambil memikirkan sesuatu, semacam ide cemerlang.

"Pagi semua. Ini hari pertama saya disini dengan begitu kalian pasti belum mengenali saya. Perkenalkan saya James, yang akan menjadi guru kalian dibidang fisika ini sebagai pengganti guru fisika kalian yang sudah pensiun."

Neima yang mendengar perkenalan guru yang bernama James itu, seolah terhipnotis dengan rupanya. Sampai ia tak sadar bahwa Adrian memperhatikannya.

"Apa ada pertanyaan?" tanya pak James

Adrian mengangkat tangannya.

"Ya?" tanya pak James saat melihat Adrian mengangkat tangannya.

"Dia bilang bapak ganteng"  ujar Adrian dengan santainya.

Neima yang sadar akan perkataan Adrian menjadi gelagapan, menatap tajam orang yang duduk di sebelahnya ini.

Adrian tidak memperhatikan apa yang ia ucapkan, tak mengerti bagaimana reaksi yang ditimbulkan jantung Neima saat ini.

"K-kapan gue ngomong gitu?! Lo jangan ngaco ya!" ucap Neima gugup sambil menatap tajam Adrian.

Adrian menaikan sebelah alisnya sambil menyunggingkan sebelah kiri bibirnya.

"Ngaco? Gue tadi denger jelas lo ngomong gitu"

"Sudah tidak apa, siapa namamu?"

Neima memutar kepalanya 90 derajat menghadap pak James.

"N-Neima Araxel William"

"Nama yang bagus, kamu juga cantik Neima, terima kasih atas pujiannya"

Neima menyembunyikan pipinya yang ia yakini sudah semerah tomat,  yang ia inginkan sekarang adalah memiliki kekuatan untuk menjadi tak kasat mata. Ia sangat malu!

Adrian tertawa dikursinya. lihat, bahkan saat tertawa pun ia sangat pelit.

Dasar manusia batu!




TBC------

Hello hello welcome back to my channel, ga deng:"v

Kalian bisa panggil aku irma atau ima, terserah kalian mana yang nyaman😻

Ima bawa cerita baru!!! Semoga syuka chinguders. Aku ga mau tau pokoknya kalian harus suka wkwk #AuthorKokMaksa

Kalian juga dapat salam dari manusia kutub utara dan juga Neinei.

Adrianj : vote trus comment, kalian tahu ini apa 🔪?

*kok iyan jadinya psikopat ya?
Adr : kan elo yang nulis mak
*ya maapkeun emak

Neima_mut : bahagia in author baik kita gaes, cari inspirasi buat nulis itu susah. Belum lagi ngumpulin niat:v

*uh neinei makasi banget:") pengertian ama aku nei

UDAH THOR JAN BACOT!

Oh iya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan. Bagi yang gak setidaknya bisa menghargai dan menghormati ya chingu
Kita sama-sama berdoa semoga wabah corona menghilang dari muka bumi, ramadhan sekarang sepi euy. Gaada lagi anak-anak yang gua marahin karna nongkrong pas terawih, ga ada lagi bukber, ga ada lagi yang jualan takjil. Padahal itu masa-masa terindah🌈

Maap buat bacotnya, sekian baba👋

See you on next chapter~~~

Things Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang